Esai pendek tentang Kampung kami.
Romo Ro Wl Ma.
Romo Ro Wl Ma.
Romo apa yang terjadi? tanyamu
Oh..itu hanya olah batin, jawabku singkat.
Bagaimana romo bilang begitu? Di sana sini begitu gemuruh!
Menyedak rasa dan mengudak-udak hati!
Ya, terus? tanyaku balik.
Soal bumi bergetar dari barat sampai ke timur, soal rumah dengan pagar tinggi berhias paku dan beling di kampung kita, apa romo tidak kawatir?
Apakah itu membuatmu ketar ketir? sobatku!
Yah Romo. Menusuk-nusuk hati dan juga rasaku.
Hm!
Kok...hm? Romo?
Lha mau bagaimana lagi, masak soal gitu harus dibawa ke surga sana? Musti bawa-bawa Keagungan Tuhan?
Maksud Romo?
Soal Gempa bumi atau mengenai longsor dan banjir, itu kan bahasa alam. Tandasku.
Bahasa alam romo?
Yaaa, bahasa alam. Alam yang ingin membuka komunikasi dengan manusia. Ingin bercakap-cakap, mau ngajakin ngobrol.
Oh..itu hanya olah batin, jawabku singkat.
Bagaimana romo bilang begitu? Di sana sini begitu gemuruh!
Menyedak rasa dan mengudak-udak hati!
Ya, terus? tanyaku balik.
Soal bumi bergetar dari barat sampai ke timur, soal rumah dengan pagar tinggi berhias paku dan beling di kampung kita, apa romo tidak kawatir?
Apakah itu membuatmu ketar ketir? sobatku!
Yah Romo. Menusuk-nusuk hati dan juga rasaku.
Hm!
Kok...hm? Romo?
Lha mau bagaimana lagi, masak soal gitu harus dibawa ke surga sana? Musti bawa-bawa Keagungan Tuhan?
Maksud Romo?
Soal Gempa bumi atau mengenai longsor dan banjir, itu kan bahasa alam. Tandasku.
Bahasa alam romo?
Yaaa, bahasa alam. Alam yang ingin membuka komunikasi dengan manusia. Ingin bercakap-cakap, mau ngajakin ngobrol.
Apa maksud Romo?
Begini, Alam ini Ibu manusia. Ibu yang juga menjadi bunda semua makluk yang ada. Bukan hanya manusia, tetapi bunda untuk semua jenis pohon, rerumputan, sungai-sungai, bunda untuk semua khewan, bahkan makluk terkecil sekalipun seperti kuman dan virus yang ada dalam perutmu gendutmu itu! jelasku sambil menunjuk perut buncitnya itu.
Hahahahaha....romo nyinyir nih. Sahutnya sambil mengusap perut.
Qkqkqkqkqkqkqk......:) sambutku ngakak.
Bahasa alam memang harus kita pahami, harus kita pelajari, musti kita mengerti dan sinyal apa yang dimaksudkannya? Dari situ dialog dialog terbuka dengan alam dapat kita lakukan. Sambungku sambil menghisap kretek.
Begini, Alam ini Ibu manusia. Ibu yang juga menjadi bunda semua makluk yang ada. Bukan hanya manusia, tetapi bunda untuk semua jenis pohon, rerumputan, sungai-sungai, bunda untuk semua khewan, bahkan makluk terkecil sekalipun seperti kuman dan virus yang ada dalam perutmu gendutmu itu! jelasku sambil menunjuk perut buncitnya itu.
Hahahahaha....romo nyinyir nih. Sahutnya sambil mengusap perut.
Qkqkqkqkqkqkqk......:) sambutku ngakak.
Bahasa alam memang harus kita pahami, harus kita pelajari, musti kita mengerti dan sinyal apa yang dimaksudkannya? Dari situ dialog dialog terbuka dengan alam dapat kita lakukan. Sambungku sambil menghisap kretek.
Bagaimana caranya Romo?
Tanyakan mengapa ada banjir, tanya mengapa ada longsor, tanya mengapa ada bandang? Apakah banjir itu buatan alam? Apakah longsor itu ciptaan Alam? Apakah Bandang itu kreatifitas alam?
Tidak, sobat. Alam tak pernah memberi sesuatu yang buruk, apa lagi mencelakai manusia. Yang Alam tahu hanya memberi yang terbaik untuk Manusia, sebab itu perintah Tuhan pada alam.
Alam yang tak pernah ingkar janji, Alam yang selalu taat pada Tuhan yang menciptakannya!
Tanyakan mengapa ada banjir, tanya mengapa ada longsor, tanya mengapa ada bandang? Apakah banjir itu buatan alam? Apakah longsor itu ciptaan Alam? Apakah Bandang itu kreatifitas alam?
Tidak, sobat. Alam tak pernah memberi sesuatu yang buruk, apa lagi mencelakai manusia. Yang Alam tahu hanya memberi yang terbaik untuk Manusia, sebab itu perintah Tuhan pada alam.
Alam yang tak pernah ingkar janji, Alam yang selalu taat pada Tuhan yang menciptakannya!
Lalu mengapa ada banjir, longsor dan bandang Romo?
Itu ciptaan manusia. Kita yang membuat semua itu. Coba perhatikan, berapa juta metrikton plastik kita buang ke alam? berapa juta hektar Lembah, Bukit dan gunung yang pohonnya di tebang? berapa juta hektar lahan terbuka sebagai penyerapan air di sulap menjadi beton-beton? Berapa juta sungai yang menyempit bahkan hilang dari catatan sejarah? Nach..semua itu buatan manusia bukan? Belum lagi kemusnahan rantai kehidupan, rantai biologis karena ulah manusia. Untung saja Tuhan ada di tempat yang tak terjangkau. Coba kalau Tuhan ada di Bumi ini, apa nggak dimanfaatin oleh manusia untuk kepentingannya? Qqkqkqkqkqkkqkq....
Itu ciptaan manusia. Kita yang membuat semua itu. Coba perhatikan, berapa juta metrikton plastik kita buang ke alam? berapa juta hektar Lembah, Bukit dan gunung yang pohonnya di tebang? berapa juta hektar lahan terbuka sebagai penyerapan air di sulap menjadi beton-beton? Berapa juta sungai yang menyempit bahkan hilang dari catatan sejarah? Nach..semua itu buatan manusia bukan? Belum lagi kemusnahan rantai kehidupan, rantai biologis karena ulah manusia. Untung saja Tuhan ada di tempat yang tak terjangkau. Coba kalau Tuhan ada di Bumi ini, apa nggak dimanfaatin oleh manusia untuk kepentingannya? Qqkqkqkqkqkkqkq....
Ach Romo pandai bergurau tapi menggelitik. Trus apa komentar Romo soal rumah yang di pagari tembok tinggi berhias paku dan beling tajam itu?
Hm....aku menatapnya tajam!
Sobatku, hidup ini tidak mudah, apalagi gampangan. Hidup ini butuh dialog, bukan hanya terhadap alam tetapi juga terutama kepada sesama manusia. Mereka yang tidak mau berdialog, adalah mereka yang gemar memagari rumahnya dengan tembok dan berhias paku serta beling tajam.
Hm....aku menatapnya tajam!
Sobatku, hidup ini tidak mudah, apalagi gampangan. Hidup ini butuh dialog, bukan hanya terhadap alam tetapi juga terutama kepada sesama manusia. Mereka yang tidak mau berdialog, adalah mereka yang gemar memagari rumahnya dengan tembok dan berhias paku serta beling tajam.
Menurut Romo, mengapa begitu?
Banyak faktor sobatku. Salah satunya adalah, pemahaman bahwa ia merasa dapat hidup sendiri atau menganggap bahwa apa yang dilakukannya sudah benar. Dan kebenaran itu hanya milik dia sendiri. Karena itu, ia segera membangun pagar tembok yang tinggi dan memasang paku serta beling tajam disana.
Oh begitu ya Romo?
Banyak faktor sobatku. Salah satunya adalah, pemahaman bahwa ia merasa dapat hidup sendiri atau menganggap bahwa apa yang dilakukannya sudah benar. Dan kebenaran itu hanya milik dia sendiri. Karena itu, ia segera membangun pagar tembok yang tinggi dan memasang paku serta beling tajam disana.
Oh begitu ya Romo?
Yah, saya membacanya demikian sobatku. Tingkah dan pola seperti itu, Biasanya beranggapan bahwa orang lain tak sebanding dengannya. Yang lebih parah lagi, anggapan bahwa siapapun diluar tembok berhias paku dan beling itu tak adalah musuhnya. Jadi jangan heran bila kemudian, mereka saja yang boleh menikmati hidup ini. Yang lain karena belas kasihan saja dari mereka.
Tapi apakah ada orang seperti itu di kampung kita romo?
Sobatku...kelilingilah kampung kita, dan lihatlah apakah ada yang seperti itu?
Tapi apakah ada orang seperti itu di kampung kita romo?
Sobatku...kelilingilah kampung kita, dan lihatlah apakah ada yang seperti itu?
Sobatku yang gendut itu kemudian berkeliling kampung, sesekali sarung yang melilit dipinggang dipereratnya supaya tidak melorot.
Kopiah hadiah lebaran dariku tahun kemaren dipasangnya agak miring kekiri, persis seperti kopiah para pahlawan di kampung kami.
Kopiah hadiah lebaran dariku tahun kemaren dipasangnya agak miring kekiri, persis seperti kopiah para pahlawan di kampung kami.
(Kampong kecil di tepian Mahakam, Medio desember 2016)
RWM.BOONG BETHONY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar