CATATAN YANG TERTINGGAL.
Hampir tiga bulan aku terpaksa tidak bisa berkunjung dan mengunjungi kawan-kawan di KAMPONG YAHOO 360. Bukan lantaran Enggan bersosialisasi, atau waktu yang terlalu padat tetapi karena kondisi sekitar kami yang membuatnya harus seperti itu.
Ketika catatan kecil ini aku tulis, Hujan di luar amat deras. Pertemuan tetes-tetes air hujan dan Atap Seng bercampur atap kayu serta beberapa bagian berupa Rumbia, membuat penghuni rumah berteriak-teriak satu sama lain hanya untuk mengucapkan sesuatu agar terdengar. Anak-anak tidak mau tidur dikamar masing-masing, semua berkumpul dalam bilikku yang sekaligus jadi ruang kerja Mas Roberth dan aku.
"Suasana seperti di pengungsian saja" komentar suamiku melihat anak-anak berbaring berjejer dibawah selimut tebal yang sama. Mas Roberth, Angel, Nanda dan Billy tidur dilantai. Aku tersenyum bahagia sekaligus geli melihat peristiwa langka ini. Sungguh tak terbayangkan bahwa kami akan mengalami situasi seperti itu.
Anak-anak sudah terbiasa tidur di kamar masing-masing semenjak Bayi. Dan ini pertama kali kami tidur bersama-sama. Dan itu amat indah dimataku. Membuatku sangat bahagia.
Teringat percakapan dengan Mas Roberth ketika kami sedang duduk-duduk di batu besar pinggir sungai sambil menunggui anak-anak yang sedang berenang, sore itu.
"Kalau kita di kota say, suasana seperti ini tidak akan pernah kita alami. Bayangkan kita duduk disini dan anak-anak berenang di kejernihan sungai. Sungguh indah dan mempesona"
"Mungkin ini yang disebut kebahagian ya mas?" sahutku sambil menikmati jagung rebus yang kami bawa dari rumah. Mas Roberth perpaling kearahku sambil melempar senyumnya yang selalu membuatku tergetar. Meraih bahuku, lalu menatap tajam.
"Kalau Kau bahagia aku bahagia. Lihat anak-anak kita say, apakah keceriahan mereka sore ini bukan menyiratkan betapa kita keluarga yang beruntung?!" Mas mengecup keningku, lalu memeluk erat.
"Say, kebahagian tidak diukur dari Harta yang melimpah, atau jabatan yang kita duduki, tapi terletak disini!" Mas Roberth menunjuk Dada.
"Disini dan disini" Sambungnya sambil memegang dadaku. "Kebahagian tidak bisa kita ciptakan, apalagi diupayakan. Ia hanya bisa kita alami dari rasa syukur atas semua yang kita alami"
"Maksud mas?"
"Yaaa. Banyak orang terjebak untuk mengejar kebahagian. Tetapi seringkali yang dikejar justru makin menjauh. Padahal, kebahagian itu abstrak, hanya dirasakan, dialami" Mas berhenti sejenak dan meraih kopi hangat yang barusan aku tuang dari termos.
"Apa yang kita lalui dan akan alami selama berada di Seko adalah bagian dari Bahagia yang akan kita rasakan. Bentuknya tentu tergantung pada bagaimana kita merasakan, mengolah dan menjalani hidup ini"
"Koq penjelasan mas makin ribet ya? Yang sederhana dong" sambarku sambil menggoda. Mas Roberth kalau menjelaskan sesuatu, bawaannya serius banget. Tapi itu salah satu yang membuatku terpesona padanya (He..he...dudul ya??)
"He..he..he...kamu mau menggoda lagi ya? Maaf godaanmu itu aku udah hapal banget" sahut mas ganti menggota.
Dan Perasaan itu malam ini aku rasakan lagi. Yup..aku mengerti skarang. Ternyata kebahagian memang tidak bisa diciptakan kecuali dirasakan. Dinikmati.
Ach...ternyata lingkungan telah merubah tatanan rasa dan tatanan prioritas hidup.
Dan malam ini hujan masih terus memekakan telinga kami.
Diam-diam aku juga menyusup kedalam selimut tebal disamping suamiku.
ENO-SEKO, 11 November 2008.
Saarty M.
RWM.BOONG BETHONY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar