DIALEKTIKA (Cerpen)
Hari minggu sore ( 6 Juli 2008) mas Roberth, aku dan ketiga anak-anak kami diundang kepala Desa Eno! Menariknya undangan ini adalah, menikmati jagung rebus dan jagung bakar langsung di kebun Pak Kades! Tidak tanggung-tanggung, sebelangan besar Jagung Rebus sudah tersedia di pondoknya ketika kami tiba sore pkl. 15.30 waktu Seko. Melihat itu, yang paling gembira dan senang tentu saja anak-anak, terutama Putri kami satu-satunya! Yang selama ini mengalami kesulitan bersosialisasi dengan lingkungan kami yang baru! Dan yang paling banyak menikmati jagung rebus dan jagung bakar, Mas Roberth. Sampai-sampai enggan beringsut ketika Pak Kades mengajak melihat kolam ikan dekat sungai kecil diujung Ladang. Padahal, Pak Kades mengajak mengambil Ikan Mas untuk kami bawa pulang!
Sore itu, Ladang Pak Kades menjadi ajang Pesta Kebun, benar-benar pesta di kebun! Bukan hanya kami yang nikmati suasana itu, tetapi beberapa kerabat Pak Kades juga turut meramaikan suasana pesta itu.
"Pesta seperti itu jarang terjadi!" Komentar Mas Roberth sore tadi!
"Sebuah pesta dalam kegembiraan yang tulus! Say! Perhatikan wajah Pak Kades dan istrinya kemaren?..." sambungnya.
"No, why??"
"Mereka sangat gembira menerima kehadiran kita! Wajah mereka berseri-seri, terutama pak Kades!"
"yups! and...?"
"Pernah nggak melihat wajah berseri seperti mereka?" Mas Roberth menatap tajam kearahku! Aku tahu, kalau sudah begitu Dia pasti sedang serius berdialog!
Aku hanya menggeleng!
"Wajah mereka merupakan gambar kebebasan! Bebas! sebab tiada beban! Bebas! karena mereka dapat menikmati hidupnya!"
"Maksud mas?"
"Hidup adalah Dialektika! Pak Kades, juga orang-orang desa yang ada disekitar kita adalah orang-orang yang mampu menjadikan dialektika sebagai sesuatu yang hidup dalam hidup mereka....."
"Honey, make a simple please!"
"Maksudku, Hidup kita adalah Dialektika! Suatu interaksi dalam komunikasi terhadap segala sesuatu yang sudah dan akan dicapai manusia! Baik Ilmu Pengetahuan, Tehnologi modern dalam bentuk dan rupa apapun, sarana dan prasarana, dst!"
"Ya!"
"Semua itu dialektika! Mama masih ingat waktu kita singgah di Vetnam? Ketika kita bermalam di Hong Bay?................" Mas Roberth menyambar kopi hangat didepannya!
"Ketika kita merencanakan berlibur sejenak disana, kita semua bergembira, terutama kamu! Sudah ingat?...."
"Apa hubungannya mas?" sambarku penasaran.
"Ketika kapal Fery Roro yang menyebrang ke Dragon Island terlambat berangkat, yang mencak-mencak kan Mama!"
"I'm so sorry!"
"Nah..ketika itu mama kehilangan spirit gembira! Padahal di hotel malam sebelumnya, mama memberi dorongan pada anak-anak! Itu yang aku maksud dialektika! Komunikasi Mama dengan persoalan yang mama alami!"
"Koq aku makin nggak ngerti mas?"
"Dialektika adalah komunikasi kita terhadap semua hal yang sedang kita alami! Penyesuaian kita pada lingkungan baru juga sebuah dialektika! Kehadiran kita di Wilayah ini, juga sebuah dialektika antara penduduk dan keluarga kita! Migrasi dari Pennsylvania ke Indonesia, juga sebuah dialektika! Beragam komentar dari temen-teman mama di Yahoo blog, itu juga dialektika! Berdoa, bernyanyi, bekerja, apapun yang dilakukan manusia diatas permukaan bumi ini adalah dialektika!"
"ya..ya Saarty mulai paham! Trussss???"
" Pak Kades dan Ibu dengan wajah berseri mereka itu, juga dialektika! Bedanya, dialektika pada Pak Kades dan Ibu adalah dialektika yang merdeka! Mereka bekerja untuk kegembiraan, untuk kebahagian! Hidup mereka untuk kemerdekaan! mereka tidak pernah hidup untuk pekerjaan! Apalagi hidup untuk kenikmatan! Mereka adalah orang-orang yang memiliki hidup! ......"
"Yups, kemudian?"
"Berapa Milyard orang di dunia ini yang hidup tapi tidak memiliki hidupnya? Mereka hidup untuk kesenangan, hidup untuk pekerjaan, hidup untuk dunia yang tidak pernah mereka miliki, tidak pernah bebas! Tidak Merdeka! Sampai mati mereka belum merasakan hidup yang sesungguhnya!"
Mendengar penjelasan itu, aku hanya termangu.
"Mom...!!!" suara lembut memanggil dari samping! Suamiku tersenyum riang mengalihkan tatapannya pada suara lembut itu. Aku juga menoleh.
"kog Angel nggak dibangunin?" Putriku menatap tajam kearahku!!
"Darling, maaf, mom lupa!"
"Come here, my sweethurt!" Mas Roberth mengulurkan kedua lengan keambang pintu, di mana Malekat kami berdiri dengan rambut brekele!
Sementara itu Billy dan Nanda bergandeng tangan masuk pekarangan! Baju keduanya penuh jelaga!
"Billy, ajak adek mandi ke sungai, nantu Dady nyusul!" Aku menghadiahi senyum manis pada suamiku!
Sambil mengangkat Putri kesayangannya, mas Roberth tersenyum lebar!
Dari atas teras rumah panggung, kuantar lewat tatapan mas Roberth menuju Sungai sambil menggandeng lengan Malaekat kecilku!
Sungai yang selalu memberi dialektika pada seluruh penghuni Desa!
Sungai yang selalu memberi kegembiraan dan kesegaran!
Phuiiih, baru kusadar bahwa hal-hal yang membahagiakan bukan terletak pada segala sesuatu yang ada di hadapan kita, tetapi dari dalam diri! Ketika kita sanggup mengubah berbagai persoalan menjadi lebih hidup, elegan!
Trimakasih mas, baru ku mengerti bahwa kebahagian ada dimana saja! Terutama dalam diri! I love you Mas Roberth!
Saarty Maarthin.
Eno, 7 Juli 2008! SEKO.
RWM.BOONG BETHONY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar