26/03/20

Benar tapi salah Implementasi

Maksud baik tapi keliru pelaksanaan.

Pepapatah lama mengatakan seperti ini : Perkataannya benar tetapi cara mengucapkan keliru, maka apa yang benar itu jadi salah di pendengan orang lain.
Demikian juga ketika Program-program baik tetapi pelaksanaannya salah, maka program baik itu keliru di mata khalayak.
Saat ini, hampir semua negara di dunia sedang prihatin dan serius menghadapi wabah COVID 19. Berbagai cara dilaksanakan secara serentak, mulai dari pemeriksaan kesehatan, isolasi untuk terjangkit, penyemprotan, Lockdown kota dan negara, himbauan memakai masker dan pemakaian Antiseptic Handrub, termasuk seruan atau maklumat agar semua orang sekolah, bekerja dan ibadah di rumah masing-masing, dst.
Dalam kondisi seperti itu, semua orang prihatin, Pedagang kaki lima kelimpukan, Warteg jadi sepi penjual dan pembeli, bakso dan sate keliling menghilang, jalan - jalan di Jakarta jadi lengang.
Dalam keprihatinan seperti itu, Program operasi pasar murah dan pembagian masker jadi penting untuk menolong masyarakat. Maka beberapa daerah melakukan program itu.
Operasi Pasar Murah dilaksanakan di daerah tertentu. Mendengar operasi Pasar Murah itu, orang banyak berkumpul dan berdesakan agar dapat kebagian baik sembako pun masker.
Maka dari titik kerumunan orang karena operasi pasar murah dan pembagian masker gratis itu, terjadi pembauran keringat, persentuhan, tak jelas siapa terpapar Covid 19 dan siapa tidak.
Siapa menularkan dan siapa tertular, tentu ini bukan cara terbaik untuk melakukan program bagus itu.
Demikain juga ketika terjadi pembatasan transportasi umum di Jakarta, programnya bagus tetapi emplimentasi lapangan keliru. Sebab bukan mengurangi intesitas pertemuan, pengelompokan, kerumunan orang untuk menghentikan penyebaran Covid 19, tetapi justru menciptakan, membuat, orang berkerumun sebanyak-banyaknya.
Ach kita selalu memiliki pemikiran-pemikiran baik, ide-ide bagus, konsep berfikir indah, sayang bahwa lemah di implementasi lapangan, tak cerdas mengakurasi ide, pemikiran dan konsep ketengah masyarakat dan disorientasi terhadap diri sendiri.
Ala mak!
*Pemerhati Budaya dan Rohaniawan Protestan*



RWM.BOONG BETHONY

Super Heru Vs Super Kadrun

SUPER HERO Versus SUPER KADRUN

Ketika pertama kali Presiden mengumumkan ada warga negaranya yang terpapar Covid 19, maka yang paling sibuk adalah para medis (dokter dan perawat/Mantri). Mereka sibuk mempersiapkan diri, sibuk mempelajari, sibuk membuat strategi mengenai : Perawatan, Pencegahan, dan bagaimana menjaga diri agar tidak tertular. Yah, mereka itu tenaga medis, para dokter, perawat/mantri dan pekerja di rumah sakit.
Mereka bekerja dalam diam, tapi tangan mereka cekatan, otaknya bekerja cerdas, pengerahan tenaga melebihi kapasitas mereka sendiri, siang malam mereka berada di garda terdepan NKRI untuk merawat, mengobati, mencegah dan memotong penularan Covid 19. Yang pada akhirnya oleh Presiden, dibentuklah Gugus Tugas Penanggulangan Bencana Covid 19 (Corona).
Pengorbanan Paramedis itu tak sanggup kita bayar dengan berapapun!
Sebaliknya di sisi lain negeri ini, ada sebagian orang teriak-teriak mengkritisi segala upaya yang dilakukan oleh paramedis itu, tak kurang pula dari mereka mencela bahkan menghujat pengorbanan paramedis dan kebijakan pemerintah untuk berjuang melawan Covid 19. Yah, mereka itu yang selama ini disebut banyak orang KAUM KADRUN (entah siapa yang pertama kali memakai istilah KADRUN untuk mereka yang suka nyinyir atas nama apa saja itu). Uniknya, orang-orang KADRUN ini ada disemua lapisan masyarakat Indonesia, ada di seluruh wilayah negeri, ada yang PNS, ada anggota Dewan, dengan latar belakang pendidikan yang berbeda dan latar belakang agama. Pekerjaannya, teriak-teriak, riuh dan selalu berkelompok. Teriak di media sosial, FB, IG, Twitter dan Youtube. Asal teriak, asal bunyi, asal ngomong, itu cirikhas orang-orang KADRUN ini.
Sebaliknya, Paramedis adalah Pasukan Khusus yang bekerja dalam senyap demi masyarakat termasuk demi para KADRUN itu.
Ketika artikel kecil ini saya tulis, Hampir 2000 Paramedis terpapar Virus Covid 19 dan ada 7 Komandan yang gugur di medan perang. Itu pun, masih ada para KADRUNS itu mengejek bahkan menghujat komandan-komandan yang gugur di medan perang melawan serbuan virus COVID 19.
Selamat jalan para HERO NKRI.
Prof. Dr.dr. Bambang Sutrisna,
dr Hadio Ali Khazatsin,
dr Djoko Judodjoko,
dr Adi Mirsa Putra,
dr. Laurentius P,
dr. Adi Mirsaputra,
dr. Ucok Martin,
dr. Toni D. Silitonga
Dan
Para Perawat yang meninggal.
Kalian adalah REAL HERO KAMI.

Gambar mungkin berisi: 6 orang, teks

RWM.BOONG BETHONY

Cerepen Kerendahan Hati

Cerpen : Modal berharga.

"Mo, Romo! Boleh nanya?" celetuk seorang teman, saat kami sedang duduk-duduk di warung kopi Upnormal Cikini beberapa waktu lalu di awal tahun 2020.
"Boleh sobat! Apa objek tanyamu?"
"Ini agak serius Mo!"
"Sobat...semua hal serius kok. Termasuk ketika kita sedang membanyol dan konyol" sahutku sambil tersenyum.
Sahabat itu hanya menelan ludah mendengar jawabku.
"Iya Mo, paham. Apa sih modal utama kita sebagai manusia Mo? Agar hubungan menjadi baik pada semua orang"
"Hm...pertanyaanmu di luar dugaanku sobat" sahutku sambil mengelus dagu yang ditumbuhi satu, dua jenggo itu.
Ia menggeser kursi agar langsung berhadapan denganku diantarai meja panjang.
Aku menatap wajahnya, cari tahu, seserius apa ia bertanya.
"Rendah hati sobat! Itu modal utama dan pertama" sambungku masih menatap wajah sobatku itu.
"Maksudmu Mo?"
"Rendah hati adalah sikap dan karakter yang menganggap orang lain lebih penting, lebih utama, lebih baik dari diri sendiri!"
"Jelasin sederhana dong Mo" timpal sobatku.
"Hm...."
"Kok hm Romo?" potongnya penasaran.
"begini sobat, dalam bergaul dengan siapapun modal kita hanya kerendahan hati. Bukan uang, bukan jabatan, bukan harta. Bukan juga popularitas, apa lagi karena politik hahahahaha..." Aku menyambar cangkir kopi dari meja dan meneguknya.
"Romo, jelasin lagi dong. Misalnya, seperti apa karakter orang rendah hati itu?"
"Sobatku, mudah saja. Orang rendah hati itu siap direndahkan oleh orang lain.Itu karakter utamanya. Makanya, ia tidak mau membalas perlakuan buruk, ia justru melakukan hal baik pada orang yang membencinya. Kalau boleh saya berumpama, orang rendah hati itu biangnya kebaikan. Sampai di sini kau paham sobat?"
"jelaskan lagi, sekalian aku berguru tentang kerendahan hati pada Romo" pintanya lagi.
"Baiklah sobat jika kau butuh itu...." aku tersenyum padanya.
"Saya menganalogikan orang yang rendah hati itu seperti tanah yang kita pijak. Tanah ini menerima apapun yang kita berlakukan padanya. Tidak pernah menolak apalagi membalas kejahatan manusia padanya. Tanah justru terus menerus memberi kehidupan, menumbuhkan kehidupan. Itulah sifat kerendahan hati. Bukan kebetulan bahwa, aku dan anda, adalah bentuk lain dari tanah. Bukankah kita berasal dari tanah dan akan kembali kesana?"
"Iya Romo"
"Persoalannya adalah, apakah kita mau seperti itu? Aku, sobat dan orang lain tahu bahwa kerendahan hati itu penting dan utama. Bahkan agama-agama juga mengajarkan hal yang sama bahwa manusia utama adalah yang memiliki budi pekerti rendah hati. Sebab, orang yang rendah hati, akan menaruh hormat terutama pada TUHAN Sang Pencipta Alam Raya dan pemilik kehidupan kita. Sebaliknya, orang yang sombong tidak akan pernah menaruh hormat pada TUHAN"
"Aduh Romo, bimbing aku jadi rendah hati" wajahnya sendu dan matanya berlinang.
"Sobat, aku juga butuh pengajaran ini dan masih terus bergumul untuk melakukannya. Kita jalani bersama sobat!"

Selamat bermeditasi jelang Paskah'20
Salam dan doa Rahayu.



RWM.BOONG BETHONY