29/03/21

Menyoal Pendidikan Kontekstual

Renungan Pendidikan.

"Kontekstualisasi Pendidikan Formal di Daerah Mungkinkah?"
Baik Pemerintah Pusat dan daerah memiliki persepsi yang sama mengenai Pendidikan formal pun Non Formal, yaitu : Sistem Pengajaran sebagai keilmuan belaka dan Pelatihan-pelatihan yang berujung pada Industrialisasi. Yang saya maksudkan adalah bahwa : 1. Pendidikan sebagai sistem pengajaran hanya memuarakan peserta didik pada duania industri dan legalitas pemberi Ijazah.
2. Pelatihan-pelatihan sebagai pendidikan nor formal menjadi seragam dari pusat ke daerah-daerah tanpa usaha dan upaya kontekstualisasi.
Dua persoalan besar diatas melahirkan 'persepsi' bahwa :
Yang disebut sebagai pekerjaan adalah 'hanya' dunia Industri. Seperti Perbankan, Pabrik, pertambangan, Pengembang perumahan, dan yang sejenis itu. Akibatnya, peserta didik setelah tamat, rame-rame merantau demi jenis pekerjaa seperti tersebut di atas.
Ini persoalan besar, karena pada saat yang bersamaan dunia industri tidak memberi peluang atau lowongan kerja yang cukup. Pengangguran pun menggelisahkan banyak orang termasuk Pemerintah. Dan, sistem pendidikan yang banyak mencetak kaum penganggur itu tetap berjalan terus, bahkan kapasitas untuk itu makin besar.
Ada ruang kosong yang mesti jadi perhatian Pemerintah dan juga praktisi pendidikan, yaitu kontekstualisasi.
Indonesia tidak hanya luas dalam bentuk wilayah namun tiap wilayah memiliki sumber daya yang beda, termasuk tradisi Masyarakat lokal. Namun yang terjadi dalam sistem pendidikan sekarang ini, adalah keseragaman sistem, mata pelajaran, termasuk muatan lokal yang dimana-mana melulu pada pembelajaran bahasa daerah. Keseragaman pendidikan seperti ini melalaikan kebutuhan daerah, bahkan menista kebutuhan pengembangan daerah-daerah yang khas itu.
Misalnya, daerah-daerah penghasil Padi. Apakah disekolah-sekolah di daerah itu ada pendidikan atau pelatihan menjadi petani padi yang berkwalitas?
Atau daerah penghasil Kakao, adakah sekolah kusus atau pelatihan tentang itu disana? Lagi misalnya di daerah penghasil ikan baik darat pun laut, dst.
Ach ini hanya renungan pendek kok.
Romo
RWM, pemerhati dan praktisi kebudayaan.
Salam dan doa Rahayu.

RWM.BOONG BETHONY

Tidak ada komentar: