08/10/22

Sajak AIR

Sajak tentang air.

Di negeri pardikan sumber-sumber dan mata air bukan milik kawula
Hajat banyak orang tak berarti
maka sawah - sawah mengering, membatu, mengeras, sungai kehilangan gemericik batu - batu berubah warna
alur kali hanya limbah tak ada air
di hulu nun jauh di atas sana, mata air jadi botol dan galon menyumbat sebab itu jangan harap air selain limbah
Ini negeri pardikan sobat, kawula membayar milik sendiri jadi gunungan sampah yang merampas kesuburan negeri ini lima puluh hinggaratusan tahun
Kadipaten dan kawedanan sibuk menghitung kampung atau dusun mana dijual
Untuk bupati dan wedana tak kentara orang dan hewan, tak jelas sawah kebun, tegalan, pekarangan, hutan dan mata air, hitung-hitunglah keuntungan
Mata air, hutan, lembah, gunung dan isinya hanya komuditi, mati hari ini atau esok sama untuk kawula, jika bisa mati hari ini mengapa tidak?
Di negeri pardikan, mata air ialah milik pemerintah, belilah pada kami tawar seorang menteri, bayarlah kemasan dan air, tumpuklah botol plastik dan galon jika tidak buang kemana saja.
Maka rakyat meradang, milik sendiri berharga mahal setetesnya berapa keuntunganmu wahai penguasa
Teringat buku sejarah, kadipaten dan kawedanan jadi antek penjajah. Sawah, kebun, tegalan dan pekarangan disulap jadi tebu, semua kerja untuk tebu dan tuan-tuannya, tak perduli kamu sakit atau lapar.
Sekarang negeri pardikan tak lagi subur gemah ripah loh jenawi, sebab sumber hidup dikuasai dan di jual ke penjajah, persis sejarah itu.
Maka rakyat membeli air, mengongkosi pabrik botol dan galon mencuri kesuburan tanah sendiri karena plastik
Di negeri pardikan, kawula mensejahterakan, membahagiakan, memakmurkan pemerintah dan pemerintah pelahan membunuh rakyat di balik UUD'45 kekayaan bumi, di atas di bawah di tubuh ibu pertiwi.
Ini negeri pardikan bung, bukan negeri merdeka.
Ini negeri pardikan bung, bukan negeri merdeka.
Ini negeri merdeka kapitalis liberal di mana kawula jadi modal dan pijakan kekuasaan untuk di injak-injak
Ini negeri pardikan bung air gratis di jual mahal.
Foto : Roboguru-Ruangguru



RWM.BOONG BETHONY

Tidak ada komentar: