Pohon tidak makan dari buahnya sendiri.
Buah adalah hasil dari pohon. Dari mana pohon memperoleh makan? Pohon memperoleh makan dari tanah. Semakin dalam akarnya makin banyak nutrisi yang diserap. Ini berbicara tentang kedekatan hubungan kita dengan Sang Pencipta sebagai Sumber Kehidupan. Mengapa buah kurma manis sekali. Pohon kurma itu ditanam di padang pasir. Bijinya ditaruh di kedalaman 2 meter, kemudian ditutup dengan 4 lapisan. Sebelum pohon kurma itu tumbuh, dia berakar begitu dalam sampai kemudian menembus 4 lapisan tersebut dan menghasilkan buah yang manis di tengah padang pasir. Ada proses tekanan begitu hebat ketika kita menginginkn hasil yang luar biasa. Seperti juga pegas yang memiliki daya dorong kuat ketika ditekan.
Buah adalah hasil dari pohon. Dari mana pohon memperoleh makan? Pohon memperoleh makan dari tanah. Semakin dalam akarnya makin banyak nutrisi yang diserap. Ini berbicara tentang kedekatan hubungan kita dengan Sang Pencipta sebagai Sumber Kehidupan. Mengapa buah kurma manis sekali. Pohon kurma itu ditanam di padang pasir. Bijinya ditaruh di kedalaman 2 meter, kemudian ditutup dengan 4 lapisan. Sebelum pohon kurma itu tumbuh, dia berakar begitu dalam sampai kemudian menembus 4 lapisan tersebut dan menghasilkan buah yang manis di tengah padang pasir. Ada proses tekanan begitu hebat ketika kita menginginkn hasil yang luar biasa. Seperti juga pegas yang memiliki daya dorong kuat ketika ditekan.
Pohon tidak tersinggung ketika buahnya dipetik orang.
Kadang kita protes, kenapa kerja keras kita yang menikmati justru orang lain. Inilah prinsip memberi. Kita ini bukan bekerja untuk hidup, tetapi bekerja untuk memberi buah. Kita bekerja keras supaya kita dapat memberi lebih banyak kepada orang yang membutuhkan. Jadi bukan untuk kenikmatan sendiri. Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, tapi tidak pernah ada kata cukup untuk memberkati orang lain dengan pemberian kita.
Kadang kita protes, kenapa kerja keras kita yang menikmati justru orang lain. Inilah prinsip memberi. Kita ini bukan bekerja untuk hidup, tetapi bekerja untuk memberi buah. Kita bekerja keras supaya kita dapat memberi lebih banyak kepada orang yang membutuhkan. Jadi bukan untuk kenikmatan sendiri. Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu, tapi tidak pernah ada kata cukup untuk memberkati orang lain dengan pemberian kita.
Buah yang dihasilkan pohon itu menghasilkan biji, dan biji itu menghasilkan multiplikasi.
Ini bicara tentang bagaimana hidup kita memberi dampak positif terhadap orang lain. Pemimpin itu bukan masalah posisi/ jabatan, tapi mengenai pengaruh dan inspirasi yang diberikan kepada orang lain.
Selamat belajar menjadi pohon yang bermanfaat.. Dan hidup kita senantiasa bisa menjadi berkat buat semua orang yang tidak hanya dalam materi tetapi juga melalui tindakan......:)
Ini bicara tentang bagaimana hidup kita memberi dampak positif terhadap orang lain. Pemimpin itu bukan masalah posisi/ jabatan, tapi mengenai pengaruh dan inspirasi yang diberikan kepada orang lain.
Selamat belajar menjadi pohon yang bermanfaat.. Dan hidup kita senantiasa bisa menjadi berkat buat semua orang yang tidak hanya dalam materi tetapi juga melalui tindakan......:)
Belajar Menghormati Pohon
Pohon apa pun selalu membawa hal positif untuk Manusia. Mulai dari produk dedaun, ranting, batang, akar, kulit bahkan yang disebut sebagai penyakit pohon (bongkol) pun bermanfaat. Bandingkan dengan Manfaat manusia terhadap pohon! Adakah?
Beberapa Tradisi Nusantara tentang Pohon, saya gambarkan secara sederhana dalam catatan singkat di bawah ini.
Sunda Wiwitan, Suku mentawai, Daya Kalimantan, Suku Wajo, Suku Seko, Orang Rimba/Suku Rimba, Tengger, Using, Badui, Penganut Kejawen, dst.
Tradisi Sunda Wiwitan, menempatkan pohon sebagai ibu atas berbagai tetumbuhan di Hutan, karena itu relasi manusia dan pohon amat dekat dan terikat oleh spiritual ralasi itu. Ketika Masyarakat Sunda Wiwitan akan menebang pohon atau mengambil/memotong reranting untuk kebutuhan membangun rumah, akan di adakan upacara tertentu. Sebelum ritual ini di laksanakan Masyarakat Sunda Wiwitan tidak akan berani melakukannya. Mereka sangat sadar bahwa Pohon sangat bermanfaat untuk manusia. Karena itu pada sisi-sisi spiritual penghormatan pada Alam, Sunda Wiwitan menempatkan Pohon sebagai Ibu kehidupan.
Demikian juga suku-suku yang saya sebutkan diatas.
Demikian juga suku-suku yang saya sebutkan diatas.
Di jaman modern dengan semua isme-isme yang mengikutinya, seperti : Imperealisme, Kapitalisme, Hedonisme, Strukturalisme, sampai pada neo-neo yang mengekorinnya. Hanya mengajak untuk melihat manfaat tanpa perduli akibat atau dampaknya.
Manusia modern tidak menaruh penghormatan pada pepohonan termasuk pada habitat Alam. Semua melihat dari sudut manfaat belaka, dari perspektif keuntungan saja...lihatlah akal-akalan kapitalisme dengan membangun kota-kota superblok dengan pohon-pohon plastik diselingi wewarna lampu-lampu, indah bukan? keindahan yang hanya sebentar.
Lihatlah bangunan-bangunan tinggi dengan pondasi-pondasi mengakar keperut bumi, akar-akar yang tak pernah ramah dengan tanah dan air.
Lihatlah jalan-jalan yang dibangun dengan sistim penumpukan aspal dan beton yang pada akhirnya menjadi tanggul-tanggul air yang sangat panjang yang tanpa disadari menghambat aliran air dari ketinggian menuju kedaerah rendah bahkan menuju laut.
Hitunglah berapa luas tanah yang tertutup oleh semenisasi di kota-kota besar, menengah dan kecil, betapa bangganya pemerintah di kota-kota itu membuat semenisasi halan-halaman kantor, Mall, rumah ibadah, stadion, stasiun, Bandara-bandara bahkan sekolah-sekolah dasar sampai perguruan tinggi pun amat bangga dengan sistem semenisasi halaman.
Lihatlah bangunan-bangunan tinggi dengan pondasi-pondasi mengakar keperut bumi, akar-akar yang tak pernah ramah dengan tanah dan air.
Lihatlah jalan-jalan yang dibangun dengan sistim penumpukan aspal dan beton yang pada akhirnya menjadi tanggul-tanggul air yang sangat panjang yang tanpa disadari menghambat aliran air dari ketinggian menuju kedaerah rendah bahkan menuju laut.
Hitunglah berapa luas tanah yang tertutup oleh semenisasi di kota-kota besar, menengah dan kecil, betapa bangganya pemerintah di kota-kota itu membuat semenisasi halan-halaman kantor, Mall, rumah ibadah, stadion, stasiun, Bandara-bandara bahkan sekolah-sekolah dasar sampai perguruan tinggi pun amat bangga dengan sistem semenisasi halaman.
-----------------------------------------------------------------
Waktu hujan turun sore-sore, atau turun pagi-pagi, atau turun siang-siang pun ketika turun malam-malam, saat itulah manusia modern menjadi gelisah dan was-was.
Gelisah dan was-was oleh sebab di benaknya ada rasa takut pada air yang menggenang di sekeliling kemudian mengalir lalu menyapu apa saja.
Ketika itu, keluhan, jerit pilu, caci maki, pendapat dan analisa jadi berita yang basi tetapi mengasikan.
Gelisah dan was-was oleh sebab di benaknya ada rasa takut pada air yang menggenang di sekeliling kemudian mengalir lalu menyapu apa saja.
Ketika itu, keluhan, jerit pilu, caci maki, pendapat dan analisa jadi berita yang basi tetapi mengasikan.
Waktu teori-teori berputar - putar tentang pohon, tak satupun yang mau belajar pada tradisi. Seolah-olah Bangunan super Blok dan semenisasi di mana-mana jadi ukuran kehidupan.
Waktu seminar-seminar soal Alam dan lingkungan menjadi seru dimana saja, mereka lalai pada budaya nenek moyang yang hidup berdampingan dengan alam.
Ketika hutan-hutan percontohan di bangun oleh banyak perguruan tinggi, mereka tak pernah belajar bagaimana Budaya membangun hutan yang di tinggalkan oleh nenek moyangnya.
Waktu seminar-seminar soal Alam dan lingkungan menjadi seru dimana saja, mereka lalai pada budaya nenek moyang yang hidup berdampingan dengan alam.
Ketika hutan-hutan percontohan di bangun oleh banyak perguruan tinggi, mereka tak pernah belajar bagaimana Budaya membangun hutan yang di tinggalkan oleh nenek moyangnya.
Maka teori, seminar dan hutan buatan, hanya jadi cerita, hanya bahan diskusi dan kebanggaan di meja-meja hasil penebangan jutaan hektar pepohonan.
Banjir tetap ada dimana-mana, menuju kemana saja bahkan melanda siapa saja.
Banjir di ciptakan dimana saja, di utara, selatan, barat dan timur.
Banjir di ciptakan dimana saja, di utara, selatan, barat dan timur.
Air merindukan pepohonan dan berakar mencakar tanah tanah menyerap air bersetubuh didalam sana dan menumbuhkan kehidupan baru.
Air merindukan pepohonan untuk menghisapnya mencumbui bumi melahirkan kehidupan baru.
Air merindukan pepohonan melumat dedaun menjadi humus memberi hidup pada sesiapa
Air mencari pepohonan seperti pepohonan mencintai air lalu memberimu hidup.
RWM.BOONG BETHONY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar