Sajak tentang Raksasa.
Romo Ro Wl Ma
Romo Ro Wl Ma
Duduklah di kursi itu! sapa seekor Tupai pada kupu-kupu yang sedang kebingungan mencari bunga-bungaan yang menghilang dari taman.
Apa yang terjadi? sahut kupu-kupu sambil membentangkan sayap lalu hinggap di kursi tua di bawah pohon cemara yang mulai lapuk dimakan usia.
Entalah! sambung Tupai sambil mengibas-ngibas ekor. Lalu menatap sekeliling taman.
Hm, rumah kita kian hari kian sepi ya! Kupu-kupu menghela nafas sambil perhatikan sahabatnya yang tetap bertahan di taman itu.
Ya, hanya kita berdua sekarang! Tandas Tupai, binar matanya meredup.
Pohon-pohon, kembang dan rerumput juga ikutan menghilang. Sambung Tupai seolah bicara pada diri sendiri.
Kupu-kupu mengepak sayap, lalu melompat kesisi Tupai.
Yah sobatku! Mungkin sudah saatnya kita juga pergi. Sahut Kupu-kupu.
Pergi kemana? Potong Tupai.
Ketaman sebelah utara kota. Disana sangat nyaman dan banyak pohon, rumput juga bunga. Terang Kupu-kupu.
Dari mana kau tahu itu? Tanya Tupai.
Kemaren aku sempat terbang diantara tembok-tembok tinggi itu dan melihat dari jauh. Aku sebenarnya ingin masuk ketaman itu, tetapi angin terlalu kencang. Makanya aku kembali menemuimu. Terang Kupu-kupu sambil menutup sayap.
Apa kau yakin? Tanya Tupai sambil menatap Kupu-kupu.
Yah. Daun pepohonan di taman itu berwarna-warni, buahnya juga begitu. Bunya-bunganya semua berkembang. Sungguh indah. Dan aku yakin banyak makanan untuk kita tersedia di taman itu. Kupu-kupu meyakinkah Tupai.
Tapi bagaimana kita akan kesana? Kamu bisa terbang. Tapi aku? pepohonan tempat aku melompat-lompat sudah tidak ada lagi. Hanya kabel-kabel membentang dan tembok tinggi itu yang ada.
Kau tahu kan? Tiap kali aku mencoba merayapi kabel-kabel itu, selalu ada saja yang menembaki. Ini luka minggu lalu diekorku belum juga sembuh. Bagaimana aku akan menuju kesana? Keluh Tupai.
Dan kau? bukankah sayap-sayapmu hampir patah melawan angin dicela tembok-tembok tinggi itu! Apakah resiko sebesar itu akan kita hadapi? sambung Tupai sambil bertanya.
Lalu apa yang akan kita lakukan? Taman yang selama ini jadi rumah kita, tak lagi ramah. Pohon-pohon mengering, bunga-bunga mati, rumput keriput. Tak ada lagi kehidupan di sini. Sahut Kupu-kupu sambil terbang keatas ranting kering.
Tak ada lagi buah dan daun untukmu! Sambung Kupu-kupu.
Kamu juga kehilangan madu! Tandas Tupai yang ikutan melompat keranting disamping sahabatnya itu.
Ranting bergoyang turun naik.
Lihat rumput-rumput itu dan pohon ini, tak lagi ramah untuk kita. Kita harus pergi ketaman di utara kota itu! Ajak Kupu-kupu.
Resikonya terlalu besar! sahut Tupai.
Aku akan menggiringmu menuju kesana! Dan kalau ada bahaya akan kuberitahu. Kan aku dapat memantau dari udara. jelas Kupu-kupu.
Baiklah. tapi kita mesti makan kenyang. Supaya tidak kelaparan di perjalanan. Aku bisa makan rumput kering itu dan kau bisa menghisap airliurku, sesudah aku makan. Mudahan itu bisa mengenyangkan kita. Sahut Tupai, sambil melompat turun dan mulai memilih rumput kering yang masih bisa di makannya.
Kupu-kupu hanya menatap sahabatnya yang mulai memakan rumput. Ia tahu itu bukan makanan sahabatnya.
Kupu-kupu membentangkan sayap membayangi Tupai yang bulu-bulunya mulai rontok.
Apa yang terjadi? sahut kupu-kupu sambil membentangkan sayap lalu hinggap di kursi tua di bawah pohon cemara yang mulai lapuk dimakan usia.
Entalah! sambung Tupai sambil mengibas-ngibas ekor. Lalu menatap sekeliling taman.
Hm, rumah kita kian hari kian sepi ya! Kupu-kupu menghela nafas sambil perhatikan sahabatnya yang tetap bertahan di taman itu.
Ya, hanya kita berdua sekarang! Tandas Tupai, binar matanya meredup.
Pohon-pohon, kembang dan rerumput juga ikutan menghilang. Sambung Tupai seolah bicara pada diri sendiri.
Kupu-kupu mengepak sayap, lalu melompat kesisi Tupai.
Yah sobatku! Mungkin sudah saatnya kita juga pergi. Sahut Kupu-kupu.
Pergi kemana? Potong Tupai.
Ketaman sebelah utara kota. Disana sangat nyaman dan banyak pohon, rumput juga bunga. Terang Kupu-kupu.
Dari mana kau tahu itu? Tanya Tupai.
Kemaren aku sempat terbang diantara tembok-tembok tinggi itu dan melihat dari jauh. Aku sebenarnya ingin masuk ketaman itu, tetapi angin terlalu kencang. Makanya aku kembali menemuimu. Terang Kupu-kupu sambil menutup sayap.
Apa kau yakin? Tanya Tupai sambil menatap Kupu-kupu.
Yah. Daun pepohonan di taman itu berwarna-warni, buahnya juga begitu. Bunya-bunganya semua berkembang. Sungguh indah. Dan aku yakin banyak makanan untuk kita tersedia di taman itu. Kupu-kupu meyakinkah Tupai.
Tapi bagaimana kita akan kesana? Kamu bisa terbang. Tapi aku? pepohonan tempat aku melompat-lompat sudah tidak ada lagi. Hanya kabel-kabel membentang dan tembok tinggi itu yang ada.
Kau tahu kan? Tiap kali aku mencoba merayapi kabel-kabel itu, selalu ada saja yang menembaki. Ini luka minggu lalu diekorku belum juga sembuh. Bagaimana aku akan menuju kesana? Keluh Tupai.
Dan kau? bukankah sayap-sayapmu hampir patah melawan angin dicela tembok-tembok tinggi itu! Apakah resiko sebesar itu akan kita hadapi? sambung Tupai sambil bertanya.
Lalu apa yang akan kita lakukan? Taman yang selama ini jadi rumah kita, tak lagi ramah. Pohon-pohon mengering, bunga-bunga mati, rumput keriput. Tak ada lagi kehidupan di sini. Sahut Kupu-kupu sambil terbang keatas ranting kering.
Tak ada lagi buah dan daun untukmu! Sambung Kupu-kupu.
Kamu juga kehilangan madu! Tandas Tupai yang ikutan melompat keranting disamping sahabatnya itu.
Ranting bergoyang turun naik.
Lihat rumput-rumput itu dan pohon ini, tak lagi ramah untuk kita. Kita harus pergi ketaman di utara kota itu! Ajak Kupu-kupu.
Resikonya terlalu besar! sahut Tupai.
Aku akan menggiringmu menuju kesana! Dan kalau ada bahaya akan kuberitahu. Kan aku dapat memantau dari udara. jelas Kupu-kupu.
Baiklah. tapi kita mesti makan kenyang. Supaya tidak kelaparan di perjalanan. Aku bisa makan rumput kering itu dan kau bisa menghisap airliurku, sesudah aku makan. Mudahan itu bisa mengenyangkan kita. Sahut Tupai, sambil melompat turun dan mulai memilih rumput kering yang masih bisa di makannya.
Kupu-kupu hanya menatap sahabatnya yang mulai memakan rumput. Ia tahu itu bukan makanan sahabatnya.
Kupu-kupu membentangkan sayap membayangi Tupai yang bulu-bulunya mulai rontok.
Dua minggu lalu, para raksasa mendatangi taman itu, memagar dan menyemprot sesuatu ketengah taman itu.
Semut-semut mengering.
Ulat dan cacing menggeliat mati
Kumbang-kumbang terkapar
Tupai berjatuhan
Kupu-kupu bergelimpangan
Burung-burung berguguran
Pepohonan kerontang
Bunga-bunga meranggas
Rumput-rumput lunglai
Kunang-kunang kehilangan cahaya
Rayap-rayap kehilangan gigi
Pungguk terpanggang disarang
Semua direnggut para raksasa.
Semut-semut mengering.
Ulat dan cacing menggeliat mati
Kumbang-kumbang terkapar
Tupai berjatuhan
Kupu-kupu bergelimpangan
Burung-burung berguguran
Pepohonan kerontang
Bunga-bunga meranggas
Rumput-rumput lunglai
Kunang-kunang kehilangan cahaya
Rayap-rayap kehilangan gigi
Pungguk terpanggang disarang
Semua direnggut para raksasa.
Aku sudah kenyang! teriak Tupai dari ujung taman.
Hayo sobat, kau hisaplah airliurku ini. Sesudah itu kita pergi ke taman kota di utara itu.
Tupai membuka mulut dan membiarkan Kupu-kupu menghisap liurnya.
Hayo sobat, kau hisaplah airliurku ini. Sesudah itu kita pergi ke taman kota di utara itu.
Tupai membuka mulut dan membiarkan Kupu-kupu menghisap liurnya.
Terbanglah mendahuluiku, jadilah panduku. Teriak Tupai sambil memanjat tiang listrik.
Baiklah sahabat! Kupu-kupu membentang sayang dan malayang diatas kabel-kabel.
Baiklah sahabat! Kupu-kupu membentang sayang dan malayang diatas kabel-kabel.
Sore menjelang petang, Tupai dan Kupu-kupu memasuki Taman di Utara kota.
Riang gembira, tak lagi perduli lelah dan sakit.
Berjam-jam berjuang menghindari para raksasa dengan bedil dan Malo.
Riang gembira, tak lagi perduli lelah dan sakit.
Berjam-jam berjuang menghindari para raksasa dengan bedil dan Malo.
Akhirnya kita sampai sobat! kata Tupai sambil menjilati luka-luka di sekujur tubuhnya.
Yah sobat, pada akhirnya. Sahut Kupu-kupu sambil memeriksa sayap yang mulai sobek dan berlubang.
Kau baik-baik saja? Tanya Tupai.
Sayapku mulai robek dikiri-kanan. Terang Kupu-kupu.
Hayo kita cari makan dulu, nanti kalau sudah kenyang baru kita obati luka masing-masing. Ajak Kupu-kupu lalu melayang menemui kembang bunga yang penuh sari madu.
Tupai melompat tinggi menggapai buah idaman yang selama ini tak didapatnya.
Yah sobat, pada akhirnya. Sahut Kupu-kupu sambil memeriksa sayap yang mulai sobek dan berlubang.
Kau baik-baik saja? Tanya Tupai.
Sayapku mulai robek dikiri-kanan. Terang Kupu-kupu.
Hayo kita cari makan dulu, nanti kalau sudah kenyang baru kita obati luka masing-masing. Ajak Kupu-kupu lalu melayang menemui kembang bunga yang penuh sari madu.
Tupai melompat tinggi menggapai buah idaman yang selama ini tak didapatnya.
Tapi sayang, taman itu adalah replika.
Rumput plastik
Bunga plastik
Pohon plastik
Tumbuhan Plastik.
Rumput plastik
Bunga plastik
Pohon plastik
Tumbuhan Plastik.
Tupai dan Kupu-kupu bersahabat itu yang terakhir dari kaumnya.
Sesudah itu, hanya plastik.
Sesudah itu, hanya plastik.
(Tepian mahakam, awal February'17)
Romo Ro Wi Ma.
Romo Ro Wi Ma.
RWM.BOONG BETHONY - Another Human Being Like You.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar