Surabaya oh Surabaya
Poster poster menghias nadi nan tak henti terbangkan debu-debu, persis seperti hamburan mortir gurkha menghunjani arek-arek memeluk bambu runcing menyongsong kematian seraya teriak Allahu Aqbar.
Dan gugurlah para kesuma, bertaburan kembang negeri porak poranda segala arah dan noni noni serta sinyo sinyo morokembang berlarian.
Merdeka rekkkk.....nafas pun melayang
Dan kini kenangan itu berupa poster poster, berupa ritual sepuluhnovemberan di kampung kampung.
Teringat kampung sawunggaling, teringat hayawuruk, teringat brawijaya, teringat saat sekolah dan aku berperan jadi Bung Tomo lalu teriak Rawe-rawe rantas Malang-malang tuntas
Surabaya oh surabaya, saat supinah tergeletak di embong malang malang seperti banyak nasib arek-arek ambengan jaman perjuangan dulu merata tak tertinggal tiang sebatang
Yah...surabaya kini berubah metropolitan, sampah dan macet jadi komoditi koran, kenjeran dan bonbin hampir jadi cerita usang.
Surabya oh surabaya, dari dulu kapal-kapal datang dan pergi tinggal cerita tentang tikus tikus pelabuhan dan dermaga, tentang tipu tipu yang kerap menelan korban.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar