17/01/23

UGAHARI

Esei tentang Ugahari.


Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia : Ugahari itu memiliki makna: Sedang; Pertengahan dan Sederhana. Bunyi Sedang itu memiliki arti Tidak keatas tidak juga kebawah. Ukurannya rata-rata, tidak besar, tidak banyak, tidak melimpah, tidak pula kekurangan, bukan miskin, bukan kecil. Selanjutnya bunyi Pertengahan, dapat pula berarti tidak di pinggir tidak pula di tengah; tidak di awal atau di akhir, tidak diluar atau di dalam, tapi di tengah atau pertengahan. Istilah Ugahari ini berasal dari istilah Sansekerta.
Bunyi kedua setelah UGAHARI adalah KEUGAHARIAN. Bunyi kedua ini merupakan kata kerja yang berarti, Kesederhanaan atau Kesahajaan. Yaitu, berperilaku (menjalani kehidupan) sederhana, bersahaja di keseharian. Suatu pilihan yang berbalikan atau kebalikan dari keadaan sesungguhnya.
Kata UGAHARI dan KEUGAHARIAN berasal dari bahasa Sansekerta yang merujuk pada tradisi dan kebiasan hidup para Rohaniawan (Biksu - Biksuni, Begawan, Resi ), para Empu (para ahli, para pengajar, para seniman) dalam perkembangan Sejarah Indonesia masa kejayaan Hindu - Budha. Dimana, para rohaniawan dan para Empu memilih hidup sederhana di 'Pertapaan' (tempat bertapa), di padepokan, dst. Pilihan hidup sederhana atau bersahaja seperti yang di perlihatkan oleh para Rohaniawan dan para Empu ini, dapat kita sejajarkan dengan 'JALAN zen' yang berkembang di Jepang, di daratan China/Tiongkok sampai kedaerah Buthan dan India yang di kenal sebagai jalan Yoga meski secara substansil tidak sama persis, tetapi miliki jalan yang sama yaitu Memilih hidup Ugahari atau Keugaharian.
Setelah Agama Islam dan Kristen masuk ke Indonesia, hidup Ugahari atau Keugaharian di perlihatkan oleh para Kiyai dan para pastor atau pendeta. Para Kiyai memilih hidup sederhana, bersahaja di balik Pesantren dan atau Asrama bagi para Pendeta dan Pastor.
UGAHARI dan KEUGAHARIAN Sebagai SPIRITUALITAS.
Dalam konteks Kapitalisme yang menggurita di masyarakat kita, dibutuhkan spiritualitas baru untuk mengembalikan Manusia sebagai Manusia seutuhnya. Yaitu spiritualitas yang dapat di artikan sebagai daya kekuatan bersama yang menghidupkan dan menggerakkan. Dewasa ini, spiritualitas jadi makin penting, karena menjadi ukuran hubungan pribadi dengan Sang KHALIK yang dapat terlihat dari perilaku hidup sehari-hari. Karena, Spiritualitas tidak hanya berhubungan dengan Keagamaan atau hal-hal yang rohani saja, tetapi juga dapat menjadi sumber kekuatan untuk menghadapi realitas dalam bentuk apapun (penjajahan, penganiayaan, penindasan, dst) tetapi juga sebaliknya untuk mencapai tujuan bersama (pembangunan, keadilan, kesetaraan, kesejahteraan, dst). Dalam pengertian seperti ini, maka Spiritualitas lebih merujuk kepada 'Cara hidup', 'cara bertindak' dalam keseharian. Spiritualitas sebagai Cara Hidup, adalah benteng bagi kehidupan beriman setiap orang, bahkan lebih lebih dari itu Spiritualitas dapat mendorong, memotivasi, menghidupkan dan menumbuhkan, seseorang dalam pengalaman perjumpaan dengan SANG KHALIK YANG DISEMBAHNYA.
Salah satu pertanda zaman yang mewarnai kehidupan masyarakat (manusia) dewasa ini yakni, Ganasnya Kapitalisme melanda tubuh manusia. Tubuh manusia di jadikan sebagai 'objek dan subjek' produk ekonomi dan alat Komoditas untuk kepentingan kaum Kapitalis (terlebih Neokapitalis). Seorang Sindhunata berteriak lantang, bahwa gaya hidup manusia hanya berorientasi pada diri sendiri dan berlomba-lomba mengejar kenikmatan, kepuasaan diri (Duniawi), krisi iman, miskin dalam solidaritas terhadap sesama, boros dengan membayar harga yang sangat mahal atau berhutang. Tubuh bahkan jiwa kita di jajah oleh kaum kapitalisme. Tak ada lagi ruang tersisa, mulai dari ujung jari kaki, sampai ujung rambut di kepala bahkan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Semuanya, di rebut oleh Kapitalisme yang pada saat bersamaan berjalan seiring dengan NeoKolonialisme. Perhatikan dan amati dengan seksama, betapa dahsyat kapitalisme melanda hidup manusia. Merasuk semua lini dan komponen hidup bermasyarakat. Lihatlah, hidup para birokrat, Rohaniawan, kaum intelektual, Seniman (artis/aktor Filem, perupa, dramawan, Pemusik, sastrawan) Legislatif, Yudikatif. Perhatikan dan tonton tayangan TV nasional dan transnasional. Majalah, Buletin sampai pada jurnal-jurnal dalam dan luar negeri...semua di rebut oleh Kapitalisme, semua di jajah sebagai bentuk baru dari Kolonialisme.
Begitu hebat Kapitalisme melanda hidup manusia, sehingga hidup beragama pun tak lagi menjadi sesuatu yang 'Magis, Luhur, Mulia, Agung dan Kudus' dan pada 'saat tertentu' hanya di jadikan pelengkap dalam bentuk-bentuk ritual belaka.
Bagaimana kita di Rumah HAIKUKU INDONESIA?
Seperti yang saya jelaskan secara singkat diatas, bahwa dahulu kala, para Empu (Seniman, ahli membuat...., pengajar,..) dan para Rohaniawan (biksu - Biksuni, Kiyai, Pendeta/Pastor) memilih hidup Ugahari atau Keugaharian sebagai jalan hidupnya.
Mereka (Empu dan Rohaniawan) itu, bukan saja memilih hidup sederhana, tetapi laku Mereka pun sangat sederhana, tidak sombong, lemah lembut, berbudi halus (welas asih) dan mengajar dalam kesederhanaan. Sebab itu, Mereka, sangat di hormati, di cintai, dan di rindukan oleh banyak orang. Sebab dari Mereka, orang lain belajar menjalani hidup.
Para sastrawan Haiku klasik, terkenal dengan Hidup Ugahari atau Keugaharian dengan memilih hidup sederhana. Hidup di pertapaan dengan apa adanya, tetapi pada saat yang bersamaan mereka menjadi Guru bagi siapa saja, termasuk menjadi guru kita para pecinta Haiku.
Dalam esai sederhana ini, saya mengajak semua Handaitaulan, kerabat dan para sahabat, untuk melihat situasi kita masing-masing dalam bentuk perenungan-perenungan, meditasi-meditasi, solat Tahajud, berkontemplatif, Berpuasa, sesuai dengan agama yang kita yakini.
Saya akhiri Esai kecil ini dengan Prosa kecil :
Pada akhirnya, Sang Khalik, TUHAN YANG MAHA ESA menjadi kesepian, di tengah umat yang menjadikan Ibadah dan amalnya hanya sebagai Formalitas Belaka.
TUHAN YANG SENDIRIAN di dalam semarak ritual-ritual keagamaan yang riuh rendah dalam bayangan Kapitalisme.
Pada arena ini, pandangan Spiritualitas menjadi penting bagi kita. Spiritualitas yang menjadi dasar terhadap gerakan dan kekuatan untuk merebut kembali Tubuh dan jiwa yang sudah di kukung, di penjarakan oleh Kapitalisme.
Spiritulitas yang mampu menggerak kita merebut kembali tubuh dan jiwa ini menjadi Tahta di mana TUHAN YANG MAHA ESA hadir dalam perilaku, tuturan, dan berfikir kita.
Selamat Ber-UGAHARI atau KEUGAHARIAN.
Salam dan doa dari Kalimantan Timur. Dibawah ini saya sertakan bagaimana diskusi yang berlangsung :
Menarik ulasannya Romo Ro Wl Ma... Rahayu 🙏🙏
#Yesmil_Anwar:
Yesmil Anwar mencerahkan, tks romo
Terima kasih pencerahannya Romo
Dimyati salam ugahari...!
Menembus dinding tebal konsumerisme, pragmatisme, kapitalisme ... hidup ugahari
Mas Trisno Soriton...selamat Ber-Ugahari....salam dan doa rahayu.
Akang haji Yesmil Anwar...alhamdulillah, terpujilah Tuhan Yang Maha Esa. Salam dan doa rahayu.
Mbak Dian Kencana....terimakasih, selamat ber-Ugahari...salam dan oda rahayu.
Ro Wl Ma : Mas Ipit Saefidier Dimyatii...terimakasih, mari sobatku. Salam Ugahari, rahayu selalu.
Ro Wl Ma : Kang Ace Suhaedi Madsupi...seorang Filsuf tua dari abad 4 sebelum masehi, berjalan-jalan di sekitar kota Yunani di siang hari sambil membawa dian kesana kemari. Ketika ia tanya, mengapa membawa lampu siang hari, Sophocles menjawab, sedang mencari Nurani yang lama hilang dari bangsa Yunani.
Mungkin itu juga yang sedang terjadi pada sebagian manusia dewasa ini...salam dan doa rahayu.
Ace Suhaedi Madsupi : Dalam perjalanan hidup saya 10 terakhir, saya banyak menemukan laku manusia seperti dicontohkan Romo. Ada yang menyingkir dari keramaian untuk bertirakat, ada yang memilih hidup susah dari kacamata umum, ada yang berteriak-teriak di tengah keramaian seperti orang gila mengajak manusia eling padahal di hari lain dia tampil waras di hadapan keluarga dan murid-muridnya.
Ro Wl Ma : Kang Ace Suhaedi Madsupi....spiritualitas semacam itu adalah 'pencarian' atas spiritualitas itu sendiri.
Dalam esai sederhana diatas, saya mengajak anggota di Haikuku ini untuk belajar pada pilihan hidup seperti yang terungkap di esai kecil diatas.
Belajar pada Keugaharian....🙂
Nina Hendrayana : Terimakasiiihhh pencerahannya Romo..., semoga saya bisa mengambil banyak pembelajaran dari ke-ugaharian , salam dan doa, rahayu Romo...
Ro Wl Ma : Selamat siang mbak Nina Hendrayana....yah mari belajar bersama mbak Nina. Salam dan doa rahayu.
Nina Hendrayana : Saya selalu menunggu & menghayati pencerahan dari Romo.., walau mungkin sdh agak lemot ..hehehe
Semoga Romo tak bosan-bosan membimbing kami-kami disini yaa Romo-kuuu... rahayu..
Nina Hendrayana : Selamat siang juga Romo-kuuu.. , terimakasiihh 🙂
Roc Koesoemahprawira : Mereka (Empu dan Rohaniawan) (atau guru atau pembimbing atau pemimpin) itu, bukan saja memilih hidup sederhana, tetapi laku Mereka pun sangat sederhana, tidak sombong, lemah lembut, berbudi halus (welas asih) dan mengajar dalam kesederhanaan. Sebab itu, Mereka, sangat di hormati, di cintai, dan di rindukan oleh banyak orang. Sebab dari Mereka, orang lain belajar menjalani hidup..... *jempol!!!!
Bunda Tami : Cerah sekali Romo Ro Wi Ma walau sebenarnya hujan besar..di sini
Ramana Ariasma : Mencerahkan di siang hujan ini. Bahkan kapitalisme telah mencengkram sebagian pesantren. Sangat memprihatinkan.
Kang Ramdan : Kesederhanaan memang menjadi pijakan spiritualitas yang tersembunyi di balik tembok pesantren atau pun asrama.
Alangkah indahnya jika kesederhanaan spiritualitas ini menjadi cara hidup dari orang kebanyakan, seperti kita, bukan monopoli dari para pelaku spiritual saja.
Tulisan yg mencerahkan, Romo.
Semoga para penulis haiku di rumah haikuKu ini bisa menjadi pelopor untuk menerapkan cara hidup sederhana, minimal ditunjukkan dalam haiku-haikunya.
Salam. 🙂
#Rizal : selamat menikmati senja romo, saya hendak bertanya, adakah persamaan ugahari dan moksa romo?
Michael Sukadi Sonokaryo : Semoga kita mampu menjalani Ugahari dan Keugaharian disisa usia kita. Terimakasih Romo Ro Wl Ma. Sebuah peringatan dan perenungan buat kita. Salam Rahayu
Okty Budiati : spiritualitas sebenarnya pun sebuah pilihan, sebagaimana sebermula manusia itu memilih pun adalah satu laku dari spiritualitas itu sendiri. hal yang menjadikannya sulit untuk dilakukan, mungkin, mampukah manusia memilih untuk menjadi sederhana dengan melawan ego diri sendiri. karena kapitalisme, atau pun isme-isme yang lainnya telah hadir sebagai bentuk wujud dari politik dan itulah peradaban manusia. pertanyaanya, apakah kini manusia memahami spiritualisme sebagai religi? sedang religi sangatlah berbeda jauh dari spiritual melaku... colek mas Romo Ro Wl Ma, juga mas Igo Koesoemahprawira. hehe... ngeteh dulu ahhh...
Asep Eri : Indah .....
Okty Budiati : wah, esainya dihadirkan secara utuh oleh alam mba, hujan menjadi pelangkapnya. pencerahan! aseeekkkk... @ mba Atsuko Tamiko Atsuko Tamiko. damailah selalu ya 😃
Ninik Noor Hidayatun : Sebuah pencerahan setelah hujan romo.....menyimak terus
Ro Wl Ma : Mas Igo Roc Koesoemahprawira...spiritualitas seperti itu untuk saat sekarang ini terasa begitu asing. Orang lebih memilih untuk hidup dengan kemewahan duniawi dan kesombongan duniawi dari pada bermegah dalam bahasa batin atau bahasa jiwa, seperti terungkap dalam esai kecil di atas. Saya mensejajarkan hidup Keugaharian sebagai jalan Zen yang di tempuh oleh kebanyakan penulis Haiku tradisionil jepang....salam ber-Ugahari.
Ro Wl Ma : Madam Bunda Tami....itulah jalan Zen yang selama ini selalu coba kita kuak dalam diskusi-diskusi soal Zen. Selamat ber-Ugahari..semoga pencerahan diri merasuk, rahayu..rahayu.
Ro Wl Ma : Sobatku Ramana Ariasma...untuk masa sekarang ini tembok-tembok keagamaan dengan mudah di runtuhkan oleh Kapitalisme sehingga tak ada lagi Tuhan dalam bilik hidup manusia.
Semoga esai kecil ini dapat mengingatkan, setidak-tidaknya membuat kita duduk merenungkan 'pola hidup' kita di zaman ini. Salam dan doa rahayu.
Ro Wl Ma : Francinne Maryento....rahayu..rahayu..rahayu kekasihku.
Ro Wl Ma : Kang Ramdan sahabatku. Ugahari adalah pilihan untuk membawa kita memasuki dunia asing yang oleh alam kekinian kita dianggap sesuatu yang kuno, udik dan ketinggalan zaman. Manusia lebih memilih kemegahan duniawi dari pada kemegahan spiritulitas dalam bahas jiwa, bahasa batin. Salam dan doa rahayu.
Ro Wl Ma : Mas #Rizal...Moksa dan Ugahari tentu saja beda...Ugahari adalah pilihan hidup. Sementara Moksa adalah pencapaian dari spiritualitas seseorang untuk menemui atau berjumpa dengan TuhanNYA.
Ro Wl Ma : Mas Michael Sukadi Sonokaryo....selalu berdoa untuk itu sobatku. Rahayu..rahayu..rahayu.
Ro Wl Ma : Sobatku Okty Budiati....dalam konteks tertentu, spiritualitas adalah religi (agama).
Tapi dalam bentuk tertentu spiritualitas bisa dalam bentuk spirit untuk mencapai tujuan.
Sebagai contoh spiritualitas rakyat indonesia untuk mencapai kemerdekaanya.
Spiritualitas untuk memperjuangkan keadilan dan kesetaraan.
Jadi apakah itu sebuah pilihan? silahkan saja.
Semua orang memiliki religi sebagai spiritualitasnya.
Yang hendak di capai oleh esai sederhana di atas adalah menawarkan Ber-Ugahari dan Keugaharian sebagai jalan spiritualitas.
Ro Wl Ma : Bunda Ninik Noor Hidayatun....terimakasih. Hujan juga sebuah spiritualitas, jika kita ingin berdialog dengan mengapa hujan turun, mengapa ada musim kematau, mengapa angin bertiup, dst.
Salam dan doa rahayu.
Okty Budiati : @ mas Romo Ro Wl Ma, baiklah, jika demikian, bagaimana dengan spiritualisme dari suku Baduy. yg tentu saja itu dapat dijadikan satu bentuk kesederhanaan itu sendiri, lalu "kejawen", dan masih banyak lagi, yang konteksnya di sini bisa menjadi suatu Ugahari dalam haiku di Indonesia. akankah itu menjadi sejalan dengan konteks religi yang terbangun di negeri ini?
Ro Wl Ma : Sobatku Okty Budiati...suku badui tidak mengenal Ugahari atau Keugaharian sebab cara hidup mereka sudah seperti itu dari dahulu kala.
Sementara hidup Ber-Ugahari atau Keugaharian adalah menjalani hidup sederhana, kebalikan dari keadaannya yang sesungguhnya.
Yaitu mereka yang memiliki kekuasaan, kemapanan hidup (materi) tetapi meilih menjalaninya dengan hidup sederhana.
Jadi bukan pola hidup sebagai tradisi.
Dalam esai di atas saya jelaskan tentang itu.
Spiritualitas masyarakat Baduy dalam adalah menjaga tradisi hidupnya sebagai Ekologi hidup masyarakat Baduy. Apakah dapat kita jadikan conoth? Sepertinya kurang tepat untuk itu.
Salam dan doa rahayu.
Okty Budiati : siap aku bungkus ya mas Romo Ro Wl Ma. Saved! damailah selalu 🙂
#Denny Cholid Rachmat Awan : Hadir dan selalu menyimak. Terimakasih Romo ilmunya...
Ro Wl Ma : Sobatku #Denny Cholid Rachmat Awan....mari sama belajar sobatku...kita saling menyimak. salam dan doa rahayu.
#Denny Cholid Rachmat Awan: Iyah Romo Ro Wl Ma, saya semoga tidak ketinggalan kereta, saya baru beres program "Mata Air" nih dari Romo Mudji Sutrisno, saya lagi banyak belajar filsafat beliau hehehe...
Ro Wl Ma : Mas #Denny Cholid Rachmat Awan...saya juga banyak belajar dari beliau, terutama soal Filsafat sosial....🙂
#Denny Cholid Rachmat Awan:.. Saya kebelum sering ketemu dan sangat akrab... Semoga saya pun bisa dipertemukan Romo Ro Wl Ma
Roc Koesoemahprawira : Romoku Ro Wl Ma, dan sahabatku Okty Budiati saya mau sharing juga ya sedikit mengenai kesederhanaan dan hubungannya dengan spriritualisme:
Ada banyak tokoh-tokoh besar yang menjadi pengubah jalannya sejarah dan memiliki image besar namun hidup secara sederhana. Sebutlah : (Selain para nabi sebutlah nama Mahatma Gandhi, Madame Teresa, Dalai lama, Nelson Mandela, Romo Mangunwijaya, Mohammad Hatta dll). Mereka adalah orang orang yang jiwanya, cita-cita dan nalar kreatifnya benar benar besar.
Mereka adalah jiwa jiwa yang di drive oleh nafas religi dalam pengabdian mereka kepada masyarakat, dimana nilai nilai yang mereka jalankan merupakan pengejawantahan dari nilai spiritual pribadi dan konsep ajaran surgawi yang mementingkan orang banyak diatas kepentingan pribadi.
Biasanya, semakin berisi tingkat spiritualitas mereka maka semakin seseorang akan merunduk serendah rendahnya ibarat buliran padi, hal ini diakibatkan karena mereka mengenal konsep menolong yang tidak tahu, membantu yang lemah, mengarahkan masyarakat atau kelompok yang diasuhnya ke arah yang lebih baik dalam praktek kehidupan bermasyarakat baik secara perilaku maupun budi pekerti.
Sebaliknya, mereka yang masih memikirkan gelar atau julukan, mereka yang masih memikirkan eksistensi diri mereka adalah orang orang yang biasanya justru lemah secara spiritual, merekalah yang masih dikuasai ego, masih senang dipuja-puji, masih membutuhkan pengakuan. Dan untuk mencapainya mereka sebisa mungkin akan menunjukkan kemahiran mereka, kehebatan mereka, atau menunjukkan betapa besarnya mereka di posisinya.
Seorang Pengajar/Guru/Pemimpin yang memiliki kedalaman spiritual bisa dikatakan seringnya tidak membutuhkan penghargaan, tidak membutuhkan pujian, mereka membiarkan alam berjalan apa adanya, mereka hanya menjalankan kebajikan yang mereka miliki, dan believe it or not, penghargaan itu justru datang dengan sendirinya kepada diri mereka.
Saya melihat, ada banyak orang yang berprofesi guru atau dokter atau Sukarelawan atau Pendeta atau para ustadz di daerah terpencil di indonesia yang mengorbankan diri demi mengajar anak anak yang tidak mampu dan membimbing anak anak yang terbelakang, merekalah sebenarnya orang orang yang berjiwa raksasa, merekalah martir kemajuan pendidikan anak negeri ini… dan ironisnya mereka seringkali malah tidak mendapatkan penghargaan yang selayaknya dari pihak manapun.
Sikap sederhana secara spiritual akan muncul jika seseorang mampu menghargai kualitas hidup yang lebih dalam, menghargai dan memahami alur kehidupan, bukannya menghargai kemasan atau gaya hidup yang lebih menampakkan kulit luarnya saja. Dan hal yang nampak paling menonjol dari mereka yang semakin sederhana biasanya nampak pada wujud perilaku dan tutur katanya.
Mari kita mulai menjadi orang yang sederhana dalam penampilan namun kaya raya dalam sisi spiritual.
Teriring Salam
#Haris_Sungkawa : Mencerahkan Romo Ro Wl Ma...(sambil merenungkan makna sejati dari sederhana dan kesederhanaan).
Bukankah sederhana itu berarti unit utuh yang tak bisa diurai lagi ? Semoga tidak tuna, sehingga tetap bisa sederhana.
Okty Budiati :.. akhirnya balasan dari mas Igo Roc Koesoemahprawira hadir dalam bahasa yang tidak sederhana dan puanjang. hihihi... menarik! ya, jika melihat kembali ke belakang, banyak sekali manusia yang mendedikasikan hidupnya untuk melaku dengan keyakinannya. saya rasa, sering ngilu, sebuah pilihan dalam melaku masih di dominasi oleh strata dan kepentingan sosial. realitanya itulah yang berlaku, kini atau lebih tepatnya saat dunia modern diterapkan dalam peradaban dan tentu negeri ini menerima dampaknya, karena itu "kapitalisme" pun disinggung oleh mas Romo Ro Wl Ma di dalam postingannya. sekarang yg menjadi pertanyaan saya lagi, sebenarnya, sejauh mana sebuah pilihan hidup mampu menjadi pilihan yang tepat bagi pemilih jika pola pendidikan terkecil [keluarga] lebih mengedepankan pendidikan massal [yg berlaku umum dan terakui oleh budaya], mengapa saya menyebut "budaya", saya ingin mengambil konteks dari komentar mas Romo Ro Wl Ma soal mengambil contoh suku Baduy yang dirasa kurang relevan. tapi menghadirkan mereka dan mengakui keberadaan mereka tentu akan membantu kaum borjuis untuk membaca toh... jika kita menutup sebutir debu, apakah kita tahu di meja itu kotor atau tidak?, itu hanya sebutir... ahhh... ngupi ndhisikkk... 😃
Derniz Hilman Fiqri : Salam Hangat Romo Ro Wl Ma .. Ulasan ini datang dari qolbu,, Terimakasih Sangat terasa dan mendalam .. 🙂
Mryana Veta : .. WS. Rendra ( alm ) menyebut Resi, Pendeta, Rohaniawan, Seniman adalah orang2 di atas angin. Mereka adalah orang2 yang tidak terikat oleh hal2 yang bersifat badani ( materi ).
Raja2 di jaman kehinduan, memang membutuhkan orang2 yang memiliki setengan angin dan setengah badan. Mereka adalah orang2 yang mudah diatur berdasarkan kehendak raja. Tapi orang2 yang benar2 berada di atas angin adalah mereka yang memiliki kebebasan yang tersentuh dengan kepentingan materi.
Rendra menyebutnya Akademi Jakarta ( Yang dibentuk Ali Sadikin dan terdiri dari oleh2 cendekiawan pilihan) menurut Rendra mereka adalah orang2 setengah badan. Mereka tak memiliki otoritas penuh karena mereka menerima gaji dari orang 2 yang sepenuhnya memiliki badan ( birokrat ) .
Pertanyaannya, apakah Keugaharian versi Romo sama dengan orang2 di atas angin versi Mas Willy ( alm ) ?
Mryana Veta : Ralat ; Tapi orang2 yang benar2 bersda di atas angin adalah mereka yang memiliki kebebasan yang tak tersentuh dengan kepentingan materi.
Ichiko Blank : ... suguhan pelajaran / pencerahan spiritual yg tinggi dengan redaksi yg sederhana mudah dipahami, dicernak dan dijalankan (?). .... bravo romo dan terima kasih ...
Mryana Veta : Keugaharian lebih bersifat pilihan hidup untuk sederhana dan apa adanya. Sedang orang2 yg berada di atas angin adalah orang yang memiliki pilihan ideologis untuk bebas, tak terikat dengan hal2 bendawi, tapi memiliki kebajikan hidup yang luhur. Merdeka dari segala kepentingan materi. Malah Rendra mengeritik Akademi Jakarta, sebagai institusi yang membernya Penghargaan Hadiah Sastra, sebagai manusia2 setengah badan.
Ro Wl Ma : Betul kangmas Mryana Veta....🙂
Ro Wl Ma : Selamat sore kangmas Mryana Veta...orang-orang yang berumah di atas angin..itu istilah WS Rendra ketika itu. Benar yang mas katakan, bahwa mereka adalah orang-orang yang tidak tersentuh aturan tetapi sekaligus tidak mau melanggar aturan (etika)...
Dan orang-orang Setengah Badan setengah angin adalah sindirin WS rendra terhadpa para Seniman, Empu, begawan dan rohaniawan yang 'dipelihara' oleh Raja atau pimpinan untuk melegitimasi keinginan para Raja (pemimpin).
Mengenai Ugahari ata :u Keugaharian, adalah pilihan untuk hidup sederhana atau bersahaja, bukan karena 'keadaan' tetapi justru karena merupakan pilihan.
Dalam konteks sekarang ini, mereka yang kuat dan mapan (baik Ilmu dan Bendawi) tetapi memilih hidup sederhana atau bersahaja....seperti itu spiritual yang saya maksud kangmas. Salam dan doa rahayu.
Ro Wl Ma : Kang Ichiko Blank..terimakasih mas. Semoga bermanfaat.
Ro Wl Ma : Mas Derniz Hilman Fiqri...salam ber-Ugahari sobatku. Semoga bermanfaat...salam dan doa rahayu.
Ro Wl Ma : Mas #Haris_Sungkawa....makasih..semoga bermanfaat ya mas. Salam dan doa rahayu.
Ro Wl Ma : Mas Igo Roc Koesoemahprawira...makasih untuk ulasan yang indah itu, salam dan doa rahayu.
Ibenk Campret : Menyentuh sangat dalam.. Terima kasih paparan wawasannya, pencerahannya sangat membantu saya yg masih awam. Salam santun.
Aya didieu ning?
Ibenk Campret : Nembe lebet dinten Rebo, kamari, Kang..
Hoyong nambih wawasan.. #baluweng. heheheee..
Ganesha Putra Kénéh : Kénéh Haahaha..
Saé..
Saé kakang.....
Ibenk Campret : Hatur nuhun, Kang Ganesha.!!!
Ganesha Putra Kénéh : Sami-sami Kakang..
Ro Wl Ma : Okty Budiatii..jika tidak melakukan pilihan hidup itu, maka kita tidak akan pernah mengerti dan memahami..karena dalam pilihan seperti itu terjadi pengingkaran terhadap segala sesuatu yang munkin sebelum menjatuhkan pilihan untuk hidup sederhana atau hidup bersahaja. Yang maksud dengan pengingkaran itu adalah dulu sebelum hidup bersahaja atau sederhana, kita lebih menikmati kemewahan sebagai ukuran hidup, tetapi ketika masuk dalam hidup sederhaan (bersahaja) seperti dalam uraian di atas, maka kemewahan dan kemegahan bukan lagi ukuran. Baik secara fisik pun secara meteri.
Mengapa Suku Baduy tidak bisa menjadi contoh, karena suku Baduy dari sejak nenek moyangnya sudah menganut pola hidup seperti itu. Tapi jika ingin belajar pola hidup suku baduy sebagai cara untuk memahami bagaimana hidup ala orang Baduy, itu baru cocok.
Ingat bahwa Ugahari atau Keugaharian itu, adalah memilih hidup sederhana dan meninggalkan kemewahan atau kemegahan bendawi, kemegahan dan kemegahan pola laku (menjadi orang welas asihn rendah hati, dst.)
Salam dan doa rahayu.
Ro Wl Ma : Mas Ibenk Campret...mari sama-sama belajar mas..toh di group Haikuku Indonesia ini, kita semua adalah Cantrik (belajar). Salam dan doa rahayu.
Ganesha Putra Kénéh : Saya menyimak Romoku..
Rahayu Jati waluya.
_/|\_

Hari ini tentang Ugahari.


Bunyi Ugahari berarti : Kesahajaan; Kesederhanaan; Sedang; Pertengahan, demikian pemaknaan Nomina klasik dalam khasanah Bahasa Indonesia. Kosa kata UGAHARI di kutip dari Bahasa Sansekerta yang merujuk pada pola hidup bersahaja, sederhana dan juga pada klasifikasi strata sosial secara ekonomi di kehidupan Masyarakat Nusantara pada beberapa abad lalu pada sejarah Masyarakat Hindu dan Budha. Pada konteks dan teks itu kemudian jadi Narasi (terpolarisasi) tradisi atau budaya berperilaku hingga berfikir masyarakat Jawa, Sunda, Madura, dan Luar Jawa; yang kelak tanpa di sadari menjadi spirit perilaku sehari-hari secara turun temurun. Sikap Hidup yang demikian disebut sebagai KEUGAHARIAN. Yaitu, memilih berperilaku (menjalani kehidupan) sederhana, bersahaja di keseharian. Yaitu kebalikan dari keadaan sesungguhnya. Sebagai contoh : seorang yang kaya raya, memilih hidup sederhana. Demikian juga perilaku jika ia seorang pejabat tinggi negara. Mengapa Keugaharian menjadi Narasi tradisi di masa itu?
Karena hidup sederhana atau bersahaja itu adalah kehidupan itu sendiri.
Bukankah kebutuhan semua manusia sama? Yaitu :
1. Hidup bermasyarakat dan sederajat, karena derajat seseorang bukan di tentukan oleh kekayaan, jabatan dan Agama. Adakah seorang manusia yang dapat hidup seorang diri? Bahkan Tarsan di ceritakan hidp di hutan, butuh mahkluk lain di sekitarnya.
2. Makan 3 x sehari dan minum lalu mengeluarkan atau membuang ampas yang dimakan dan diminum adakah orang / Manusia yang hanya makan dan minum saja?
3. Ajaran Agama yang menuntun setiap orang berlaku seperti itu atau adakah Agama yang mengajarkan para penganutnya untuk hidup sombong dan berfoya-foya?
4. Semua manusia butuh baju/jubah untuk menutup Aurat, atau adakah manusia yang hidup telanjang? Bahkan Tarsan pun butuh sehelai cawat untuk itu.
5. Sederhana atau bersahaja itu menghilangkan sekat-sekat antar manusia yang sering kali terkotak-kotak karena kesombongan primordial baik oleh karena Agama, Suku, warna kulit dan bahasa? Bahkan zona demargasi antar negara yang selama itu tertutup rapat oleh tembok-tembok kecurigaan menjadi hancur oleh gerakan persamaan derajat.
6. Semua mahkluk apapun di dunia ini di buat Tuhan terkoneksi satu dengan yang lain. Bahkan cacing tanah pun di ciptakan untuk membantu menusia mengurai tanah.
7. Bukankah hancurnya lingkungan hidup oleh karena manusia lebih mengutamakan keinginan dari pada kebutuhan? Bahkan mengingkari mahkluk-mahkluk lainnya sebagai patner kehidupan manusia di alam raya ini.
Lalu bagaimana? Apakah Perilaku Ugahari masih relevan dalam konteks dan teks kekinian Indonesia?
Saya berharap bahwa sikap hidup demikian (keugaharian) dapat kita kampanyekan sebagai cara hidup bersama antar masyarakat, antar individu. Karena hidup konsumtif dan berfoya-foya tidak pernah memberdayakan sesama manusia terlebih mereka yang memang sederhana akalau tidak mau di sebut miskin secara ekonomi. Bahkan sikap hidup konsumtif dan berfoya-foya justru menguntungkan Neokapitalis yang selalu mendorong masyarakat untuk hidup konsumtif (sebagai pemakai) tanpa berusaha untuk memberdayakan masyarakat itu sendiri.
Dari mana kita mulai Kampanye Keugaharian?
Musti di mulai dari mereka yang menjadi Publik Figur, seperti : Rohaniawan (Kiyai, Pendeta/Pastor, Ustad) Birokrat (presiden, Mentri-mentri, Gubernur, Bupati/walikota, PNS), Legislatif (MPR, DPR RI, DPRD I dan Kota/kabupaten), Pengusaha (Jasa, industri, Pariwisata) Yudikatif (Hakim, Jaksa dan POLRI-TNI) Para pendidik (Prof, Dosen, Guru), Budayawan (Seniman dan pemerhati kebudayaan).
Semaju dan secanggih apa pun Ilmu Pengetahuan dan Tehnologi, jika manusia tidak hidup Berugahari, maka manusia akan kehilangan kemanusiaannya dan berlomba membuat sesamanya menderita.
Lihatlah, amatilah bagaimana Manusia menjalani kehidupan ini, bukankah pelan tapi pasti menuju pada penghancuran diri sendiri? Atau dengan kata lain, kita mencuri, merampas dan merampok, kehidupan anak cucu kita. Dengan cara hidup seperti itu, maka sesungguhnya kita bukan manusia, sebab hanya binatang yang memakan anak-anaknya.
Mari belajar untuk hidup sederhana, bersahaja, meskipun anda sanggup hidup mewah, saat seperti itu anda jadi manusia sutuhnya.
Samarinda, 6 February 2016. Diskusi jilid II tentang Ugahari :
  • Surya Bebaspati Sitepu
    Kerendahan hati n kejujuran blm ada romo shg maaih senang berbau konsuumtif shg pesta pun maunya nyang glamour he he
    2
  • Reinhard Samah Kansil
    Tanya Romo: Gereja yang bersidang di Gerejanya sendiri, apakah menunjukkan sikap hidup ugahari?
  • Romo
    Silih Surya Bebaspati Sitepu....mejuah-juah silih?
    Yakk betul penyataan silih itu...sepertinya Keugaharian versus konsumerisme perlu kita kampanyekan, bukan saja untuk kehidupan di masa kini, tetapi terutama untuk generasi mendatang.
  • Romo
    Sobatku Reinhard Samah Kansil....wahhh qkqkqkqkqkqkkq. Mari kita diskusikan persoalan itu, mengingat bahwa Ugahari dengan Keugahariannya masih sangat baru secara pengutipan kosa katanya, tetapi ternyata itu bukan perilaku yang baru untuk di pelajari bersama.
  • Gomar Gultom
    Yang namanya sederhana itu sangat relatif. Sadar akan hal itu, saya selalu kampanyekan, Spiritualitas Keugaharian itu mestinya bisa kita wujudkan dalam tiga dimensi: 1). Penguasaan/pengendalian diri, sehingga berani mengatakan "cukup!" dan tidak memgambil yang bukan haknya; 2). Kesediaan untuk berbagi; dan 3). Kesediaan untuk ikut menentangi segala sistem, struktur dan kebijakan yang menghalangi orang menggapai kecukupan bagi dirinya.
    5
  • Romo
    Sobatku Gomar Gultom...selamat beraktivitas di Tanah Luwu sana.
    Kampanye PGI kita sambut dengan senang hati yang meluap-luap sobat. Persoalan bagi kita sekarang ini ialah : keberanian untuk masuk ruang itu dan berbicara (berkampanye) sebagai spiritualitas bermasyarakat, berpemerintahan, Beragama, dst. Thanks sudah mampir.
  • Margie DeWanna
    Romo... Saya terharu mendengar sepenggal kisah dari acara serah terima KMJ di sebuah jemaat GPIB yang dipimpin oleh ketum baru-baru ini. Pada akhir kegiatan beliau disodorkan 2 amplop uang transport untuk diterima, pada saat itu beliau langsung bertanya mengapa 2? Mereka menjawab, karena ketum memimpin pada saat serah terima jabatan dan pada saat ibadah serah terima. Beliau langsung menjelaskan pada yg menyerahkan amplop2 tersebut bahwa saya tidak pulang dan kembali lagi kesini untuk acara yg dilakukan pada momen yg bersamaan karena itu saya hanya menerima 1 amplop. Terimakasih.
    Menurut saya ini salah satu praktek ugahari yg dicontohkan oleh publik figur/pemimpin gereja yg dapat membedakan mana yang berhak diterima dan mana yang bukan haknya. Tentu ada banyak kisah lain yg teman2 juga sudah lakukan di ruang2 lain untuk mampu menguasai/mengendalikan diri sehingga berani menyatakan "cukup" untuk apa yg bukan hak kita.. Selamat berproses bersama Romo.. Tuhan tolong kita
    4
    • Hehanussa Jo
      Bupen Margie... Bahkan kalau Sinode sudah mengeluarkan uang transport dan akomodasi, sebaiknya hanya uang viatikum atau khotbah saja yang diberikan atau diterima...
      Karena itu sudah saatnya ada semacam penyerahan surat tugas dari MS ke Jemaat yang didatangai juga yang menjelaskan apa yang menjadi tanggung jawab MS terkait keuangan. Transparansi juga mendukung keugaharian.
      4
    • Margie DeWanna
      Setuju papen..
      2
    • Romo
      Bro dan sista...saya posting saja di Group ya...mengingat ini wallku terbuka untuk publik.
    • Hehanussa Jo
      Salah sendiri mau posting di sini....hahahaha
    • Romo
      Wadohhhh qkqkqkqkqkqkkqkqqk
    • Romo
      Mama Radja Asnath Natar....itu exelen.....(Y)
    • Margie DeWanna
      Yang saya tahu untuk kegiatan2 seperti itu FMS hanya menerima surat tugas ttp pembiayaan diserahkan pada jemaat pengundang.. Jadi tentu tdk double dalam hal ini
    • Romo
      Sobatku Margie DeWanna.....terlalu prematur untuk menempel Keugaharian atau berugahari dalam kasus ini. Karena menyimak tradisi dan spirit Keugaharian atau berugahari itu, berkorelasi dengan Budi Bahasa keseharian...ayolah jangan terlalu gampang untuk itu...saya setuju itu salah satu 'indikator' keugaharian...🙂
    • Margie DeWanna
      Hahahaaa... Salah satu indikatornya adalah gak abu2 aja dalam bersikap dan berkata
    • Romo
      Setuju untuk sobat..jelas bertutur pun berlaku...
  • Sis Triadji
    Kesederhanaan adalah Kekuatan .................!!!
  • Romo
    Mas Sis Triadji...seperti lakon-lakon yang selama ini mas Sis...perankan begitu kuatttttt, ekpresionissss.
    Mas kalau jadi tgl 20 Feb. kita kongkow-kongkow ngebahas Haiku bersama komunitas Haiku ya....
  • Romo
    Sista Margie DeWanna....dari Budi Bahasa dapatlah berproses bersama.
    Seperti Kata sobat Gomar Gultom diatas, sederhana itu tindakan penguasaan diri pada "CUKUP".
  • Bli Gede Bagus Suputra
    Indah sekali hidup Ugahari nya Romo Ro Wi Ma...
    Terimakasih pencerahannya ..
    Rahayu slalu
  • Jabugart Joeni Regar
    Saya sangat suka dengan ulasan romo ini.... salam pagi romo ro wl ma... immanuel
  • Romo
    Bli Gede Bagus Suputra....dalam keseharian masyarakat Hindu di sekitar Bli...hal itu masih sangat terlihat bukan? Saya amati kental keugaharian itu.
  • Rantau Siregar
    Paragon. Itu sudah.
  • Romo
    Lae Jabugart Joeni Regar...Budi Bahasa sebagai salah satu watak budaya dalam kesederhanaan nusantara belakangan ini memprihatinkan.
    Sebagai contoh, kesabaran untuk mendengar, kesabaran untuk mengerti, dst. Mari Lae Jabugart kita belajar bersama, berproses bersama menjalani hidup keugaharian. Horas..horas..horas.
  • Romo
    Sobat Rantau Siregar....Paragon sebagai intan 100 karat? atau sebagai sesuatu yang berharga...yang mana sobat?
  • Heru Slamet Suharto
    Bagi saya skrg ini di kalangan pejabat yg saya tahu paling tidak dah ada dua figur yg dpt dijadikan teladan kesederhanaan yaitu Bpk Presiden JOKOWI dan BpK. Gub DKI JKT yaitu bpk AHOJ
  • Jabugart Joeni Regar
    Jika UGAHARI itu dijadikan sebagai konsep dasar pada kehidupan masing2 kedepannya, perbaikan moral akan signifikan, sangat bermanfaat bagi kepentingan kehidupan masa2 yang akan datang. Saya ingat orba (bukan ORang BAtak) satu hal positif yang bisa dipetik diluar ke-minus-annya adalah konsep POLA HIDUP SEDERHANA. Tidak mudah memang untuk kembali mendengungkan jargon itu, tetapi jika kita mau membuka mata hati, jargon itu ada sekarang, jargon yang tidak digaungkan tetapi NYATA dan sangat FAKTUAL (silakan analisa sendiri siapa person sentral itu). Terasa LUCU, kebanyakan orang2 yang mengidolakannya hanya sebatas pada tataran memuja memuji saja, tidak MAU menirunya....
    2
  • Romo
    Sobatku Asnath Natar....saya beberapa kali mengikuti kegiatan sahabat-sahabat di NU. Terasa bagaimana Ugahari jadi salah satu filosofi NU dalam kegiatan Persidangan (muktamar) NU. Sering di laksanakan di Pondok-pondok Pesantren dengan kesederhanaan peserta, tempat Muktamar (sidang) dan bobot diskusi yang sangat luarbiasa baik secara keilmuan pun keagamaan.
    Jai ini persoalan kita, bukan hanya dalam kehidupan bergereja tetapi juga bermsyarakat. Mungkin harus belajar ke sahabat-sahabat NU ya.
    2
  • Romo
    Kangmas Heru Slamet Suharto....saya melihat hal yang sama pada ke-dua tokoh itu...ada perilaku yang sama di sekitar masyarakat desa tentang itu, seperti rembuk desa, gotong royong, dst.
  • Romo
    Sobatku Jabugart Joeni Regar....mendapati pengamatan dan hasil analisa itu, saya pada kahirnya harus mengaku bahwa saya juga musti belajar memasuki ruang keugaharian....Horas..horas.
  • Romo
    Ki Lurah Budiyono Jayus Alipawiro....qkqkqkqkqkqkqkqkqk....mbalessss tenannn kiiiii qkqkqkqkqkqkqkqkqk
  • Agus Salim
    Renungan kawan saya.. 'Orang yang paling kaya adalah orang yang sederhana' begitu kata satu ungkapan.. dan pagi ini saya mendapatkan kawan baru yaitu postingan ini .. yang tentu saja kawan baru ini akan lebih menguatkan sebab ditulis dengan detil dan runut.. Salam siang Romo .. Rahayu Rahayu Rahayu
  • Poltak Situmorang
    Cerita PakPen Ketum FMS XX saya dengar sendiri ketika bertemu dgn beliau dan meminta kesediaan beliau untuk membuka "Lokakarya Penatua, Diaken dan Pengurus Pelkat yang seyogianya diadakan di Sekesalam. Contoh Keugaharian dari " ULUAN GPIB"
  • Barth Padatu
    Ajukan pertanyaan kepada mereka yang miskin apa itu keugaharaian. Tanyakan pula pada mereka yang disebut masyarakat menegah tentang apa itu keugaharian. Terakhir tanyakan kepada mereka yang kita sebut kelompok elit tentang keugaharian. Kemudian rumuskanlah ketiga jawaban mereka. Selamat mensurveynya. Setidaknya, keugaharian dapat merefresentasikan keberadaan ketiga kelompok tersebut dan tidak dapat dipakai untuk saling diperlawankan.
  • Romo
    Mas Chandra Yusuf....berbobotttttt
  • Romo
    Sobatku Abah Ialah...selamat Abah...maaf lambat merespon, semoga malam ini keluarga disana semua bergembira dan sehat waalfiat.
    Benar Abah, kesederhanaan adalah kekuatan, karena dia lahir dari dalam sanubari atau bahasa jiwa.
  • Romo
    Lae Poltak Situmorang..setuju sobatku...jalan itu yang hendak beliau coba tempuh. Dan itu tidak perlu banyak teory atau pidato bukan. Tapi di praksiskan. Horas..horas..horas.
  • Romo
    Sobatku Barth Padatu....pointer kita adalah pada keugaharian yang secara semiotik memiliki arti verba yaitu 'memilih jalan ugahari' melakoni hidup. Bukan makna semiotik nomina yang merujuk pada sederhana; bersahaja; menengah atau sedang-sedang.
    JIka pada makna nomina, hal itu dapat kita ajukan beberapa pertanyaan dengan klasifikasi makna nomina (strata sosial ekonomi masyarakat). Artikel kecil ini, mencoba mengamati dari berbagai sudut peham tentang 'berugahari atau keugaharian' sebagai pilihan hidup (dimasa lampau, keugaharian atau kesederhanaan atau kesahajaan, menjadi salah satu pilihan hidup yang banyak di tempuh oleh priyayi agar dapat di terima oleh kawula).
    2
    • Faruk Tripoli
      keugaharian dalam konteks priyayi kelihatannya untuk mengangkat pentingnya roh, spirit, yang halus, untuk justru menciptakan distansiasi dari kawula. tapi sekaligus untuk melepaskan tanggung jawab ekonomi pada rakyat. rakyat akhirnya harus mengatasi masalah ekonominya sendiri. priyayi terlalu sibuk dengan urusan spiritual. kebutuhan ekonominya harus disuplai. tangan priyayi terlalu suci untuk menyentuh tanah
    • Reinhard Samah Kansil
      Cliford Geertz menarasikan perbedaan kedua kelompok masyarakat ini secara tepat, sebagai Kawula Alit Versus Kawula Elit.
      Elit = jumlah sedikit kekuasaan banyak
      Alit = jumlah banyak kekuasaan sedikit.
      Secara verba:
      Elit sulit bersahaja
      Alit mudah bersahaja
    • Romo
      Kangmas Faruk Tripoli...ini menarik jika spirit keugaharian priyayi (masa lalu) mau dilihat dari sisi seperti yang mas bilang diatas. Tanggung jawab ekonomi? wahh..ini di luar dugaan saya.
    • Faruk Tripoli
      ya, mas. perlu dijelajahi lebih jauh. yang penting, memang perlu juga dilihat konteks kekiniannya. semua hal sebenarnya polisemik. kontekslah yang membuatnya bermakna.
    • Romo
      Sobat Reinhard Samah Kansil...bahasa politik ekonomi akan selalu bermuara pada teori itu. Sama persis dengan neraca perimbangan (baca pemerataan pembangunan ala ORBA). Yang selalu di dewa-dewakan pada masanya, kenyataannya tetap saja elitis yang sekitar 10 - 17 persen penduduk indonesia memiliki akses itu.
    • Romo
      Kangmas Faruk Tripoli...saya melihat keugaharian itu sebagai 'mutiara' yang mungkin harus dicari (kembali) pada kebudayaan nusantara.
    • Reinhard Samah Kansil
      Ro Wl Ma Jangan lupa Romo, kaum elit Gereja sedang mempraktekkan (sekarang) secara telanjang, apa yang elit Orba lakukan masa itu...
    • Faruk Tripoli
      nggak masalah, mas. kita bisa menafsirkan ulang untuk kepentingan masa kini. kita tetap harus sadar posisi kita.
    • Romo
      Oh ya Kangmas Faruk Tripoli...bagaimana kangmas melihat spirit 'nrimo' dalam konsep keugaharian relasi Priyayi - kawula..apakh itu salah satu bentuk distansiasi sikap kawula atau sebaliknya karena Priyayi merasa terlalu 'perkasa' ?
  • Romo
    Mbak Atsuko Tamiko Atsuko Tamiko....dengan senang hati, bukankah sebuah postingan pada akhirnya milik semua pembacanya. Apa kabar mbak Tami? Salam dan doa rahayu.
  • Poltak Situmorang
    Kugaharian menurut Ketum adalah walaupun saya bisa membeli mobil Jaguard, tetapi saya tidak melakukannya. Lebih baik saya pake Inova saja; Dan sisa uangnya bisa dipake untuk keperluan lain spt menolong orang-orang yang membutuhkan bantuan, spt orang miskin, orang yang tidak.berdaya, dll.
    Kalaupun saya bisa naik business class, tapi.lebih memilih naik kelas ekonomi karena sama-sama sampai. Kelebihannya bisa dipakai utk hal yang lebih bermanfaat.
    Kalau memang bukan hak kita, janganlah kita mengambilnya: contoh soal viatikum yang sdh diceritakan diatas.
    Masih banyak lagi contoh yang disampaikan beliau, dan itu.menunjukkan kpd.kita bahwa beliau tidak saja berusaha menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, ttp ingin menularkannya kpd orang lain.
    3
  • Romo
    Sobatku Poltak Situmorang...selamat merayakan tahun baru Imlek bersama para sahabat dan kawan-kawan.
    Apa yang Lae tulis..menurut saya sebuah praktek keugaharian yang ingin di lakukan oleh sobat kita pdt. Kariso Rumambi dan itu perlu kita dukung bersama. Mohon maaf saya tidak bisa ikut ke Lembang, pada hari dan waktu yang sama saya mengikuti Raker Yapendik di Wisma GPIB. Maaf..maaf sobat. Salam dan doa saya untuk semua teman-teman yang ikut ke Lembang.
  • Mryana Veta
    Ugahari sevara sederhana bisa diterjemahkan " sebagai hidup sederhana.
    Mensyukuri apa yang diterima. Kebersahajaan dalam segala perlaku hidup.
  • Romo
    Kangmas Mryana Veta...betul yang kangmas tulis itu. Dalam konsep kawula, disebut nrimo. Tapi itu karena ketakberdayaan atau dengan kata lain, hidup sederhana karena hanya sampai disitu.
    Dalam artikel kecil diatas, saya mencoba melihat bahwa sikap Keugaharian itu adalah memilih hidup sederhana atau hidup bersahaja, bukan karena keadaaan ( baca Nrimo), tetapi merupakan pilihan. Dalam teks ini, maka memilih jalan sederhana itu mengingkari hidup mewah, hidup berfoya-foya, sok pamer, sombong, angkuh; meskipun ia seorang yang punya kedudukan, kekayaan, kekuasaan. Jadi ada pilihan lain, jalan lain, tetapi ia pilih keugaharian. Atau bagaimana pandangan kangmas Mryana Veta?
  • Endang Kasupardi
    Hahaha....17rb. Bukan 35rb. Hahaha....ughari sekali hahahaha....
    Keterangan foto tidak tersedia.
  • Irma Hutabarat
    Gong Xi Fat Choy, Romo ..
    Dari kami yang berbahagia.
    Saciput Makara Romokuh 🙂)
    King Muhammad Riris Elviani New
    Ahok, Tjun Tjun dan Johan Wahyudi pun turut berbahagia.
    Keterangan foto tidak tersedia.
    3
    Sembunyikan 11 Balasan
  • Romo
    Wahhhhh.....dimana itu kang Endang? Saya suka yang ini untuk menu makan siang qkqkqkqkqkqkqkqk
    Keterangan foto tidak tersedia.
  • Endang Kasupardi
    Ikan youtube itu mah hahaha....
    Keterangan foto tidak tersedia.
  • Endang Kasupardi
    Kita serang dan kita hancurkan postingan romo hari ini hahahaha.....
    Keterangan foto tidak tersedia.
  • Romo
    Kang Endang Kasupardi...ikan mana...lhaaa itu gambarnya Inang sedang Ngeblues...
  • Endang Kasupardi
    Maksudnya, itu inang ngasih tahu ikan youtube hahaha...wew ah
    Keterangan foto tidak tersedia.
  • Romo
    Oh iyaaaa Kang Endang...itu masakan manado....di pimpim ada qkqkqkqkqkqk..tadi aku upload qkqkqkqkqk
  • Endang Kasupardi
    Adeuh telak hahaha
    Keterangan foto tidak tersedia.
    2
  • Endang Kasupardi
    Hancur kan? Hahahaha
    Keterangan foto tidak tersedia.
    3
  • Romo
    Kang Endang....wahhhh yang ini, aku belum pernah....makanya dari tahun lalu minta di kirimin....sampe dua tahun baru belum juga ada kiriman qkqkqkqkqkqkqkqkqkqkkq
  • Endang Kasupardi
    Jika merasa kalah, tolong angkat tangannya hahahaha
    Keterangan foto tidak tersedia.
  • Romo
    Wadohhhhhhh qkqkqkqkqkqkqkqkq.....ai angkat tangan haiyaaaaaaa
  • Endang Kasupardi
    Ckckckck....memang ajib serangannya hahaha
    Keterangan foto tidak tersedia.
    2
  • Endang Kasupardi
    Sudahlah. Ini mahkotanya hahaha...
    Keterangan foto tidak tersedia.
  • Endang Kasupardi
    Ayo kita minum bersama lagi hahaha....
    Keterangan foto tidak tersedia.
  • Endang Kasupardi
    Waduh ada serangan ulang? Hahaha....selfies dulu akh.....
    *mangbro inbokan tuh photo. Hahaha....
    Keterangan foto tidak tersedia.
    2
  • Romo
    Aku nyerahhhh kalau soal foto memfoto qkqkqkqkqkkq
  • Mangbro BW
    serangan balik hahahhaaa
  • Romo
    Kalau yang ini gimana Mangbro Baratawiria??? qkqkqkqkqkqkqkqk..yang punya pasti bingung qkqkqkqkqkq
    Keterangan foto tidak tersedia.
    2
  • Endang Kasupardi
    Tidak ingin membiarkannya bahagia berkepanjangan hahahah
    Keterangan foto tidak tersedia.
    3
  • Hendrik L Tiwow
    Pernah di antara para Romo, menggumuli ttg dua perikara "High Thelogy n Low Theology."
    2
  • Keterangan foto tidak tersedia.
  • Romo
    Bro Hendrik L Tiwow...menarik untuk kita diskusikan...tapi saya musti baca buku itu dulu...atau kalau sobat berkenan dapatlah memberi sedikit resume soal ke-dua kutub teologi itu.
  • Whizz Pad
    Mengapa kita menyibukkan diri soal Ugahari yang sesungguhnya sudah jelas maknanya "Cukupkanlah dirimu dalam segala hal" Apa karena agar gereja punya mainan konsep baru?
  • Romo
    Sobat Whizz Pad....qkqkqkqkqkqkqkqkq.....apakah itu konsep berugahari? sebab menilik dari konteks dan teks ketika narasi itu di ucapkan, si petutur merobek hati si pendengar yang selalu merasa berkekurangan dan tidak berterimakasih atas apa yang sudah di genggaman. Sementara berugahari merujuk pada pilihan hidup, bukan pada keadaan atau situasi.
    Dalam kebudayaan nusantara terutama pada rakyat kebanyakan (kawula) menyikapi keadaan (ketakberdayaan itu) disebut 'Nrimo'.
    Saya pikir bukan agar Gereja punya mainan baru, mengingat bahwa selama ini gereja 'nrimo' saja pandangan teologi eropa yang berlatar belakang kapitalis....penguasa dan terkuasai.
    Mengapa narasi-narasi dalam kitab suci itu tidak kita bedah dengan pisau tempaan dalam negeri bro?
  • Poltak Situmorang
    Romo.RoWiMa adakah perbedaan "Nrimo" dengan "Bersyukur.dalam segala hal?"
  • Romo
    Laeku Poltak Situmorang....ada dua kutub berbeda untuk melihat Nrimo. Kutub yang pertama adalah Roh atau spiritnya dan yang kdua adalah keadaan.
    Yang pertama (Spirit Nrimo), kesadaran menerima dengan lapang dada segala hal. Yang pertama ini tidak dibatasi kalsifikasi sosialnya, karena dia berupa spirit.
    yang kedua : Keadaan yang memaksa menerima situasi itu, penderitaan, kemiskinan/kepapaan, bahkan pada sudut pandang tertentu sikap seperti ini di justifikasi sebagai yang sudah di kehendaki oleh Sang Khalik menjadi nasibnya.
    Sementara Bersyukur dalam segala hal merupakan sikap beriman yang merujuk pada kesadaran pada apa yang sudah berlaku terhadap hidup.
  • Hendrik L Tiwow
    Bwrkaitan dgn Kenosis n Kemahakuasaan Ilahi
    2
  • Romo
    Bro Hendrik L Tiwow....barusan saya searching soal itu dan dapat di website www.amazon.com dan www.theeuropeanlibrary....lumyan pusing membacanya sobatku.
    Amazon.com: Online Shopping for Electronics, Apparel, Computers, Books, DVDs & more
    AMAZON.COM
    Amazon.com: Online Shopping for Electronics, Apparel, Computers, Books, DVDs & more
    Amazon.com: Online Shopping for Electronics, Apparel, Computers, Books, DVDs & more
  • Romo
    Bro Chandra Yusuf.....emang artikel ini ada hubungan dengan bobot, bebet dan bibit bangkok ya qkqkqkqkqkqkqkqk.....perasaan yang kurus itu Kang Endang Kasupardi dan Mangbro Baratawiria...qkqkqkqkqkqk
  • Whizz Pad
    Buat saya, gereja jangan kehilangan fokus. Main problemnyaa bukanlah soal keugaharian. Tapi turut mengupayakan agar masyarakat memperoleh hak2nya.
  • Romo
    Juga di Britania encyclopedia bro Hendrik L Tiwow
  • Romo
    Sobat Whizz Pad....mari karena itu Misi gereja...why not.
  • Romo
    Bro Chandra Yusuf....tapi akhir-akhir soal makan dan busana jadi urusan primer kapitalis lhoooo qkqkqkqkqkqkkq
  • Whizz Pad
    Gambaran atau batasan keugaharian hendaknya tidak didefinisikan secara sentimental. Rancangan Tuhan adalah rancangan kesejahteraan. Ranjangan negeri perjanjian. Jangan sampai membuat orang yang naik mobil ferari bersalah.
  • Romo
    Bro Chandra....Birokrat kebagian nggak ya?
  • Poltak Situmorang
    Selain meng"create" apa yang dibutuhkan orang, kapitalisme juga meng"create" apa yang diinginkaan orang. Yang menjadi soal adalah banyak orang jadi korban, mengkonsumsi sesuatu atas dasar keinginan bukan karena kebutuhan.
    Antena parabola di pedesaan adalah sesuatu yang dibutuhkan untuk menangkap sinyal TV, sedangkan di perkotaan itu bisa jadi menjadi keinginan.
  • Romo
    Sobat Whizz Pad....qkqkqkqkqkkq.....itu kata Sang Petutur, menghakimi. Dalam artikel ini tidak ada yang bicara soal definisi seperti yang sobat kuatirkan....biarlah mereka yang gemar menghakimi jadi hakim tempo-tempo qkqkqkqkqk
  • Poltak Situmorang
    Keugaharian erat kaitannya dengan kebutuhan dan keinginan.
  • Romo
    Sobatku Poltak Situmorang...berkaitan erat...sebagai pertimbangan-pertimbangan memilih berugahari....
  • Poltak Situmorang
    Kalaupun saya punya uang dan sanggup membeli mobil Ferari, kemanakah itu hendak saya pacu..? Di jalan tol dgn kecepatan 120 km perjam saja sdh hrs menginjak rem. Jadi percuma memilikinya, kecuali hanya memuaskan keinginan saja..he.he.he
  • Mryana Veta
    Dengan kata lain " sederhana " itu menjadi sikap hidup. Kerennya sebuah pilihan way of life.
    Bukan menyederhakan diri, tapi sederhana hidup sebagai pilihan, Romo.
  • Whizz Pad
    Mungkin buat yang belum pernah kaya ya ngak perlu melibatkan diri mendiskusikan keugaharian. Pastinya hanya setengah paham. Ha.ha.ha
  • Whizz Pad
    Kalau saya yang belum kaya ingin mendefinisikan keugaharian seperti ini "Merasa sederhana sekalipun menikmati fasilitas mewah. He.he
  • Romo
    Lae Poltak Situmorang, Sobat Whizz Pad....sederhana saja Bahwa BERUGAHARI ATAU KEUGAHARIAN ADALAH PILIHAN HIDUP UNTUK MENJALANINYA DENGAN SEDERHANA.
    Siapapun bisa melakukan itu jika mau, tidak usah di pertentangkan dengan 'mereka' yang memang hidup sederhana dalam arti absolut.
    Dalam Narasi Kitab Suci, seperti yang di kutip oleh Whizz Pad diatas plus soal Kehendak dan Rencana Allah, toh semua berpulang pada siapa yang siap memilih jalan itu.
    Artikel kecil diatas, hanya ingin melihat sisi-sisi yang mungkin sudah di lupakan oleh Bangsa Besar ini yang 'katanya' berbudi luhur' tetapi justru mempertontokan hal sebaliknya dari Jargon ke-Budi Luhuran itu. Kisi-kisi yang saya maksud terlupakan itu ialah jalan hidup Berugahari atau keugaharian.
    Anda bisa bayangkan dari 247 juta penduduk Indonesia, ada sekitar 24 juta jiwa yang hidup bermewah-mewah dengan akses ekonomi menguasai 75 - 88 % total kekayaan Bangsa Yang Besar ini. Tentu masih ingat Jargon mulia ORLA Pembangunan Semesta atau Jargon Surgawi ORBA, Pembangunan Merata.
    Pertanyaan kita sebagai Gereja : Apa narasi Gereja untuk ketimpangan ekonomi itu?
    • Whizz Pad
      Panjang buanget. Serious sekali mikirin ugahari. He.he
    • Romo
      Qqkqkqkqkqkqkkqkqkqkqkqkqkkqkqkqk....Ugahari nggak saya pikir tuhhh....kan konsepnya dah jelas.
      Enakan mikir berugahari atau keugaharian
  • Romo
    Kangmas Mryana Veta....itu sari diskusi ini. Makasih kangmas, salam dan doa rahayu.
    2
  • Irma Hutabarat
    Hidup bahagia tanpa teori, kuncinya simplicity. Simpel tak sama dengan sederhana. Sederhana adalah nama warung Padang? simpel barangkali tak ribet maupun rumit ? Kalo kata Confusius, life is simple people make it complicated. Se simpel menikmati duren Trenggalek di pantai yang harganya cuma 20 ribu, namun nikmat tiada tara ..
    Itoku hasian Saut Poltak Tambunan
    Keterangan foto tidak tersedia.
    3
  • Romo
    Bro Chandra Yusuf...yang perlu di sikapi adalah Budi Bahasa para pejabat kita, termasuk mereka-mereka yang terhormat di Senayan...dan juga diriku sobat.
  • Whizz Pad
    Terus terang saya kesulitan mau mengulas makna keugaharian. Wong merasakan makan di restoran kelas menengah saja kagak pernah. Wkwkw..
  • Reinhard Samah Kansil
    Jangan melihat keugaharian itu sebagai sesuatu yg ’sudah terbentuk’ (noun).
    Tapi lihatlah sebagai yang ’akan membentuk’ (verb).
  • Romo
    Sobatku Reinhard Samah Kansil....selamat morning good pagi....setuju untuk itu sobat. Keugaharian baru sebatas konsep ideal menuju idealitas baik dalam laku dan bahasa....para pendahulu kita bilang 'Budi Bahasa'. Salam dan doa rahayu.
  • Romo
    Sobat King Muhammad, selamat pagi. Terimakasih komentar yang indah itu. Benar sekali sobat, dalam prakteknya pilihan Hidup Sederhana atau bersahaja (keugaharian/berugahari) akan banyak mengoreksi diri kita sendiri. Salam dan doa rahayu.
  • Romo
    Good pagi selamat morning mas Chandra Yusuf....saya teringat kekuatan dahsyat yang menjadi impack dari seluruh rakyat india ketika Mahadma Gandhi memilih jalan sederhana memicu ledakan dynamid kemerdekaan India. Dari peristiwa itu, kita dapat belajar bahwa sesungguhnya kesederhanaan dapat menghancurkan Kapitalis, imperialis dan kolonialisme....
  • Romo
    Sobatku Whizz Pad....wahhh kok belum juga paham soal itu ya?
  • Whizz Pad
    Ha.ha. ugahari itu hidup SEDERHANA wes cukup tidak perlu diutak atik seolah mengandung unsur kekaburan. He.he
  • Jabugart Joeni Regar
    Ini sisi lain dari multi sisi ttg kesederhanaan.. 😊 salam pagi romo...
    Keterangan foto tidak tersedia.
    2
  • Jabugart Joeni Regar
    Percaya gak, orang2 yang hidupnya sederhana berkontribusi kepada kehidupan dimasa mendatang? #bukansekedardalil
    2
  • Reinhard Samah Kansil
    Kok nongol lagi trit ini?
  • Romo
    hahhhh muncul kepermukaan lagi renungan budaya ini yaaaa...
  • Romo
    lae Jabugart Joeni Regar...contoh kongkritnya adalah "Mahadma Gandhi" yg memilih jalan sederhana menghadapi Imperialus, kapitalis dan kolonialisme...
    • Jabugart Joeni Regar
      Yap, melawan bukan dgn senjata, ttp dengan kasih sayang, kemenangan yang diperoleh adalah perilaku gandhi menjadi ideologi.
  • Romo
    broer Reinhard Samah Kansil...agaknya pihak FB meinginginkan diskusi Ugahari dilanjut qkqkqkq
  • Irma Hutabarat
    Ugahari adalah pilihan
    Menurutku itu pilihan yang paling bijak .. Thanks to Romo
    Sidharta, Kristus, Ghandhi dan Muhammad serta para Sufi telah menjalankan ke Ugaharian .
    Terlepas dari kemuliaan dan begitu banyak yang memuja dan mengikuti jalan para Maha Guru kehidupan dunia dan akhirat itu.
    Mereka memilih hidup dengan sangat sederhana.
    ..
    Kemewahan tak ada dalam kamus spiritual sebetulnya ..
    Kemewahan datang setelah para saudagar dan pedagang berhasil mempengaruhi kaum bangsawan dan para raja raja untuk membeli produk mereka dengan imbalan emas, uang dan kekuasaan..
    ..
    Sekarang para raja dan bangsawan masih ada , meski tinggal sedikit, namun para kapitalis dan orang kaya ingin hidup seperti mereka
    ..
    Bukan seperti Kristus, Muhammad atau Sidharta yang menjalankan Ugahari sampai akhir hayatnya
    Menjauh dari kemewahan dunia, dengan sengaja , sebagai pilihan
    ..
    Romo pernah cerita padaku tentang Prabu Airlangga, yg meskipun raja namun menolak tinggal di istana dan memilih untuk hidup biasa dan sederhana dalam keugaharian, meski ia seorang Prabu atau Raja.
    Hal yang langka dan mulia ..
    Meski itu kebalikan dari cita cita kebanyakan orang, yg malah ingin hidup seperti rangkayo dan raja raja .
    Airlangga malah memilih hidup seperti rakyat jelata. Suatu pilihan yang luhur serta mulia.
    ..
    Sederhana bukan karena tak mampu atau miskin ..
    Sederhana sebagai pilihan..
    Mampukah kita ?
    Maukah kita?
    ..
    Lha wong pendeta aja mobilnya ferrari dan jam tangannya 3 miliar. Anaknya hidup bak pangeran di Amerika .
    Umat disuruh nyumbang bagi kemewahan dan gaya hidupnya.
    ..
    Ada pula ustadz yg jika diundang minta dijemput pakai helikopter dan bayarannya bisa untuk beli mobil. Saking banyaknya uangnya, sampai bisa bikin partai
    ..
    Ketua DPR kita yang lalu sekarang ada di penjara karena hidupnya hedon bak raja dan tak ragu korupsi E-KTP utk menunjang gaya hidup mewahnya dan keluarganya.
    Rumah pakai lift, mobil Bentley dan puluhan mobil mewah lainnya di garasi.
    Anak anaknya spoil brats yang jika jalan bawa entourage ..
    ..
    Ndak heran jika banyak wakil kita, para anggota DPR meniru pemimpinnya sebagai panutan..
    Sampai ke daerah pun ingin hidup hedon bak raja raja..
    ..
    Sekalinya kita punya pemimpin yang sederhana, malah di bully dan di cemooh ..
    Presiden yang sederhana dibilang pencitraan, wis sakit bangsa iki Rom..
    ..
    Republik Palsu , karena orang menyukai dan memuja kepalsuan. Aktivis saja bisa operasi plastik bolak balik dan berbohong pula tentang kepalsuan dan keplastikan wajahnya.
    ..
    Pasang foto di FB saja palsu ..
    Diedit agar bisa terlihat cantik jelita , meski tanpa operasi plastik, namun tujuannya sama.
    ..
    This is the time when I miss the figure like Gus Dur, Bung Hatta dan Pak Hoegeng .
    ..
    Viva Ugahari ..
    Suwun nggih Romo ..
    2
  • Bli Gede Bagus Suputra
    Hatur nuhun Romo untuk sharing nya ttg Ugahari.
    Salam rahayu 🙏🙏
    Stiker Unyu Merdeka A heavy-set person making a fist-in-palm salute with elbows lifted up, eyes closed, and head bowed. They wear a half red and half white headband and have a bamboo pole strapped to their back.
  • Rantau Siregar
    Waktunya u direpost, bang Romo 🙏
Keugaharian dan Ugahari.
By. Romo RW. Maarthin.
Selamat tahun baru sobat-sobat semua.
Saya senang bahwa begitu banyak postingan dan tanggapan tentang topik Ugahari dan Keugaharian. Karena hangatnya topik tentang Ugahari dan Keugaharian sehingga makna (semiotik) dari kosa tersebut menjadi luput dari perbincangan. Malah, baik postingan pun tanggapan melebar kemana-mana yang secara substansi justru jauh dari makna Ugahari dan Keugarian.
Artikel kecil ini, mencoba melihat makna dua bunyi itu.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia : Ugahari itu memiliki arti Sedang; Pertengahan dan Sederhana. Bunyi Sedang itu memiliki arti Tidak keatas tidak juga kebawah. Ukurannya rata-rata, tidak besar, tidak banyak, tidak melimpah, tidak pula kekurangan, bukan miskin, bukan kecil, jika dikaitan dengan perekonomian. Maka ukurannya 'mungkin' kelas menengah. Jika itu kita bawah dalam La League maka ia termasuk keseblasan yang selama ini prestasinya selalu berada di tengah-tengah klasmen La League Spanyol. Silahkan mencari persamaan lainnya.
Selanjutnya bunyi Pertengahan bisa berarti tidak di pinggir tidak pula di tengah; tidak diawal atau di akhir, tidak diluar atau didalam. Jika kita bawa kedalam kalender maka bisa di pertengahan bulan, atau jika itu berhubungan dengan perkuliahan, bisa di tangah semester atau di tengah perkuliahan; atau jika dalam persidangan, maka bisa ditengah persidangan, dst.
Bunyi Sederhana itu berarti tidak mewah, tidak glamaur, tidak sombong/tinggi hati, tidak menonjolkan diri, tidak pamer, dst.
Makna Keugarian menurut KBBI = KESEDERHANAAN; KESAHAJAAN.
tentu beda makna Ugahari dan Keugaharian. UGAHARI KATA SIFAT sementara KEUGAHARIAN ITU KATA KERJA.
Dalam Ensiklopedi Umum, Ugahari memiliki arti yang sama dengan KBBI. Sementara untuk Keugaharian memilki arti : seseorang yang memilih berlaku hidup sederhana meskipun ia seorang yang kaya raya, seseorang yang memiliki kedudukan tinggi/pejabat di tengah Masyarakat.
Dalam teks-teks tradisi sansekerta Kejawen Hindu - Budha, Keugaharian itu merupakan pola hidup para cerdikcendikiawan (baca : Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama) untuk hidup sederhana. Hidup bersahaja.
Achhh...semoga bermanfaat.
Diskusi Jilid III
  • Paulus Suryanto
    Lhoo ya rak tenaaan. Lha yen tokoh masyarakat, tokok agama lajeng patrapipun adigang adigung adiguna pripun Mo
  • Surya Bebaspati Sitepu
    Mo saat ini agak sulit mencari orang yang mau hidup sederhana walaupun ia kaya raya n kebalikannya yang miskin mau menunjukkan ia PUNYA walaupun dia ngutang sana sini nah siapa sebenarnya yang berperan agar kesederhanaan itu terwujud krn pepatah bilang GURU KENCING BERDIRI MURID KENCING BELARI
    3
  • Romo
    Kangmas Paulus Suryanto....yen lakunipun mangaten..sanes priyayi utamo ananging kalamangga alias dasamuka. Rahayu..rahayu..rahayu.
  • Romo
    Silih Surya Bebaspati Sitepu...bukankah konsep Keugaharian masih baru di GPIB? Walaupun secara alkitabiah sikap Keugaharian sesungguhnya menjadi salah satu ciri yang hendak di bangun oleh Kristus yang dalam bahasa alkitab kita kenal dengan bungi 'Rendah hati!'.
    Jaid ini adalah PR kita bersama, masaalah kita, persoal yang musti kita sikapi juga dengan kerendahan hati dan laku Keugaharian. Majuah-juah silih. Rahayu..rahayu.
  • Surya Bebaspati Sitepu
    Paling hakiki SILIH para pelayan susah diberi masukan n menganggap lebih tau dari yg lain shg kebersamaan hampir ngak ada
    3
  • Hehanussa Jo
    Ada yg bilang keugaharian itu artinya kesejahteraan...saya cuma bisa senyum2 saja...hahaha
    Jadi karwna keugaharian itu kesejahteraan jd dibuat di hotel jg tdk apa krn yg penting tujuannya adalah menghadirkan kesejahteraan...
  • Binsar Hutabarat
    K2 ajalah. Kesederahanaan dalam Kesejahteraan atau Kesejahteraan dalam Kesederhanaan.
  • Whizz Pad
    Sepertinya ini postingan yang terbaik sepanjang tahun 2016 ten tang keugahariaan. Paling tidak dapat memancing diskusi yang menarik.
  • Binsar Hutabarat
    Istilah ugahari atau keugaharian digunakan dan diutarakan katanya oleh Keum MS XX GPIB, itu tidak menjadi masalah. Yang diperlukan tentunya, bagaimana aplikasinya. Karena kalo pake istilah sederhana dan kesederhanaan, pada jaman RI 1 saat ini dah mulai digalakkan. Hotel2 mengeluh sepi karena semua event pemerintahan dilarang dilaksanakan di hotel2. RI 1 juga kalo kunjungan ke daerah cukup pake baju putih lengan panjang yg dilipat. Makan tahu dan tempe mendoan di dalam pesawat. Nah para pengelola GPIB tidak ambil using/masa bodoh dengan contoh 2 yang dilakukan oleh pemimpin bangsa kita. Karena pengelola GPIB merasa eksklusif kali, karena berdiri sendiri, masa bodoh dengan yg terjadi disekeliling GPIB. Perilaku ang demikian yang harus di brangus. Budaya foya2 dengan mengeksploitasi jemaat menggunakan bahasa teologia untuk acara para majelis jemaat dan konven pendeta. Parah........!!! 
            Foto : RW.Marthin.
            



RWM.BOONG BETHONY

Tidak ada komentar: