Dialegtis dan dinamika Haikuku.
By, Romo RWM
Selamat pagi sobat, Handaitaulan dan kerabatku di Rumah Haikuku Indonesia. Hari ini saya ingin membahas pertanyaan yang diajukan oleh rekan kita Jonny Jonjourrudolf Solisa, di lapak saya sebelumnya. Lapak yang saya maksud yaitu artikel mini tentang 'Haiku itu Puisi Cerdas nan Menawan', di posting tgl 11 November lalu.
Semoga artikel kecil ini bermanfaat, salam dan doa rahayu.
Sobatku, Kerabat dan Handaitaulanku, Dalam dialog itu Mas JJ Solisa menanggapi seperti yang saya Copy paste dibawah :
.......mantap saya kira bukan saja sumur tua dan makam tua saja terkadang umur manusia juga bisa jadi kigo ya bang Yesmil Anwar..
Pertanyaan ini lahir setelah akang Haji Yesmil Anwar menanggapi postingan saya di lapak tersebut. Jadi saya mencoba untuk membahas pertanyaan Rekan kita Jonny J Solisa sebagai berikut :
Boleh seperti itu bung Jonny J Solisa...tetapi mesti yang berlaku secara umum. Artinya sesuatu yang hendak kita jadikan Kigo (baik kerangka Musim pun waktu) merupakan pertanda Umum dan bukan hanya si penulis saja yang tahu.
Beberapa waktu lalu, ada seorang member yang bertahan dan merasa bahwa 'sesuatu' yang dia angkat sebagai 'kigo' itu adalah sah. Padahal, yang namanya Kigo adalah pertanda waktu dan musim yang berlaku secara umum dan dapat di mengerti juga secara umum. Bukan karangan, atau kigo-kigoan yang hanya di dimengerti oleh si penulis saja.
Kesusastraan merupakan sebuah karya yang lahir dari seseorang untuk merefleksikan sesuatu yang dia (sipenulis) alami atau gumuli atau renungkan. Tetapi membuat HAIKU sungguh sangat berbeda dan tidak sama dengan Puisi - puisi yang selama ini di kenal di tanah air.
Jika menulis puisi non Haiku, kita bebas mengeksplore perasaan, pemikiran atau pun pengalaman tanpa ikatan tertentu, maka tidak demikian dengan Haiku. Penulisnya musti memiliki 'KETAATAN PADA ATURAN MENULIS HAIKU'. Karena itu Haiku memiliki kesulitan tersendiri untuk lahir dari sanubari, keluar dari rasa, mengendap pada bahasa tulis, sebagai bahasa batin atau jiwa dalam bentuk tulisan. Atau dengan kata lain Haiku merupakan bahasa yang diolah lewat pemikiran (menemukan, mencari pertanda waktu dan musim) lalu menuliskannya (Haiku) lewat rasa, dari kedalaman batin - jiwa (dulu cara seperti ini selalu erat hubungannya dengan Zen) sesuai latar belakang si Penulis Haiku (bisa seorang enjinering, seorang hakim, tehnokrat, budayawan, Guru - dosen - instruktur, birokrat, pedagang, bankir, bahkan seorang rohaniawan sampai pada seorang pencopet, koruptor, dst).
Oleh sebab itu, maka Haiku ialah Puisi Cerdas dari penulis penulis Cerdas, seperti Handaitaulan dan Kerabat semuanya.
Mari simak Karya Akang Haji Yesmil Anwar ini.
Di makam tua
Lumut menyimpan kisah
Sunyi terkunci
Yang mana Kigo menurut sahabat dan Handaitaulan? Mari ber-dialek ria sobat.
Tepian Mahakam Medio November 2015.
RWM.BOONG BETHONY