Renungan Kebudayaan: Album To Seko Padang

17/07/08

Album To Seko Padang

Tokoh Masyarakat Lodang : To BARA', Pendeta dan Imam Desa

TO BARA' BENGKE

RWM.BOONG BETHONY

2 komentar:

Anonim mengatakan...: Nama saya Saprudin N Pangandu, anak kedua dari empat bersaudara, dari pasangan sauami istri, tulen keturunan To Seko
bapak bernama : NAPOLION PANGANDU atau mereka dikampung memangilnya (POYO).
mama saya bernama : ALTJE ARLAN TARIAN. yang sebagian besar keluarga kami berada di Desa Ranteleda Kec. Palolo Kab. Sigi Sulawesi Tengah
meski saya lahir dan tingal di sulawesi tengah. tapi saya ingin sekali jalan-jalan ke kampung halaman orang tua saya di seko.
bapak saya sering menceritakan tentang kampung halamannya mengenai, masa kecil, keluarga dan sarana infrastruktur jalan untuk menuju ke kampung.
pernah bapak menceritakan tentang masa kecilnya semasi di kampung, sesekali saya melihat matanya seperti berkaca-kaca, mungkin ada sesuatu kepahitan yang dirasakan pada saat itu.
kadang saya bertanya bertanya "Pak, kapan ajak kami ke kampung?" tapi dia hanya diam, tidak mau memberikan suatu janji atau kepastian kepada kami, hannya menceritakan saudara-saudaranya yang masih berada di kampung.
pada bulan Desember 2008, saya menerima Telefon yang menyampaikan berita bela sungkawa atas meninggalnya saudara kandung bapak saya "Mama Yane". pada waktu itu saya menyampaikan berita ini kepada bapak yang berada di Bitung. Spotan dan Kaget mendegar kabar ini, dengan suara pelan dia mengatakan, "dia saudara saya, mau bagaimana saya sekarang jauh di bitung, makasih Nak"
sayangnya saya tidak mengetahui jelas nama dari saudara-saudara bapak saya. ini di karenakan kesibukan bapak saya dalam mencarikan kami Nafkah untuk keluarga, biaya untuk pendidikan kami, sehingga harus pindah-pindah tempat kerja dan perusahaan.
saya selalu bertanya kepada orang tua, teman yang pernah ke Seko
"SEKO ITU BAGAIMANA ?"; 11 Maret 2009 pukul 13.23
RWM Boong Bethony mengatakan...: Trimakasih untuk Pak Saprudin N Pangandu atas perkunjungan anda ke Blog ini...membaca penuturan anda lewat tulisan singkat ini, membuat saya jadi bersedih disamping bergembira bahwa ada saudara saya To SEKO Perantauan yang singgah dan memperkenalkan diri lewat blog ini.
Sama seperti anda, saya 100% to SEKO, meski lahir dan besar di Rantau, tapi tidak mengurangi rasa CINTA DAN BANGGA saya sebagai TO SEKO.
Blog ini juga, diharapkan menjadi sarana Cybermania TO SEKO Perantauan untuk saling berkomunikasi.
Harapan saya, anda bisa meninggalkan alamat lengkap dan Email, agar kita bisa berkomunikasi.

Salam Hormat buat orang Tua, juga semua saudara-saudara di RANTELEDA dan PALOLO.; 14 Maret 2009 pukul 22.28

Posting Komentar

KAPIPE

KAPIPE adalah Anyaman rumput yang merupakan Kerajinan Tangan (Handmake) Masyarakat Seko! Kegunaan KAPIPE sebagai RANTANG atau PANCI Nasi. Untuk Bekal perjalanan atau ketika sedang bekerja di Kebun. KAPIPE dibuat dari Rumput khas yang banyak tumbuh di dataran tinggi. Rumput ini tumbuh subur di Seko.---------- KAPIPE is woven grass that is Crafts (handmake) Village Community Seko! KAPIPE usefulness as a basket or PAN Rice. For Bekal travel or while working in the garden. KAPIPE made of typical grass that grows in the highlands. This grass thrives in Seko.

Kenyataan dan Harapan Kecamatan SEKO.

Lapangan Udara Perintis Seko. Lapangan perintis ini di layani oleh Maskapai Sabbang Merauke Air (SMAK AIR). Setiap Hari Kamis, Jumaat, Sabtu dan Minggu - MASAMBA - SEKO dengan harga Tiket Rp. 176.000; Dan Route SEKO - POSO tiap Hari Kamis PP, harga Tiket Rp.200.000;- Rakyat Seko amat terbantu dengan adanya penerbangan perintis ini, sayang bahwa yang menikmati baru Masyarakat SEKO Padang, sebab jarak tempuh Seko Padang ke Seko Tengah dan Seko Lemo Seharian berjalan kaki dan 6 - 7 jam bila mengendari Roda 2. KEADAAN GEOGRAFIS Seko, dengan luas wilayah 2.109,19 Km2, merupakan kecamatan terluas dan terjauh dari ibukota Kabupaten Luwu Utara. Kecamatan ini terdiri dari 12 desa yang semuanya sudah beratatus definitif. Kecamatan Seko berada pada ketinggian antara 1.113 sampai 1.485 meter di atas permukaan laut, dengan topografi sebagian besar wilayahnya berbukit-bukit. PENDUDUK Sampai dengan tahun 2007, penduduk Kecamatan Seko berjumlah 12.405 orang, terdiri dari 6.269 orang laki-laki dan 6.244 orang perempuan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, penduduk kecamatan ini mengalami pertumbuhan sebesar -0,86 persen. Pertumbuhan penduduk tertinggi terjadi di Desa Marante (14,19 persen), sedangkan pertumbuhan penduduk terendah terjadi di Desa Hoyane (-0,05 persen). Dibandingkan dengan luas wilayahnya, jumlah penduduk Kecamatan Seko masih sangat sedikit. Secara rata-rata setiap kilometer persegi luas wilayah di kecamatan ini hanya didiami oleh 6 orang. Bahkan di Desa Padang Raya kepadatan penduduknya hanya 2 orang per Km2. PENDIDIKAN Salah satu upaya untuk mencerdaskan kehidupan penduduk dapat ditempuh melalui penyediaan sarana dan fasilitas pendidikan. Sampai dengan tahun 2007, fasilitas pendidikan di Kecamatan Seko masih sangat terbatas. Di kecamatan ini hanya terdapat 1 unit TK, 23 unit SD, 5 unit SLTP, dan 1 unit SLTA. Pada tahun yang sama, rasio murid guru untuk tingkat pendidikan TK, SD, SLTP dan SLTA masing-masing adalah 11, 16, 11 dan 9. Meskipun belum ada ukuran yang ideal mengenai rasio murid guru, akan tetapi semakin kecil angka rasio murid guru diharapkan semakin baik proses belajar mengajar karena guru dapat dengan mudah memantau aktivitas murid yang diajar. KESEHATAN Ketersediaan dan kelengkapan fasilitas kesehatan diharapkan dapat mempertinggi derajat kesehatan masyarakat yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas kehidupannya Letaknya yang berbukit-bukit dan sulit dijangkau merupakan salah satu penyebab masih terbatasnya sarana kesehatan di Kecamatan Seko. Dari 12 desa yang ada, hanya terdapat 1 unit Puskesmas di Desa Padang Balua dan 5 unit Puskesmas Pembantu. Sementara itu Polindes terdapat di Desa Malimongan (1 unit). Keterbatasan sarana kesehatan juga disertai oleh keterbatasan jumlah tenaga kesehatan. Di Kecamatan Seko, pelayanan kesehatan hanya dilakukan oleh 3 orang dokter, 6 orang bidan dan 5 orang bidan desa. PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN Kesehatan lingkungan di Kecamatan Seko relatif masih kurang baik sehingga perlu mendapat perhatian yang serius. Kondisi ini antara lain tercermin dari tempat buang air besar sebagian besar keluarga di Seko yang tidak menggunakan jamban dan tidak tersedianya tempat khusus untuk membuang sampah. Selain itu, di semua desa belum terdapat saluran pembuangan limbah cair dari rumah tangga. Letaknya yang terpencil menyebabkan penduduk kecamatan ini belum dapat menikmati layanan listrik dari PLN. Kebutuhan listrik dipenuhi dari sarana non-PLN, yaitu berupa sel surya (solar cell) yang telah dinikmati oleh 1.028 keluarga. AGAMA Tempat ibadah sangat diperlukan untuk melakukan ibadah dan kegiatan keagamaan lainnya. Di Kecamatan Seko terdapat 11 buah Masjid yang tersebar di 7 desa dan 62 buah Gereja yang tersebar di seluruh desa. PERTANIAN DAN PERKEBUNAN Pada tahun 2007, luas tanam padi di Kecamatan Seko adalah 2.185,00 Ha yang mampu menghasilkan padi sebanyak 11.690,60 Ton. Selain itu, komoditi palawija yang banyak dihasilkan di kecamatan ini adalah Jagung yang mencapai produksi sebanyak 683 Ton dan Ubi Kayu dengan produksi sebanyak 51,90 Ton. Sementara itu komoditi perkebunan utama di kecamatan ini adalah Kopi dengan jumlah produksi mencapai 212,40 Ton yang dihasilkan dari lahan seluas 1.318,60 Ha. Sedangkan produksi komoditi kakao sebanyak 287,60 Ton yang dihasilkan dari luas lahan 775,50 Ha. PETERNAKAN DAN PERIKANAN Pada tahun 2007, populasi ternak yang banyak terdapat di Kecamatan Seko adalah Kerbau (4.548 ekor), Sapi (1.807 ekor), Kuda (538 ekor) dan Babi (1.820 ekor). Adapun jenis unggas yang banyak terdapat adalah Ayam Buras dengan populasi mencapai 6.273 ekor. Produksi perikanan di Kecamatan Seko terutama dihasilkan dari budidaya di kolam. Produksi perikanan dari budidaya kolam sebanyak 253,00 Ton yang dihasilkan dari luas areal sebesar 609,00 Ha. PERDAGANGAN DAN HOTEL Letaknya yang terpencil menyebabkan kegiatan perdagangan di Kecamatan Seko masih belum berkembang. Sampai dengan Tahun 2007 terdapat 139 buah toko/warung dan 4 kedai makan minum. Selain itu sudah terdapat koperasi, yaitu 2 unit koperasi non-KUD yang dapat menunjang kegiatan perekonomian di kecamatan ini. TRANSPORTASI DAN KOMUNIKASI Kondisi fasilitas transportasi dan komunikasi di Kecamatan Seko masih sangat terbatas. Di kecamatan terdapat 9 wartel yang hanya tersebar di 4 desa, yaitu Desa Wono, Tanama Kaleang, Padang Raya, dan Padang Balua. Selain itu masih belum terdapat layanan pos yang menjangkau kecamatan ini. Jalan yang menghubungkan antar desa maupun jalan yang menghubungkan antara Kecamatan Seko dengan kecamatan lainnya masih berupa jalan tanah yang sulit dilalui kendaraan bermotor.

Renungan Kebudayaan

17/07/08

Album To Seko Padang

2 komentar:

Another Human Like You

Cari Blog Ini