23/09/16

Meditations today about forgiveness.

Meditations today about forgiveness.
(This reflection I took from a collection of my articles a few years ago)
Romo Ro Wi Ma

A young man from the early centuries AD .... to say this to his friends.
Blessed are those who out of love can forgive others, even though everyone else was doing evil and cunning to Him.
It defies logic, challenging tradition, debt pay debt, smack reply blows, insults reply cursing. Especially in today, where everything in the measure of value, from the nominal value, of personal profit.
When I read the advice that was raging feeling abused, deceived, in lowered, even felt were killed when they were alive.
Also feeling angry, wanted to take.
And that desire is very strong, very, very strong.
And I choose to forgive.
Forgive.
And I choose, at peace with myself.
And I choose to pray for God to forgive them.
Then peace in my soul.
Peace in my heart.
And I'm free spirit.
Freedom from hatred, envy, anger, resentment.
And free me from embarrassment.
Good to others, especially to God.
Then the young man continued utterances, he says this:
Not easy to do all that, because the struggle for independence takes sacrifice, it takes time, it takes patience, it takes humility, loyalty need, especially the determination.
Not easy, but not something that is not possible! The young man ended the author's words.

And the next day, a young man hanging on a cross.

{This article turned out to make me more patient, more diligently and hopefully other rekanita colleagues also blessed}

(Jatimulyo - Yogyakarta, september 2013)


Indonesian Verzion


Renungan hari ini tentang memaafkan.
(Renungan ini saya ambil dari kumpulan artikel saya beberapa tahun lalu)
Romo Ro Wi Ma.

Seorang Pemuda dari abad awal tahun masehi....berkata begini kepada kawan-kawannya.
Berbahagialah siapapun yang oleh karena kasih dapat mengampuni orang lain, meskipun orang lain itu berbuat jahat dan licik kepada Dia.
Ini menentang logika, menantang tradisi,  hutang bayar hutang, tempeleng balas pukulan, hujatan balas memaki. Terlebih di jaman sekarang, dimana segala sesuatu di ukur dari nilai, dari nominal, dari keuntungan pribadi.
Ketika saya membaca petuah itu, sedang berkecamuk perasaan di lecehkan, di tipu, di rendahkan, bahkan merasa di bunuh ketika masih hidup.
Juga perasaan marah, ingin membalas. 
Dan keinginan itu amat kuat, teramat sangat kuat.
Dan aku memilih memaafkan. 
Mengampuni.
Dan aku memilih, berdamai dengan diriku.
Dan aku memilih mendoakan mereka agar Tuhan mengampuni.
Maka damai dalam jiwaku.
Damai di hatiku.
Dan aku bebas merdeka.
Merdeka dari rasa benci, rasa iri, rasa marah, rasa dendam.
Dan merdeka aku dari rasa malu.
Baik kepada sesama, terutama pada Tuhan.
Lalu Sang Pemuda itu melanjutkan tuturan, Ia bilang begini :
Tak mudah melakukan semua itu, sebab berjuang untuk kemerdekaan butuh pengorbanan, butuh waktu, butuh kesabaran, butuh kerendahan, butuh kesetiaan, terutama ketetapan hati.
Tidak gampang, tetapi bukan sesuatu yang tak mungkin! Kata Pemuda itu mengakhiri pengaran.

Dan pada hari berikutnya, seorang pemuda tergantung di atas kayu salib.

{Artikel ini ternyata membuatku lebih sabar, lebih tekun dan semoga rekan-rekanita lainnya juga di berkati}

(Jatimulyo - Yogyakarta, september 2013)

Rob Colection


RWM.BOONG BETHONY

Tidak ada komentar: