Cerpen tentang Stasiun Tawang.
Lelaki itu menyeret sandal butut sambil menatap rel kereta di samping.
Dulu, dulu sekali aku tak ingat lagi bisiknya.
Kami berlindung di balik rel itu hindari pelor belanda yang terhambur dari menara di ujung itu. Tapi ehhh menara itu sudah tidak ada lagi. Pandangnya sambil mencari-cari.
Dan, di tengah rel itu. Bambang berkalang tanah, sebutir pelor bersarang di batok kepalanya. Lelaki tua itu melirik lengan kanannya yang tak lagi mampu di gerakkan. Di lengan itu, bambang sekarat, demikian juga Herry bahkan Jono sahabat sekampung dari tanjung emas. Ach, rel itu membuatnya teringat pesan Bambang agar ia jangan menyerah, meski kelak perjuangannya tak berharga di mata negeri ini.
Peringatan pertempuran 6 hari di Semarang, memaksa kaki tuanya kembali menyusuri Stasiun Tawang bukan menghindari pelor belanda seperti dulu, tetapi karena kesanalah ia harus mudik menemui dirinya. Menemui Bambang, Herry dan Jono. Terbesit cemburu kepada ketiga sahabatnya itu. Mereka mati muda sementara ia masih hidup. Sendiri. Ya sendiri. Nikmati kematian sahabatnya dalam kemerdekaan.
Mustinya kita mati bersama dalam pertempuran itu, keluhnya sambil memandang hilir mudik penumpang kereta yang tak perduli kehadiranya.
Titik bening jatuh dari bendungan kecil di pelupuk yang sedari tadi berusaha di tahannya. Tapi semakin ia berusaha makin deras pula mengalir basahi keriput pipi.
Mengapa pelor yang bersarang di punggung ini tak merenggut nyawaku saja ketika itu, jeritnya pada diri sendiri. Dan pelor itu membuat lengan kanan lumpuh berkepanjangan.
Raut mukanya legam tertimpa terik Surya ketika beringsut menyeberang rel itu, tapi kaki tuanya tak mau bergerak, persis seperti pertempuran itu, ia tersungkur dan punggung tertembus pelor.
Siang itu Stasiun Tawang berhamburan, riuh berkerumun.
Setitik air mata, masih mengalir ketika ia melihat Bambang, Herry dan Jono mangangkat tubuh ringkihnya yang tak bernyawa.
(Stasiun Tawang, Juli 2016)
52Dian Kencana, Widaningsih Counselor dan 50 lainnya
87 Komentar
1 Kali dibagikan
Bagikan
87 Komentar
Paling relevan
- Jootje O'RugianHmm, begitu menyentuh kabu!
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Erma RoslianaMenggetarkan hati , rahayu
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Diedit
- Ninik Noor HidayatunKetika kematian sudah dipersiapkan.........terharu Romo......salam fitri...rahayu selalu@
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Greysand Harimauwiiih ceritanya ngeriiii deh romo Ro Wl Ma
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Nia S BaidanKenikmati kematian sahabatnya dalam kemerdekaan, yg sangat menyakitkan dan menyesakkan dada. Semg sang lelaki tua itu akan menemui kemerdekaan yg sesungguhnya dan berbahagia pada saatnya kelak. AminSalam bahagia buat Romoku Ro Ml Ma. Rahayu
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Bli Gede Bagus SuputraCerpen yg indah.. seru.. dan mengharukan
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Hallie Josias SahertianSangat menikmati......
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- RomoSelamat malam broer Jootje Rugianmandey....sebuah katarsis sosial.2
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- RomoMalam teteh Emma Liana....begitulah semua kisah selalu menggetarkan...3
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- RomoBunda Ninik Noor Hidayatun....atau kita yang musti siap menghadapi kematian ya?2
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- RomoMas Greysand Harimau....lebih mengerikan mereka yang merampas kemerdekaan orang lain qkqkqkqkqk2
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Greysand Harimaunah lho bicaranya rampas merampas romo Ro Wi Ma .... bisa dianggap bahaya laten tuh ..... hahahahaha
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Romomalam mbak Nia S Baidan....iya ia telah menikmati kemerdekaan itu...
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- RomoMalam Bli Gede Bagus Suputra....cerpen sebagai outokritik2
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Bli Gede Bagus SuputraAutokritik untuk ingat jasa para pahlawan bangsa.. baik yg tlh berpulang maupun yg msih berjuang..Autokritik utk membangun bangsa dg ikhlas
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoSilahkan menikmatinya bro Hallie Josias Sahertian....2
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Poltak Situmorang"..Jangan menyerah, meski kelak perjuangannya tak berharga di mata negeri ini."Memang itulah yang terjadi, kita tidak menghargai pengorbanan para "Pahlawan" yang telah rela mengorbankan nyawanya untuk "Kemerdekaan". Kemerdekaan yang disalahgunakan untuk " Kemerdekaan Korupsi" hks.hks.hks...3
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Ninik Noor HidayatunKematian itu akan datang, tp waktunya yang tidak bisa kita perkirakan, shg harus kita persiapkan menuju kematian.....dg amal shaleh, berakhlaq bagus....memperbaiki diri setiap saat...spt bunda kmrn saat diujung kematian krn kanker.....siap gak siap harus siap, alhamdulillah Allah begitu saayang...dg kehidupan kedua ini...bunda hrs berubah lbh baik atau punah jika tdk bisa memperbaiki dir....rahayu romo....geng ndalu@2
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Hallie Josias SahertianSebenarnya Bambang, Hery, Jono...itu mewakili siapa ? Atau representasi dari apa ?
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Hallie Josias SahertianApa menariknya stasiun Tawang sehingga menjadi setting pada pada cerpen ini ?
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- RomoOppung Poltak Situmorang...begitulah negeri ini oppung...semakin diteriakkan anti korupsi semakin merajalelah korupsi terjadi...2
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- RomoBro Hallie Josias Sahertian...itu nama-nama rakyat biasa yang populer di jaman perang phisik merebut kemerdekaan. Stasiun Tawang adalah salah satu stasiun dimana terjadi pertempuran hebat antara rakyat semarang dan belanda dalam kisah pertempuran 6 hari di Semarang.Yang kedua, Stasiun Tawang adalah salah satu mobilitas masyarakat masuk dan keluar kota semarang.4
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Diedit
- RomoBunda Ninik Noor Hidayatun....amin..amin. Begitulah bunda, sering kali manusia menjadi sadar saat-saat kritis melanda hidupnya. Ketika kuat, senang, terlebih bergemilang bendawi manusia lupa bahwa ia harus menghadapi kematian.Berbahagialah mereka yang menghadapi kematian dengan senyum, tanpa rasa takut, sebab mereka adalah manusia merdeka.Salam dan doa rahayu bunda, sugeng dalu.2
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- RomoMbak Roro Mendut....masih banyak lagi yang tidak terdaftar dalam sejarah perjalanan bangsa ini dengan banyak alasan politis dst.Pertengahan tahun 80-an saya juga menulis sebuah puisi untuk sebagai outo kritik terhadap penghargaan para pejuang itu.Ini saya CP untuk mbak Roro MendutCATATAN BEDJO KALI CODEBy. ROBERTH WILLIAM MAARTHINYaa..anaku. Ketika muda kamiTerjajah imperialisLalu ku panggul tombakKusandang Kariben dan mortirKu hunus kerisDarah imperialis berceceranTunggang langgang. Merdeka!Ya Anaku! Itu dulu!Aku di puja, Di buat sejarah. Sumber ilmu.Dipelajari di SD, SMP sampai sekolah tinggiSemua bangga!Tapi sekarang anakku!Sesal diri tak habisSemua tak berarti lagiTiada mimpi jadi nyataYang kutuai pahityang kulihat duka.Aku tertipu!Kawan-kawanku berkalang tanahbermandi darah di Tugoe, di lempuyangandi alun-alun, malioboro, jembatan soloyang menimbun di kali code. Tertipu!Nyata perjuangan itu bukan untuk rakyatbukan bagi negerikuBukan bagi bunda pertiwiKini kusesaliKenapa pelor belanda hanya menyisakan bekas luka dipunggungMengapa tidak menembus dada atau meremukkan jatungku!Supaya tak kudapati, Anak-anak negeri memuja mimpiAgar tak kulihat sikaya memainkan hidup orang banyak.atau si kuasa mengacungkan telunjuk memusnakan dusunmelenyapkan desa atau si imperialis kembali membenam tongkat membangun tembok-tembok pembunuh mendirikan roda-roda menggilasOooh anakku!Tak tertahankan air mata jatuhDulu pantang terjadi di perjuangan!Kini, ia mengalir, deras!Mungkin karena itu yang tersisaHanya ini yang mampu kuberikan.AnakkuSkarang tak sanggup aku baca koranTak mampu melihat TVAku takutAku gentarSebab semua bercerita tentang PenjajahanSemua memutar perbudakanIbumuIbu kitaBunda pertiwiSkarang bukan Indonesiayang dulu ku belayang dulu merenggut sobat-sobatkuyang dulu.4
- Suka
- Balas
- 6 tahun
Sembunyikan 49 Balasan- Ninik Noor HidayatunAyah saya dulu berjuang mengawal pak Dirman sampai Jember ..Banyuwangi..berjalankaki, kalau bercerita kpd anak2 sebaya saya yg waktu itu msh SD....kawan saya bilang orang gila....menangis saya saat menulis ini...teringat alm bpk yang kecewa.....th. 87 baru dpt tunjangan veteran pejuang 45....itupun setelah bnyk org yg tdk berhak mendapatkan dicoret namanya.....alm lahir 17 Agustus 1921......@3
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Poltak SitumorangGolongan Proletar, biasa hidup bersahaja. Mereka tidak memiliki titisan darah pembunuh, perampok atau pemerkosa. Tak pernah menerima upeti. Yang menerima upeti adalah orang yang memiliki garis keturunan dari yang memiliki mahkota berdarah. Lihatlah Ken Arok atau yang lain, yang menjadi raja karena membunuh Tunggul Ametung. Jangan berdalih, Ken Arok juga dari Proletar, tapi bukankah setiap raja itu harus membunuh dulu baru naik tahta? Wong Deso. Ngak punya banyak keinginan. Ngak pernah menginginkan upeti. Yang menginginkannya adalah para.... Silahkan lanjutkan.
- Suka
- Balas
- 6 tahun
- Poltak SitumorangYbs pernah memutarbalikkan sejarah, soal Pancasila.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoOppung Poltak Situmorang....mungkin juga demikian dari perspektif kita dan seperti itu juga dari perspektif mereka.Jaman 'pancaroba' ketika terjadi peristiwa berdarah itu dan pengambilalihan kekuasaan oleh ORBA...semua hal menjaid milik ORBA, bahkan berpakaian, berfikir sampai pada struktur berfikir pun seolah-olah musti ORBA punya.Tetapi untuk saat ini Oppung, orang mulai melihat dan meneliti bagaimana sejarah dapat menjadi sejarah itu sendiri tanpa harus mengikuti kemauan Sang Penguasa.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Poltak SitumorangKetika masih Mahasiswa di Bandung, saya pernah menjadi bagian dari Team Pemberontak itu (Ketua DMSM Se Bandung. Dan Pernah mengundang Ketua BP7 sebagai Pembicara Tunggal tentang Sejarah Pancasila, karena seseorang mengatakan bhw Moh.Yamin lah penggali Pancasila bukan Soekarno. Dan itu kami protes dan Mhs. Bandung tdk takut sama bedil. Dan ybs itu menjadi Menteri P&K
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Poltak SitumorangDalam Surat Wasiatnya, M.Hatta mengatakan, Soekarno lah Penggali Pancasila.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoQqkqkqkqkqkqkqkqk.....jangan mendebat orang sekapungnya Moch Hatta Oppung Poltak Situmorang..qkqkqkqkqkqk...
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Poltak SitumorangHa.ha.ha... Mau setinggi apapun pemikiran seseorang itu, kalau tidak membumi, sama saja dengan pepesan kosong. Yang jelas, Soekarno menghabiskan lebih dari setengah umurnya di Penjara untuk Kemerdekaan Indonesia. He.he.he
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoHanya satu saja kekalahan Moch Hatta dari Bung Karno Mas Chandra Yusuf....yaitu tidak mampu beli sepatu Bally...qkqkqkqkqkqk...dan Hanya punya satu Istri. Lainnya, sama jago berfikir, jago debat, jago filsafat, jago Agama, jago melawan Belanda..satau lagi Bung Hatta jago silat tetapi bung Karno tidak bisa silat qkqkqkqkkq
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Diedit
- Poltak SitumorangM.Hatta berkata Pintarkan dulu bangsa Indonesia baru Merdeka; Soekarno mengatakan, Merdeka dulu baru kita lontarkan bangsa Indonesia dengan cara kita. Bukan dengan cara Leiden he.he.he..
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoOppung Poltak Situmorang...bung Hatta memang jago berfikir dan konseptor lihaiiii
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Poltak SitumorangRoMo RoWiMa, itulah sebabnya mereka disebut Dwi Tunggal. saling melengkapi.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Poltak SitumorangKadang kita melupakan seorang Dr. Sam Ratulangi, yg sdh meraih gelar Doktor ketika Soekarno masih mahasiswa. Pendiri PUTERA Indonesia (Pusat Tenaga Rakyat Indonesia) dan merelakan Soekarno menjadi Ketuanya, setelah beliau pulang dari Leiden.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Poltak SitumorangKarena itulah Bung Karno mengatakan Jas Merah...!
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Poltak SitumorangRomo, tahun 1978, saya membeli sebuah buku usang di Cikapundung, cetakan pertama dengan judul "Dibawah Bendera Revolusi" dan beberapa pidatonya. Ternyata, M.Yamin itulah yang mengusulkan spy Soekarno menjadi Presiden Seumur Hidup dan menyarankan agar di depan nama Soekarno ditambahkan nama Muhammad yang ditolak oleh Bung Karno. He.he.he
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Diedit
- RomoItu buku di cetak di Belakang istina Merdeka Oppung Poltak Situmorang...kalau nggak salah nama penerbitnya Pustaka Jakarta...
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoLalu buku itu sudah di cetak hampir 60 x cetakan oppung Poltak Situmorang.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Poltak SitumorangAwal reformasi ada orang gila yang tawar Rp. 200jt ngak kulepas...ha.ha.ha. Dulu, Kalau baca buku itu di perpustakaan, pasti dilaporkan ke Laksusda he.he.he
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Mryana VetaTulisan Romo kadi ingat seniorku Romo Mangun.Pernah seharian berkeliling Kali Code. Memang luar biasa Romo.Saya iseng2 nyeletuk, boleh gak kita menginap sayu malam, kata Fauzi Yhalis. Langsung Romo beraksi " selama kamu suka kau boleh tidur disini.Sala bertiga, bersama aktivis lingkungan dapat prodeo.satu dan dapat sabu novel.baru beliau," burung mansur."langsung ditandatangani pengarangnya.Setiap ke Jogja, kami selalu menyempatkan diri
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoIya kangmas Mryana Veta....almarhum Romo Mangun adalah guru dan lawan berdebat kalau kami nongkrong di gubuk bambu bawah jembatan soedirman jln solo kangmas.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Mryana VetaRalat:_tertulis " burung2 mansyur seharusnya" Burung2 Manyar "
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoKangmas Mryana Veta...untuk novel Burung-burung Manyar Romo Mangun, sudah naik cetak 24 kali, yang terakhir di cetak dalam bahasa ingris, belanda dan jepang.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Mryana VetaBetu2 Pak Chandra, sebuah heroisme yang menjadi hiburan getir
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Poltak SitumorangMatursuwun Bu Roro Mendut, Pak Chandra Yusuf dan Pak Mryana Veta.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Mryana VetaIni b÷lum ngomongin inti tulisan Romo Ro Wi Ma.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoMbak Roro Mendut dan juga Oppung Poltak Situmorang...kaum proletar biasanya selalu jadi korban kaum ningrat sepanjang sejarah negeri ini. Tetapi kemudian baik kaum ningrat dan proletar di 'damai'kan oleh Pendidikan dan di satukan oleh perjuangan phisik di jaman revolusi phisik dulu.Yang jadi soal kemudian adalah mental spiritual kebangsaan menjadi luntur ketika bangsa dan negeri ini di arahkan pada pola pikir 'struktural' dengan muara keseragaman.Ketika pola pikir terstruktur seperti itu, maka mereka yang tidak mengikutinya dianggap sebagai kaum kiri atau kaum kanan.Padahal, berfikir buak soal struktur tetapi soal kebebasan2
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoLeiden University di Belanda adalah salah satu universitas yang masih mempertahankan tradisi dan system perkuliahan dengan membatasi mahasiswa yang masuk. Bahkan gedung-gedung tua masih sangat di pertahankan...antara profesor dan Mahasiswa tak jelas dalam kehidupan di luar kelas...semua sejajar, termasuk di kantin...saya pernah magang di sana meski hanya satu semester mbak Roro Mendut.Tapi kita di Indonesia, terlihat jarak seperti itu...para dosen, guru besar tidak aktif menyapa mahasiswa.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoKangmas Mryana Veta....cerpen-cerpen seperti itu untuk zaman sekarang 'bukan' lagi sebagai kampanye kebangsaan terlebih semangat perjuangan, melainkan sebagai kritik sosial terhadap sikap dan cara kita di masa kini melihat dan mengelola bangsa dan negara ini.2
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoBunda Ninik Noor Hidayatun....suatu kebanggaan dapat berkenalan dengan bunda.Saya pernah mengikuti Napak Tilas route yang di jalani oleh Jendral Besar Soedirman ketika saya masih kuliah dan di bangku sekolah 40-an tahun lalu.Ketika itu terasa sekali semangat dan penderitaan para pejuang itu membela kemerdekaan, meski hanya mengikuti Napak Tilas Jendral Besar Soedirman. Dapat saya bayangkan, bagaimana rombongan Soerdirman ketika itu berpindah pindah lokasi perjuangan karena selalu di kejar-kejar tentara Nica Belanda yang ingin menangkap beliau.Salam dan doa rahayu.2
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Mryana VetaBanyak pahlawan2 sekelas. Supriadi, Mayor Oking, usman, Samadikun, sekarang ini,tapi mereka tidakmemanggul bedil
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoKangmas Mryana Veta, ini saya cp Puisi yang saya buat pertengahan tahun 80-an waktu masih di Yogya, masih bicara soal Pahlawan.CATATAN BEDJO KALI CODEBy. ROBERTH WILLIAM MAARTHINYaa..anaku. Ketika muda kamiTerjajah imperialisLalu ku panggul tombakKusandang Kariben dan mortirKu hunus kerisDarah imperialis berceceranTunggang langgang. Merdeka!Ya Anaku! Itu dulu!Aku di puja, Di buat sejarah. Sumber ilmu.Dipelajari di SD, SMP sampai sekolah tinggiSemua bangga!Tapi sekarang anakku!Sesal diri tak habisSemua tak berarti lagiTiada mimpi jadi nyataYang kutuai pahityang kulihat duka.Aku tertipu!Kawan-kawanku berkalang tanahbermandi darah di Tugoe, di lempuyangandi alun-alun, malioboro, jembatan soloyang menimbun di kali code. Tertipu!Nyata perjuangan itu bukan untuk rakyatbukan bagi negerikuBukan bagi bunda pertiwiKini kusesaliKenapa pelor belanda hanya menyisakan bekas luka dipunggungMengapa tidak menembus dada atau meremukkan jatungku!Supaya tak kudapati, Anak-anak negeri memuja mimpiAgar tak kulihat sikaya memainkan hidup orang banyak.atau si kuasa mengacungkan telunjuk memusnakan dusunmelenyapkan desa atau si imperialis kembali membenam tongkat membangun tembok-tembok pembunuh mendirikan roda-roda menggilasOooh anakku!Tak tertahankan air mata jatuhDulu pantang terjadi di perjuangan!Kini, ia mengalir, deras!Mungkin karena itu yang tersisaHanya ini yang mampu kuberikan.AnakkuSkarang tak sanggup aku baca koranTak mampu melihat TVAku takutAku gentarSebab semua bercerita tentang PenjajahanSemua memutar perbudakanIbumuIbu kitaBunda pertiwiSkarang bukan Indonesiayang dulu ku belayang dulu merenggut sobat-sobatkuyang dulu.3
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Elisander HiaKita terenyuh, seakan kita sedang berada di lokasi dimana pak tua mengenang teman seperjuangan dengan hati yang pedih. Romo Ro Wi Ma luar biasa, mampu menggiring perasaan pembacanya.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Mryana VetaUrakan saya belum selesai tentang cerpen, novel, dan film2 perjuangan, tiba di cut hampir 3/4 isi balam. Kemudian fb ganti dengan seleranya sendiri.Ini bukan jamannya lagi membungkam pendapat.orang. itu jaman orde baru, bung.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoAmaq Elisander Hia....terimakasih sudah mampir. Salam dan doa rahayu. Yaovuuuu
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- Elisander HiaYa'ahowu Romo !
- Suka
- Balas
- 5 tahun
- RomoPagi Kangmas Mryana Veta....qkqkqkqkkq...yang mana mas? Kalau masih ada orang seperti itu, mustinya dia sudah gugur bersamaan dengan reformasi 97/98.
- Suka
- Balas
- 5 tahun
Tidak ada komentar:
Posting Komentar