Coretan Kecil tentang Gerakan Moral #SaveTim
Selamat malam teman-teman dan sahabat pecinta budaya Indonesia.
Saat ini gerakan moral #SaveTim sedang marak di lakukan oleh Para seniman di Jakarta.
Gerakan moral #SaveTim ini bermula dari rencana Pemprof DKI membangun Hotel berbintang5 dalam kawasan Taman Ismal Marzuki yang selama ini kita kenal sebagai Laboratorium Pengembangan Seni Budaya Indonesia.
Sebagaimana kita tahu bahwa TIM bukan saja sebuah wadah atau kawasan Laboratorium Pengembangan Budaya Indonesia, tetapi juga merupakan Pusat Budaya Dalam bentuk Kesenian Indonesia.
Pemprof DKI melalui JAKPRO membangun kawasan TIM sebagai kawasan Ekonomi yang mengarah pada PAD DKI.
Pembangunan Hotel berbintang 5 itu, disertai revitalisasi berbagai bangunan yang selama ini sudah dimanfaatkan sebagai gedung-gedung dan lahan-lahan berkesenian dalam bentuk, teater, pameran lukisan dan kerajinan tangan tradisionil dari berbagai daerah, pembacaan puisi, pementasan-pementasan karya seni tradisionil dan kontemporer, termasuk di dalamnya sebagai wadah berlatih sanggar-sanggar teater dan tari dari berbagai sanggar di sekitar Jakarta.
Pemkrop DKI ingin mengubah kawasan TIM sebagai Kawasan Ekonomi Eksklusif yang kelak akan di kelola oleh JAKPRO tanpa melibatkan para seniman yang berpuluh-puluh tahun menjadikan TIM sebagai Pusat kegiatan berkesenian.
Gerakan moral #SaveTim, bertujuan menolak kehadiran JAKPRO termasuk ketidak setujuan seniman atas perubahan status TIM menjadi Kawasan Ekonomi Eksklusif yang di rencanakan oleh Pemkrof DKI tersebut.
Apa yang terjadi jika TIM berubah jadi Zona Kawasan Ekonomi Eksklusif dan Hotel Berbintang 5 itu?
1. Sebagai Pusat Pengembangan Kebudayaan dan Lab di Indonesia, maka TIM menjadi kawasan ekonomi belaka.
2. TIM adalah tempat pengembangan dan perkembangan para seniman-seniman di Indonesia,s yaitu : seniman Teater, Filem, Kesusastraan, Seni rupa dan ketika TIM jadi Zona Ekonomi Eksklusif, maka secara otomatis Kawasan TIM tidak lagi berfungsi sebagai wadah pengembangan dan perkembangan kesenian.
3. HOtel berbintang 5 yang akan di bangun di areal TIM, sangat bertentangan dengan maksud TIM di hibahkan kepada para seniman oleh Gubernur Ali Sadikan pada akhir tahun 1960-an, yaitu :
a. Sebagai pusat Kesenian Jakarta khususnya dan Indonesia Umumnya.
b. Wadah untuk menampung ketika para seniman dari daerah datang melakukan kegiatan seni di Jakarta. Beberapa tahun sesudah Hibah Tanah tersebut, di bangun sebuah Wisma untuk para seniman di TIM.
c. Menjadikan kawasan TIM sebagai Lab pengebangan kebudayaan Indonesia baik dalam bentuk Teater, Tari, Kesusastraan bahkan filem. Karena itu jangan heran di TIM ada Perpustakaan, ada Pusat Dokumentasi Sastra, ada gedung teater tertutup dan gedung teater terbuka dan ada IKJ sebagai Pusat Akademi Kesenian di Jakarta.
Gerakan Moral #SaveTim, ingin tetap memfungsikan areal TIM sebagaimana maksud awal Gubernur Ali Sadikin ketika menghibahkan Areal TIM saat itu.
Jadi gerakan ini bukan menentang Pemerintah Daerah, apalagi ada tuduhan pada para seniman ingin menjatuhkan Anies Baswedan sebagai Gubernur. Tuduhan itu tidak beralasan.
Tulisan ini bermaksud mohin dukungan kepada semua pegiat Kebudayaan Indonesia, dalam dan Luar negeri. Sekaligus ingin mematahkan tuduhan yang tak berdasar dari segelintir orang yang mempolitisir Gerakan Moral #SaveTim oleh para seniman.
Sebagai catatan tambahan : Saya mengundang sahabat dan sobat-sobat semua yang ada di Jakarta, untuk bersama kami melakukan gerakan moral #SaveTim setiap jumat pkl. 16.00 sampai pkl.18.00 di areal TIM.
Salam dan doa rahayu.
Romo - Pemerhati dan pegiat kebudayaan.RWM.BOONG BETHONY
Tidak ada komentar:
Posting Komentar