Cerpen tentang tubuh.
Romo Ro Wl Ma
Seorang ibu mengeluh karena kuku-kukunya cepat memanjang dan ia butuh waktu untuk memotong kuku-kuku itu agar ia tetap bisa bekerja dengan baik.
Oh alangkah bahagianya, jika kukuku tetap seperti ini. Bisiknya dalam hati.
Demikian pula seorang perempuan muda yang merasa rendah diri karena kulit wajah selalu mengering dan butuh lapisan Cream pelembab tiap pagi dan sore dan karena itu ia merasa repot.
Alangkah bahagianya, jika kulit wajahku tetap lembab seperti milik orang lain, dan aku tak perlu memoles wajahku. Bisiknya pada cermin pagi ini.
Seorang lelaki baya menyibak-nyibak rambut kepala sambil bercermin dan merasa heran, karena garis-garis putih kian hari semakin banyak bertumbuh disana. Ia merasa kurang percaya diri.
Oh alangkah bahagianya, jika kukuku tetap seperti ini. Bisiknya dalam hati.
Demikian pula seorang perempuan muda yang merasa rendah diri karena kulit wajah selalu mengering dan butuh lapisan Cream pelembab tiap pagi dan sore dan karena itu ia merasa repot.
Alangkah bahagianya, jika kulit wajahku tetap lembab seperti milik orang lain, dan aku tak perlu memoles wajahku. Bisiknya pada cermin pagi ini.
Seorang lelaki baya menyibak-nyibak rambut kepala sambil bercermin dan merasa heran, karena garis-garis putih kian hari semakin banyak bertumbuh disana. Ia merasa kurang percaya diri.
Sahabat dan kerabatku, banyak orang mengeluh pada perubahan yang disekitar tubuhnya sendiri. Banyak cara di lakukan untuk mencegah perubahan - perubahan itu. Mulai dari operasi plastik, Implan, menarik kerutan, memakai alis palsu, gigi palsu, sampai pada rupa-rupa susuk, demi penampilan yang ideal dan mencegah perubahan itu.
Berbagai penelitian dan percobaan dilakukan para profesional untuk menjawab keluhan-keluhan itu.
Berbagai penelitian dan percobaan dilakukan para profesional untuk menjawab keluhan-keluhan itu.
Apa yang terjadi dengan tubuh? Apakah itu milik kita, tubuh kita?
Tubuh ini, sesungguhnya bukan milik kita, bukan dan tidak akan pernah menjadi milik kita!
seseorang tak pernah dengan sungguh - sungguh memiliki tubuhnya sendiri, ia hanya memakai tubuh itu. Meminjam tubuh itu.
Tubuh ini, sesungguhnya bukan milik kita, bukan dan tidak akan pernah menjadi milik kita!
seseorang tak pernah dengan sungguh - sungguh memiliki tubuhnya sendiri, ia hanya memakai tubuh itu. Meminjam tubuh itu.
JIka tubuhmu itu milikmu, katakan pada kuku - kukumu untuk tidak bertumbuh dan memanjang! Perintahkan pada rambutmu untuk tetap menghitam, meski usiamu sudah usur. Surulah, gigimu untuk bertumbuh kembali jika tanggal. Atau katakan pada kulit wajahmu untuk tetap kencang dan jangan berkeriput.
Katakan pula pada tubuhmu bahwa agar jangan menua dan tetaplah pada tubuh 30-an.
Katakan pula pada tubuhmu bahwa agar jangan menua dan tetaplah pada tubuh 30-an.
Tubuh itu tak meresponmu bukan? ia tak perduli padamu bukan? Ia tak mendengarmu sobat! Bahkan tak perduli padamu!
Bukankah itu milikmu? Dan karena tubuh ini milik sendiri, dapat diatur, di setel, sesuai keinginan.
Tapi tak seorangpun sanggup, menguasai tubuhnya sendiri, mengatur tubuhnya sendiri, Tidak, tidak ada yang sanggup menguasainya.
Lha tubuh sendiri saja tidak sanggup dikuasai, tidak bisa di atur, tak mampu mengendalikan, begitu kok sombong, pongah, tinggi hati dan ingin berkuasa atas orang lain. Memandang rendah orang lain, menghina sesama.
Hitung dulu berapa helai rambut yang rontok tiap hari atau rambutmu yang tumbuh dalam 1 x 24 jam! Apakah kau tahu kapan rambut itu rontok dan bertumbuh? Kapan? jam berapa, detik keberapa? Kau tak sanggup menjawabnya bukan? bahkan saat rontokpun kau tak tahu! Saat tumbuh, juga tak kau sadari bukan?
Bukankah rambut itu ada di kepalamu? Bukankah itu, milikmu? Lalu mengapa tak pernah kau tahu ketika ia rontok dan bertumbuh?
Bukankah itu milikmu? Dan karena tubuh ini milik sendiri, dapat diatur, di setel, sesuai keinginan.
Tapi tak seorangpun sanggup, menguasai tubuhnya sendiri, mengatur tubuhnya sendiri, Tidak, tidak ada yang sanggup menguasainya.
Lha tubuh sendiri saja tidak sanggup dikuasai, tidak bisa di atur, tak mampu mengendalikan, begitu kok sombong, pongah, tinggi hati dan ingin berkuasa atas orang lain. Memandang rendah orang lain, menghina sesama.
Hitung dulu berapa helai rambut yang rontok tiap hari atau rambutmu yang tumbuh dalam 1 x 24 jam! Apakah kau tahu kapan rambut itu rontok dan bertumbuh? Kapan? jam berapa, detik keberapa? Kau tak sanggup menjawabnya bukan? bahkan saat rontokpun kau tak tahu! Saat tumbuh, juga tak kau sadari bukan?
Bukankah rambut itu ada di kepalamu? Bukankah itu, milikmu? Lalu mengapa tak pernah kau tahu ketika ia rontok dan bertumbuh?
oh manusia, kau selalu menganggap tuhan atas diri sendiri, bahkan menempatkan diri sebagai tuhan atas orang-orang lain. Seoalah - olah engkau itu tuhan, penentu hidup orang lain. Lha wong hidupmu sendiri tak pernah kau kuasai, kok beranggapan seperti itu.
Tubuhmu itu bukan benda sobat, bukan TV yang tiap saat dapat kau perlakukan menurut keinginan. Tubuh ini bukan motor, yang bisa kau bongkar pasang, bukan! Bukan sobat.
Tubuh ini milik Tuhan. Milik Sang pencipta! Milik Sang Maha Penguasa.
Makanya, ia, tubuhmu itu, hanya menuruti perintah Sang penciptanya! Diatur dan di setel oleh pemiliknya. kau hanya meminjam tubuh ini, hanya memakai tubuhmu itu.
Karena itu, mengertilah sobat. Pahamilah sobat! Tahu dirilah sobat! Sadarlah sobat!
Sebab tanpa pemahaman demikian, tanpa kesadaran seperti itu, tidak mengerti hal ini, tanpa pengetahuan diri itu, sesungguhnya kau tak pernah mengenal Tuhanmu. Tak mengerti Tuhanmu, tak memahami Tuhanmu, tak menyadari Tuhanmu.
Siapapun kau!
Makanya, ia, tubuhmu itu, hanya menuruti perintah Sang penciptanya! Diatur dan di setel oleh pemiliknya. kau hanya meminjam tubuh ini, hanya memakai tubuhmu itu.
Karena itu, mengertilah sobat. Pahamilah sobat! Tahu dirilah sobat! Sadarlah sobat!
Sebab tanpa pemahaman demikian, tanpa kesadaran seperti itu, tidak mengerti hal ini, tanpa pengetahuan diri itu, sesungguhnya kau tak pernah mengenal Tuhanmu. Tak mengerti Tuhanmu, tak memahami Tuhanmu, tak menyadari Tuhanmu.
Siapapun kau!
Jadi bukan soal kecantikan, bukan soal kegagahan, bukan pula mengenai harta, bukan kuasa, bukan soal hidup dan mati. Melainkan cinta kasih. Yah, cinta kasih atas tubuh, penghargaan atas tubuh, keadaban pada tubuh. Sebab siapa yang mencintai tubuhnya, akan mencintai Sang Pemilik Tubuh ini. Siapa menghargai tubuhnya, akan menghargai Sang Penguasa tubuh ini. Siapa menghormati tubuhnya, berarti menghormati Sang Pencipta tubuh ini.
Mencintai Sang Pemilik, menghargai Sang Penguasa, menghormati Sang Pencipta berarti memanusiakan sesamanya.
Yaitu, Sesama yang senasib dengannya, sesama yang sama tidak berkuasa atas tubuh sendiri.
Mencintai Sang Pemilik, menghargai Sang Penguasa, menghormati Sang Pencipta berarti memanusiakan sesamanya.
Yaitu, Sesama yang senasib dengannya, sesama yang sama tidak berkuasa atas tubuh sendiri.
Berarti nasib semua manusia sama ya Romo? Tanya seorang lelaki setengah baya.
Ya sobatku. Tak ada yang istimewa di Mata Tuhan, kecuali mereka yang mengerti bagaimana memberlakukan tubuh yang bukan miliknya itu.
Bagaimana caranya Romo?
Cintai Tuhanmu, dan kasihi sesamamu. Itu saja.
Rahayu Romo.
Rahayu..rahayu..rahayu.
Ya sobatku. Tak ada yang istimewa di Mata Tuhan, kecuali mereka yang mengerti bagaimana memberlakukan tubuh yang bukan miliknya itu.
Bagaimana caranya Romo?
Cintai Tuhanmu, dan kasihi sesamamu. Itu saja.
Rahayu Romo.
Rahayu..rahayu..rahayu.
RWM.BOONG BETHONY