10/11/21

SERI DIALEGTIKA

Dialegtika Bahagia.
Apa itu?
Banyak orang mengeluh bahwa hidupnya tak bahagia, penuh pergulatan bahkan cenderung menderita batin.
Jadi bagaimana agar terbebas dari semua itu?
Sederhana sobat.
Maksudnya?
Bahagia itu ada dalam dirimu.
Dalam diri?
Yah dalam dirimu.
Maksud Romo bagaimana? Masa bahagia itu ada dalam diri?
Yah.
Cerita dong Mo.
Begini, jika kamu sangka bahwa bahagia itu diluar dirimu, maka kamu akan kecewa.
Bahagia ialah anugerah Tuhan yang paling indah dan besar sepanjang hidupmu.
Bahagia itu hanya butuh kau pelihara dan manfaatkan untuk hidupmu dan juga pada orang lain. Bahagia itu bukan materi, bukan benda. Tapi rasa. Rasa yang membuat seluruh sel-sel tubuhmu bergembira. Membuat desiran darahmu bergejolak. Membuat adrenelin tubuhmu tetap sempurna.
Ach Romo bwrbelit-belit nih. Yang gamblang napaaa.
baiklah jika itu maumu sobat. Begini, bahagia itu pengorbanan.
Pengorbanan mo?
Iyaaa, karena bahagia memberi. Yaitu memberi kebahagian pada diri sendiri.
Bingung Mo.
Sebenarnya ketika kau menolong seseorang kau menolong diri sendiri. Saat kau memberi kegembiraan pada keluargamu, kau membuat dirimu bahagia.
Waktu kau luangkan waktu untuk menemani seseorang yang butuh teman, kau membahagiakan dirimu sendiri.
Bahagia bukan mengambil tapi memberi kebaikan pada orang lain.
Jika engkau berfikir bahwa bahagia itu tergantung pada materi, maka siaplah menerima kecewa darinya. Bila kau anggap bahwa uang sanggup membahagiakan dirimu, siaplah menderita karena uang. Kalau kau anggap jabatan dan kekuasaan mampu memberi bahagia bersiaplah terpuruk.
Bahagia tidak pernah membuatmu menderita, bergulat apalagi terpuruk.
Yang membuat manusia menderita, bergulat dan terpuruk, hanya satang dari luar dirimu. Semua yang kau ambil kelak akan mengecewakan dirimu.
Tapi semua hal baik yang kau berikan pada orang lain, pada keluargamu, termasuk pada alam, selalu membuatmu bahagia.
Sampai disini, kau paham sobat?
Salam dan doa Rahayu.
_______________________________________________________
Dialektis.
Seorang teman yang selama ini saya kenal sebagai budayawan, bilang begini.
"Romo, sorga dan neraka itu ada karena agama! Gimana pendapat Romo?"
sambil menatap aku balik bertanya : "lha menurut anda gimana?"
"Saya nggak percaya Sorga apa lagi neraka! Tapi saya percaya bahwa Tuhan itu ada" Jawabnya sambil menghembuskan asap rokok.
"Hm."
"Ya Romo! Masak Tuhan mengiming-imingngi sorga dan neraka supaya percaya dan taat padanya? masak sih Tuhan itu hanya soal Sorga dan Neraka? Emang nggak ada hal lain tentang Tuhan?"
"Hm."
"Lhooo, Romo kok hanya ham-hem aja? aku minta pendapa Romo bukan minta ham-hem saja" Kejarnya serius.
Sebelum menjawab, kuraih rokoknya diatas meja lalu menyulut dan menghisapnya dalam-dalam.
"Tuhan memang bukan soal neraka dan sorga. Kalau Tuhan hanya persoalan itu, maka posisi Tuhan akan sama dengan penguasa yang selalu melihat sesuatu sebagai Hitam - putih. Salah - benar. Sorga jadi putih atau benar, neraka serupa hitam atau salah"
"Hm" dengusnya.
"Tuhan itu tentang manusia, tentang makluk apapun di dunia ini. Dia tentang alam raya yang tak terbatas ini. DIA soal saya dan anda, soal hidup ini. Bukan soal mati seperti sorga atau neraka!"
"Maksud Romo?"
"Ya tentang manusia dengan manusia yang lain. Relasi dalam sejarah hidup manusia, dari masa lalu, sekarang dan mendatang. Tuhan emang bukan soal Neraka dan Sorga. Tapi tentang hidup kita, hidup orang lain. Itulah Tuhan"
"wahhh...saya bingung mendengar penjelasan Romo!" sahutnya cepat.
"hahahahaha....."
"apa yang lucu"
"Lucu karena seorang budayawan sekaliber anda tidak mampu menangkap makna di balik penjelasan itu"
"Tuhan itu adalah Iman! Tanpa itu Tuhan tak ada. Karenanya Tuhan itu sangkut paut dengan kehadiran manusia. Tanpa itu, nothing"
"kalau begitu, Soal Neraka dan Sorga bukan soal Tuhan?"
"Ya betulll"
"itu soal kematian"
"Ya udah Mo...yukkk baca puisi lagi karena ternyata Tuhan ada disitu"
"Ayoooo"
(malioboro, 8 November 2014) ----------------------------------------





RWM.BOONG BETHONY

Tidak ada komentar: