Christmas, Thanksgiving or a Worship Feast and Celebration?
By.Romo RWM.
Nowadays Christians throughout the world are preparing to celebrate Christmas. Everywhere, in the Mall, Mini Market, Big Mall or Super Mall, intersection street, vying to put up a Christmas tree with fairy lights flickering, or put the words' Merry Christmas ... just crowded and boisterous.
Churches not to be outdone, spaces, corners all decorated with various trinkets Christmas. As if with a garnish as it is a picture of 'spiritual' nice, nice and a bit odd that the trappings it became symbol-a symbol which inadvertently immortalized.
Consider the light tree? How to interpret theologically? Or biblically? the lights are flickering that? (First time I have a small Christmas tree / tree light is made from banana stems and branches of pine, then the twigs tied pieces of bamboo as a torch or a candle which then later on switch on while chanting 'Silent Night'). How it became part of the Christmas celebration? To date more crowded again, various ornaments hanging on the Christmas tree.
In fact, if we trace the chronology of the birth of Jesus Christ in a small town (I prefer to mention the village of Bethlehem), we will be amazed at the fact that now is done by many Christians when celebrating Christmas (of course for those of you who like to reflect, sorry ).
Several times in the Church I passed (I serve where I was assigned) every December, I challenge in the form of an invitation accompanied by an explanation about the background of the birth of Jesus Christ. To celebrate Christmas is simple (without tree light, no twinkling lights, no ornaments here and there (either in church also houses each) is enough to make a simple enclosure) and asked the congregation to emulate the Zoroastrian give offerings (always I suggest, new clothes according to the number of family members; later the clothes were going on for the person who mutilated the shepherds in the Euphrates. I directed the Committee to seek funding and all for diakonia (social care). But I failed miserably, hahahahahahhaha ... ..
back on a variety of ornaments and Christmas baubles. How the friends and relatives see where the things I mentioned above?
In my imagination, if Christ secretly (such as the CIA, for example) to come see the Christmas celebrations of the church to exist in this world, He would have raised an eyebrow or even He no longer recognize the warning of his birth which has now been turned into a celebration party with: various choirs, vocal groups, soloists, duet, trio and dances with costumes / uniforms that also would have been expensive on the stage which was also magnificent. What about the comments of Jesus Christ huh?
And what about the committee? Wouw which is also definitely exciting, because there is no value plus seasoning prestigious committee, mistaken, wrong, wrong thought and there will not greet each other tail then tell each other vices of others. In fact, in my opinion committees is Christmas in the form of service and functionaries of the committee is a minister in the celebration of Christmas, not true?
Social care ?? (I have yet to find a Christmas Committees activities, to social concerns 50% of the budget, at best 10 -20%. Strange, that the birth anniversary of Jesus Christ is simple in a cage, it is precisely avoided by many churches to celebrate Christmas with a simple ( lately the sound Simple / earthy popular with vocabularies moderation). Somehow the churches seemed to move away from simplicity or humility, perhaps because we are taught by the predecessor, the postscript inheritance of the Proletariat and the berjois Netherlands and the legacy it also we take for granted today.
At home I do not want to place a Christmas tree, but my girl said, will be a lot of her school friends discussing Christmas time later. achh ... perhaps this one erroneous point of celebrations - Christmas celebrations in churches, that showing off. And showcase the high value, prestige and pride. Is it so, that the celebration of Christmas in the church anywhere, in the fellowship area, or clan, or tribe, or at her office there? Like the attitude my new girl junior class III?
I do not understand, clear the Church was sent to this world to serve with love, gentleness and peaceful.
Indonesian Version
Indonesian Version
Natal, sebuah Ibadah Syukur atau Pesta dan Perayaan?
By.Romo RWM.
Saat ini umat Kristen di seluruh dunia sedang mempersiapkan diri merayakan Natal. Dimana-mana, di Mall, Mini Market, Big Mall atau Super Mall, Perempatan jalan, berlomba-lomba memasang pohon natal dengan lampu kerlap kerlip, atau memasang tulisan 'Merry Christmas...pokoknya rame dan riuh.
Gereja-gereja tak mau kalah, ruang-ruang, sudut-sudut semua di hias dengan aneka pernik-pernik natal. Seolah-olah dengan hiasan seperti itu merupakan gambaran 'spiritual' yang bagus, baik dan agak aneh bahwa Hiasan-hiasan itu kemudian menjadi symbol-symbol yang secara tidak sengaja di abadikan.
Perhatikan Pohon terang? Bagaimana memaknainya secara theologis? Atau secara alkitabiah? lampu-lampu yang berkerlap-kerlip itu? (dulu masa saya kecil pohon natal/pohon terang dibuat dari batang pisang yang di tancapi reranting pinus, kemudian pada ranting-ranting itu di ikat potongan bambu sebagai obor atau tempat lilin yang kemudian nanti di nyalakan sambil melantunkan 'Malam Kudus'). Bagaimana semua itu menjadi bagian dari perayaan Natal? Untuk saat ini lebih rame lagi, suda aneka hiasan di gantung di Pohon natal itu.
Padahal, kalau kita telusuri kronologi kelahiran Yesus Kristus di kota kecil (saya lebih suka menyebutkan desa betlehem), kita akan terheran-heran melihat kenyataan yang sekarang ini di lakukan oleh banyak umat Kristen ketika merayakan natal (tentu saja bagi anda yang gemar berefleksi, maaf).
Beberapa kali di Jemaat yang saya lewati (saya layani dimana saya di tugaskan) tiap desember, saya menantang dalam bentuk ajakan disertai penjelasan soal latar belakang kelahiran Yesus Kristus. Untuk merayakan natal sederhana (tanpa pohon terang, tiada kerlap-kerlip lampu, tanpa hiasan disana-sini (baik di gereja pun rumah masing-masing) cukup membuat kandang sederhana) dan meminta warga jemaat untuk meniru Para Majusi memberi persembahan (selalu saya sarankan, baju baru sesuai dengan jumlah anggota keluarga; nanti baju-baju itu akan di bagi kepada orang yang senasib dengan para gembala di Efrata. Panitia saya arahkan untuk mencari dana dan semua untuk diakonia. Tetapi saya gagal total, hahahahahahhaha.....
kembali pada aneka hiasan dan pernak-pernik Natal. Bagaimana para sahabat dan Handaitaulan melihat keberadaan hal-hal yang saya sebut di atas?
Dalam khayalan saya, seandainya Kristus diam-diam (seperti CIA, misalnya) datang melihat-lihat Perayaan Natal dari gereja ke gereja yang ada di dunia ini, Ia pasti akan mengernyitkan alis atau bahkan Ia tak lagi mengenali peringatan kelahiranNya yang kini sudah berubah menjadi sebuah pesta perayaan dengan : aneka paduan suara, vokal group, solois, duet,Trio dan tari-tarian disertai kostum/seragam yang juga pasti mahal diatas panggung yang juga megah. Apa kira-kira komentar Yesus kristus ya?
Lalu bagaimana dengan Panitia? Wah yang ini juga pasti seru, karena di sana ada nilai prestisius para panitia plus bumbu salah kira, salah sangka, salah pikir dan nanti ada buntut saling tidak menyapa kemudian saling bercerita keburukan orang lain. Padahal, menurut saya Panitia-panitia natal yang di bentuk adalah pelayanan dan para fungsionaris panitia adalah pelayan di perayaan natal, betul nggak?
Diakonia? Saya belum pernah mendapati sebuah kegiatan Kepanitiaan Natal, diakonianya 50% anggaran, paling banter 10 -20 %. Aneh, bahwa peringatan kelahiran Yesus Kristus yang sederhana di sebuah kandang itu, justru di hindari oleh banyak gereja untuk bernatalan dengan sederhana (akhir-akhir ini bunyi Sederhana/bersahaja populer dengan kosa KEUGAHARIAN). Entah mengapa gereja-gereja seolah menjauh dari Kesederhanaan atau Kesahajaan, mungkin karena kita di ajar oleh pendahulu, yang nota bene mendapat warisan dari Kaum Proletar dan kaum berjois Belanda dan warisan itu juga kita terima seperti sekarang ini.
Di rumah saya tidak mau pasang pohon natal, tetapi anak gadisku bilang, akan banyak teman-teman sekolahnya berkunjung saat natal nanti. achh...mungkin ini salah satu point yang keliru dari perayaan - perayaan natal di gereja-gereja, yaitu pamer. Dan Pamer itu berharga tinggi, prestisius dan kebanggaan. Apakah memang begitu, bahwa perayaan natal di gereja mana saja, di persekutuan daerah, atau klan, atau suku atau kantor arahnya kesana? Seperti sikap anak gadis saya yang baru SMP kelas III itu?
Entalah, yang jelas Gereja di utus ke dunia ini melayani dengan kasih, kelembutan dan penuh damai.
Gereja-gereja tak mau kalah, ruang-ruang, sudut-sudut semua di hias dengan aneka pernik-pernik natal. Seolah-olah dengan hiasan seperti itu merupakan gambaran 'spiritual' yang bagus, baik dan agak aneh bahwa Hiasan-hiasan itu kemudian menjadi symbol-symbol yang secara tidak sengaja di abadikan.
Perhatikan Pohon terang? Bagaimana memaknainya secara theologis? Atau secara alkitabiah? lampu-lampu yang berkerlap-kerlip itu? (dulu masa saya kecil pohon natal/pohon terang dibuat dari batang pisang yang di tancapi reranting pinus, kemudian pada ranting-ranting itu di ikat potongan bambu sebagai obor atau tempat lilin yang kemudian nanti di nyalakan sambil melantunkan 'Malam Kudus'). Bagaimana semua itu menjadi bagian dari perayaan Natal? Untuk saat ini lebih rame lagi, suda aneka hiasan di gantung di Pohon natal itu.
Padahal, kalau kita telusuri kronologi kelahiran Yesus Kristus di kota kecil (saya lebih suka menyebutkan desa betlehem), kita akan terheran-heran melihat kenyataan yang sekarang ini di lakukan oleh banyak umat Kristen ketika merayakan natal (tentu saja bagi anda yang gemar berefleksi, maaf).
Beberapa kali di Jemaat yang saya lewati (saya layani dimana saya di tugaskan) tiap desember, saya menantang dalam bentuk ajakan disertai penjelasan soal latar belakang kelahiran Yesus Kristus. Untuk merayakan natal sederhana (tanpa pohon terang, tiada kerlap-kerlip lampu, tanpa hiasan disana-sini (baik di gereja pun rumah masing-masing) cukup membuat kandang sederhana) dan meminta warga jemaat untuk meniru Para Majusi memberi persembahan (selalu saya sarankan, baju baru sesuai dengan jumlah anggota keluarga; nanti baju-baju itu akan di bagi kepada orang yang senasib dengan para gembala di Efrata. Panitia saya arahkan untuk mencari dana dan semua untuk diakonia. Tetapi saya gagal total, hahahahahahhaha.....
kembali pada aneka hiasan dan pernak-pernik Natal. Bagaimana para sahabat dan Handaitaulan melihat keberadaan hal-hal yang saya sebut di atas?
Dalam khayalan saya, seandainya Kristus diam-diam (seperti CIA, misalnya) datang melihat-lihat Perayaan Natal dari gereja ke gereja yang ada di dunia ini, Ia pasti akan mengernyitkan alis atau bahkan Ia tak lagi mengenali peringatan kelahiranNya yang kini sudah berubah menjadi sebuah pesta perayaan dengan : aneka paduan suara, vokal group, solois, duet,Trio dan tari-tarian disertai kostum/seragam yang juga pasti mahal diatas panggung yang juga megah. Apa kira-kira komentar Yesus kristus ya?
Lalu bagaimana dengan Panitia? Wah yang ini juga pasti seru, karena di sana ada nilai prestisius para panitia plus bumbu salah kira, salah sangka, salah pikir dan nanti ada buntut saling tidak menyapa kemudian saling bercerita keburukan orang lain. Padahal, menurut saya Panitia-panitia natal yang di bentuk adalah pelayanan dan para fungsionaris panitia adalah pelayan di perayaan natal, betul nggak?
Diakonia? Saya belum pernah mendapati sebuah kegiatan Kepanitiaan Natal, diakonianya 50% anggaran, paling banter 10 -20 %. Aneh, bahwa peringatan kelahiran Yesus Kristus yang sederhana di sebuah kandang itu, justru di hindari oleh banyak gereja untuk bernatalan dengan sederhana (akhir-akhir ini bunyi Sederhana/bersahaja populer dengan kosa KEUGAHARIAN). Entah mengapa gereja-gereja seolah menjauh dari Kesederhanaan atau Kesahajaan, mungkin karena kita di ajar oleh pendahulu, yang nota bene mendapat warisan dari Kaum Proletar dan kaum berjois Belanda dan warisan itu juga kita terima seperti sekarang ini.
Di rumah saya tidak mau pasang pohon natal, tetapi anak gadisku bilang, akan banyak teman-teman sekolahnya berkunjung saat natal nanti. achh...mungkin ini salah satu point yang keliru dari perayaan - perayaan natal di gereja-gereja, yaitu pamer. Dan Pamer itu berharga tinggi, prestisius dan kebanggaan. Apakah memang begitu, bahwa perayaan natal di gereja mana saja, di persekutuan daerah, atau klan, atau suku atau kantor arahnya kesana? Seperti sikap anak gadis saya yang baru SMP kelas III itu?
Entalah, yang jelas Gereja di utus ke dunia ini melayani dengan kasih, kelembutan dan penuh damai.
Tepian mahakam, Medio Desember 2015.
Rob Colection |
RWM.BOONG BETHONY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar