20/07/17

Sajak Tentang Hidup

Sajak tentang hidup.
Romo Ro Wl Ma
Sajak pendek untukmu.
Buatkan aku sajak, pintamu
Lalu sebait doa kutuliskan
tapi ini bukan sajak, protesmu
ku jawab, doa juga sajak
Bukankah kitab-kitab suci itu, sajak?
Lalu kau baca sajak itu.
Dan di pusaramu, tertulis sajak pendek.
Pergi sambil bersajak
Surabaya, Medio Juni'2002
---------------------------------------
Sajak tentang Doa
Sarung dan kopiah di nyanyi senja
Tak lagi seriuh surau kami di lembah sunyi
Memukau bak bangau putih putih menerjang biru langit
Karena doa adalah teks dan konteks yang tak bertepi
Sarung dan kopiah di kidung subuh
Tidak lagi seramai rumah tua di kampung kami
Memesona seperti pelangi sejuk usai hujan
Sebab doa bukan sekedar hermeunetik apalagi homelitik
Sarung dan kopiah di lagu petang
Tak lagi seagung langit membiru memayung
berdaya tarik sembah dan amalan
Sebab doa bukan lagi ibadah terlebih ritual pemujaan
Pada akhirnya rumah rumah menjadi kosong sepi dan sunyi
Sebab keramain bukan keramahtamahan
Hanya kebutuhan pengakuan, diakuai
Oh Al - Awwal Oh Al - Akhir
Awal april'17
---------------------------------------------------
Catatan Harian.
Di lembar pertama kau tulis kerinduan.
Halaman kedua kau gambar perasaanmu
Dan halaman berikutnya hampa
Kecuali nyanyi sunyi
Kota Tua Jakarta, Medio Maret'17
-----------------------------------
Kembang.
Ini bunga yang bung pesan! Teriak penjual kembang dari seberang jalan.
Tapi kali ini aku tak butuh, Karena dia yang selalu menerima tak mungkin lagi mendekap di dadanya.
Kota tua Jakarta, Medio Maret'17
------------------------------------
Stasiun Gambir.
Di peron tua itu
Janji puluhan tahun lalu membayangi
Sejak itu kau tak pernah keluar.
Pojok gambir, Medio Maret'17.
---------------------
Stasiun Tawang.
Aku menunggumu di stasiun Tawang, seperti janji kita 30 tahun lalu!
Lelaki renta itu, menulis sebait sajak.
Tapi sejak itu, sajaknya tidak pernah selesei.
.....
Taman Srigunting, medio Januari 2011. Semarang.
----------------------------------------------
Kereta tua
Melamun mengenang ketika orang berebut tubuhnya.
Roda roda lapuk
Tubuh renta
Pintu sarang laba laba
Dulu gagah perkasa menembus pelor dan mortir belanda
Menerjang menggilas, kocar kacir musuh pardikan
Soekarno dan Hatta ikut mencumbu
Jakarta Semarang Yogyakarta bahkan Surabaya dan Bandung sekali pluit terlewat
Tak ada halang tidak juga hambat
Lalaki pedagang besi memotong sejarah pergolakan menjadi kiloan.
Kota tua Jakarta, Medio Maret'17.
-----------------------------------------------
Teriakan sang kiai.
(Puisi pendek mengenang KH Hasyim Muzadi)
Bangsa ini Indonesia.
Indonesia bangsa ini.
Teriakmu dari panggung.
Bukan Arab.
Bukan China.
Bukan Belanda
Tapi Indonesia.
Indonesia
Indonesia
Sebab itu, kau suka memakai sarung
Lalu menutup kepala dengan peci
Indonesia itu
Ya Islam
Ya Kristen
Ya Katholik
Ya Hindu
Ya Budha
Ya Khong Hu Chu
Ya Kepercayaan
Indonesia ini
Yaitu, Tuhan Yang Maha Esa.
Tuhan Yang Maha Esa
Lalu kau ucapkan doa untuk Negeri ini.
Menengadah hati, mengamini doamu
Dan kini
duh kiyaiku, duh bapakku, duh guruku, duh
Doa negeri.
Selamat jalan duhai guru bangsa.
Jakarta selatan, 16 Maret'07
Romo Ro Wl Ma.
----------------------------------------------
Senjakala
Gerah lihatmu bak gerai pajang engkau ini toples toples berhias merah jingga tak serupamu 3 windu lalu.
Manjamu jamu jamur serengai seperti kulum hakim waktu waktu hakim tak ada bening bola mata apalagi benaning di cahya.
Gelakmu geletarmu geloramu galaumu ialah sejarah yang harus di mengerti dan jadi ujian soal soal tak soal apa hasilnya.
Cantikmu tirusmu wangimu tungaumu adalah berbab bab kisah kasih anak negeri antara abangan dan santri, priyayi dan kawula persis ode abunawas atau si robinhood
Lara berjumpa jumpa, sakit bertemu temu, perih bersua sua dalam gending patalon iring punakawan memeluk merah putih.
Dan koor serentak riuh anak perdikan di mall mall tanpa makna tanpa kosa kata jadi bahan tertawaan, hareee geneeee.....
Menjadi tak seperti sebelumnya teriak senjakala budaya
Dan budayawan pun mati di antara lumbung lumbung tradisi persegi, seolah bulat atau lonjong menjadi garis haram.
Alkisah dialog raja Thamus dan dewa Theuth yang tak pernah usai karena perubahan adalah penemuan terbesar manusia. Tak penting dari mana asalnya.
aku sedang mabuk ketika menulismu, seperti reranting kerontang merindu gelagak pohon-pohon induk atau bebusuk daun berdaki daki.
Lalu kau panggil si penyapu debu terbangkan debu
Geletar menyatu ion-ion alkohol saat sel-sel bergelora di banjiri anggur hitam. matamu menyalak bibirmu nyalang tak pasti mana mulut, mana mata dan mana dubur.
dan ketika aku sadar dari mabukku, makna kosa kata mengubah hidupku
Samarinda, 22 February 2016, selamat menikmati Lontong Cap Gomek.
-----------------------------------------------------
rumah doa
di rumah sembahyang
jalan selalu berliku
ramai dan riuh
mencari-cari
kau panggil aku dan cerita tentang sesuatu yang asing dalam bahasa asing dan nama asing
lalu aku bertanya
ada makan apa disana
mengingat tulang-tulangku kering untuk itu
kau gandeng lenganku masuk negeri asing, rupa-rupa asing, wajah asing dan sebutan asing
lalu kutanya kau
adakah pasar disitu
tempat aku bertemu orang banyak sepertiku
tapi di rumah sembahyang
jalan lurus
sunyi dan sepi
ku panggil kau dan cerita tentang mereka,
orang-orang yang paham, tahu dan akrab
menggandengmu di jalan sepi dan lorong sunyi
dan pasar yang aku tanya kau taruh dalam hatiku
semenjak itu aku tak pernah sepi
semua ada
(Pasar Minggu, pertengahan Maret 2017)
--------------------------------------------------
Sajak tentang air.
Banjir itu,
Karena sampah di buang sembarangan
Banjir itu,
Sebab pohon dan rerumput semak tidak lagi tumbuh dimana-mana
Banjir itu,
Lantaran sungai-sungai makin mengecil
Banjir itu,
Penghianatan manusia pada lingkungan alam
Banjir itu,
Permusuhan manusia pada alam
Banjir itu,
Manusia memperkosa alam
Banjir itu,
Penyumbatan pori-pori alam
Banjir itu,
Itu banjir
Banjir itu,
Melukai tubuh alam
Banjir itu
Menusuk jantung alam
Banjir itu,
Membunuh hidup alam
Banjir itu,
Sebab kerakusan manusia
Banjir itu,
Karena ketamakan manusia
Banjir itu,
Lantaran kelobaan manusia
Banjir itu
Itu banjir
Banjir itu
Manusia lupa Tuhan
Banjir itu,
Dosa manusia
Banjir itu
Neraka manusia
Banjir itu
Perlawanan alam
Banjir itu,
Pembelajaran alam
Banjir itu,
Teguran alam
Banjir itu
Itu banjir
Banjir itu
Cara alam memupuk tubuhnya
Banjir itu
Jalan alam menyuburkan wajahnya
Banjir itu
Sistim alam menyebar bibit kehidupan
Banjir itu
Karena alam butuh pori-pori
Banjir itu
Sebab alam butuh Tol menuju laut
Banjir itu
Lantaran alam menemui kekasihnya.
Banjir itu
Itu banjir
---------------------------------
Menjelang akhir maret'17
Romo Ro Wl Ma.
Immanuela


RWM.BOONG BETHONY

14/07/17

Kisah prapaskah

Kisah-kisah Pra Paskah - 33 Tentang Kesadaran dan pertobatan.
Romo Ro Wl Ma.


Siang menjelang sore itu, saya sedang duduk-duduk sambil memperhatiak lalu lalang orang di serambi kanan bagian luar dari Temple of Mount ketika orang berbondong-bondong datang mengelilingi seorang pemuda yang sedang menulis sesuatu di jalan raya.Sementara kerumunan orang banyak terus berdatangan. Sebagian ingin tahu apa yang terjadi, sebagian lagi sengaja datang untuk bertemu anak muda yang asik menulis sebait puisi di badan jalan. Sebagian lagi datang sambil ingin mendengar apa yang di katakan anak muda itu. Saya pun beringsut mendekati kerumunan orang-orang itu. Sayang kamera kecil saya tertinggal di Jaffa Hostel padahal ingin sekali mengabadikan peristiwa ini.
Kami membawa penista agama ini padamu, hai anak muda! Jika kau paham tradisi dan budaya kita pasti tahu apa yang harus dilakukan pada orang ini! Teriak seorang lelaki 60-han maju mendekati.
Anak muda itu, menolah.
Apa maksud bapak? tanyanya.
Lelaki 60-an itu kemudian mengangguk pada beberapa lelaki tegap berseragam berdiri mengelilingi seorang perempuan yang sedang ketakutan. Dua diantara lelaki tegap itu kemudian mendorong perempuan itu sampai terjatuh di jalanan.
Perempuan ini menista agama dengan melakukan zinah menjual diri! Tunjuk lelaki 60-an sambil meludah kearah perempuan ketakutan itu.
Anak muda itu kemudian berdiri, sesudah ia membaca kembali puisi pendek yang ditulisnya di badan jalan.
Ia menoleh ke lelaki 60-an kemudian menatap semua orang yang mengelilinginya, mata jernihnya menusuk hati ketika beradu pandang dengannya.
Ia lalu tersenyum pada semua orang.
Apa yang dilakukan perempuan ini?
Apakah tidak kau dengar yang kukatakan tadi anak muda? hardik lelaki 60-an.
Oh aku sedang menulis sebait puisi tadi. jawabnya lembut.
Bukankah engkau ini seorang guru? Terpelajar dan pandai. Banyak orang mengatakan bahwa engkau memami seluruh tradisi dan budaya kita. Nach sekarang aku bertanya padamu, mewakili semua orang yang berdiri mengelilingimu. Menurutmu, apa yang harus dilakukan kepada seorang penista agama seperti perempuan hina dina yang melacurkan diri ini?
Anak muda itu kembali memandang sekelilingnya lalu berhenti pada lelaki 60-an itu.
Menurut bapak apa dan bagaimana tradisi kita tentang itu? ia balik bertanya.
Dia harus di hukum mati dengan cara di rajam (dilempar batu sampai mati). Tegas lelaku 60-an itu.
Iya begitulah adat istiadat kita...teriak sebagian orang banyak itu. Aku beringsut lebih kedalam, karena ingin tahu bagaimana pemuda itu akan menjawab.
Baiklah. Pemuda itu menjawab dengan tenang, lalu memungut batu sebesar kepalan.
Siapa diantara bapak-bapak, ibu-ibu yang tidak pernah menista agama?
Menista agama bukan hanya seperti kelakuan perempuan ini, tetapi juga menipu, korupsi, menyalahgunakan wewenang, kolusi, selingkuh, membenci sesama, penyimpangan ajaran agama, membunuh, menghianati suami atau istri, meniduri perempuan lacur sampai pada fitnah adalah penistaan agama.
Nachh, siapa yang tidak pernah melakukan itu, silahkan duluan melempari perempuan ini. Ia kemudian meletakkan batu itu ditengah-tengah kerumunan orang banyak. Lalu melanjutkan menulis puisi.
Mendengar kalimat terakhirnya aku menjadi malu, lalu menjauh darinya dan hanya melihatnya dari seberang jalan.
Entah berapa bait puisi yang sudah dia tulis sebelum berdiri, menatap perempuan pelacur itu dan memandang sekelilngnya.
Tak ada seorang pun yang merajammu? ia bertanya pada perempuan pelacur itu.
Perempuan hanya menangis.
Nach pergilah. Jangan lakukan lagi perbuatan itu. Bertobatlah sebab Tuhan itu Maha Pengampun.
Sore itu aku sangat malu, menyadari betapa aku pun penista agama dan menyepelekan Tuhan yang menurunkan agama untuk keteraturan hidup dan pengamalan hidup.
Oh ampuni aku Tuhan.
Salam dan doa rahayu.
Somewhere Under The Blue Sky.


RWM.BOONG BETHONY

Sajak Evolusi

Sajak hari ini tentang Evolusi

Di kisahkan di negeri tak bertuan terlebih berTuhan, manusia berkeriapan merajalelah kesegala arah. Lidah menjulur julur mengecapi segala apa. Ya lautan ya daratan ya pepohonan ya semak semak ya sungai sungai ya telaga ya bebatuan ya hewan hewan.
Maka bebatuan sungai semak semak pepohonan daratan lautan hewan hewan berevolusi menjadi pemangsa manusia.
Dan sejak itu sajak tak pernah jadi puisi.

Rob Colection
Komentar
Chandra Yusuf Uiiih Romo mantab! Dan sejak itu sajak tak pernah jadi puisi...
Ace Suhaedi Madsupi Sajak tidak lagi jadi puisi. Tapi, jadi vampire haus darah. Begitu Romo ...
Ro Wl Ma qkqkqkqkqkqkkqkqkqkqkqkqkqkqkqkqk...saat ini pun vampire alam merajalelah
Kang Ramdan Hiiiy... takut...
Adr Romo...ruuar biasraaa
Ace Suhaedi Madsupi Iya Bang Chandra Yusuf, cuma jadi nyanyian para maling untuk menipu rakyat
Chandra Yusuf Iya kapan benarnya ya...
Ace Suhaedi Madsupi Ketika apa yang kita anggap salah hari ini, pada akhirnya diakui sebagai sebuah kebenaran. Ketika kita sudah semua menjadi gila
Ro Wl Ma Oleh sebab itu...jangan pernah menjadi gila Kang Ace Suhaedi Madsupi..sungguh jangan pernah.
SukaBalas118 April pukul 10:53 
Ro Wl Ma Pagi Mas Chandra Yusuf....begitulah bayangan saya Manusia kehilang alamnya...
Ro Wl Ma Kang Ace Suhaedi Madsupi...bagaimana jadinya ya? Manusia jadi buruan hawan dan hutan tak lagi bersahabat...
Ace Suhaedi Madsupi Dua jenis hewan Romo. Hewan binatang, itu juga terjadi. Di berbagai tempat di Sumatera, gajah porak-perandakan kampung dan harimau memangsa manusia. Jenis lain, hewan berbentuk manusia.
Ro Wl Ma Kang Ace Suhaedi Madsupi...untuk saat ini, gajah dan harimau sumatra 'baru' memporak-porandakan kampung dan kebun. Esok-esok bukan lagi memporak kampung atau kebun, melaikan memburu manusia....
Ace Suhaedi Madsupi Ya. Jika mereka masih diberi hak dan ruang hidup
Ro Wl Ma Kang Ace Suhaedi Madsupi...Ada teologi yang mengatakan bahwa Manusia adalah pusat dari seluruh kehidupan Dunia ini. Berdasar teologi ini, maka manusia memiliki hak untuk seluruh alam dan semua bisa dikorbankan unutk kepentingan manusia. Di abad perteng...Lihat Selengkapnya
Ace Suhaedi Madsupi Dan, itulah yang terjadi hari ini kan Romo? Apa pun sah-sah saja dikorbankan, bahkan cuma untuk sebuah kesenangan dan bukan untuk kebutuhan (dasar)
Chandra Yusuf Betul itu... Aduuh ngeri juga ya... Bukan ngeri ketakutan... Tapi ngeri kita ga jadi manusia yg penyayang yg bisa menjaga alam
Ro Wl Ma Mas Chandra Yusuf...ucapkan dalam sajak...
Paulus Suryanto Leres Mo karena disabdakan maka jadilah kehendak-Nya. Akibatnya kalau salah jadi hukum rimba. Sing kuat menang. (Kejadian 1: 28)
Ro Wl Ma Mas Amink Derachman..karena itu mari tanam bambu sebanyak-banyaknya....apa kabar kang?
Ro Wl Ma Kang Ace Suhaedi Madsupi dan mas Chandra Yusuf...katakan dengan sajak...
Ace Suhaedi Madsupi Tak ada kata tereja
Apalagi sajak pun puisi

Berlari dan berlari
Takkan pernah bisa berhenti
Sebab tak ada lagi hutan untuk sembunyi
Tak jua sungai tuk diselami

Hutan lenyap
Sungai mengering
Gunung bak onggokan batu raksasa

Ahhh ... di sana gorilla menganga
Ohhh ... di situ harimau mengasah taring
Uhhhh ... di sini ular bertumbuh cakar
Ro Wl Ma wahhhhh....ini puisi cantik, meskipun di buat secara mendadak (imporvisasi sesaat...)...
Chandra Yusuf Alam begitu sucinya
memberi semua yang menjadikan manusia ada

Manusia lah yang tidak berbakti kepada alam, yang melupakan perasaan
merindukan awal dirinya

Seperti ibu yang melahirkannya
diburu dan dibunuh karena ia tak bersuara
Bila terdengar, suaranya akan menjadi jerit lengking kepedihan.

Alam akan bertanya dengan jawaban yang tak pernah ada:
Kenapa aku disakiti?
Ro Wl Ma Wahhhh....
Puisi mas Chandra Yusuf ....ini sungguh memedihkan rasa dan logikaku....sanchai..sanchai..sanchai.
Ro Wl Ma Kanda Dicky Tjandra...teringat patung karya kakanda soal ini....
Dicky Tjandra Pembacaan yang cerdas!!!!!.....
Ro Wl Ma Wahhh....makasih pujiannya kanda prof...
Kudawaningpati IX sebuah kado kecil untuk Romo Ro Wi Ma, sahabatku, dijelang hari kelahirannya,
...................
sepanjang jalan
hijau rerimbun pohon
penanda titik
...................

Nina Hendrayana Romo-quuuhhh.., saya sampai tercekat membacanya...
Sungguh luaaarrrrr biasa !! Salut buat Romo-quuhh yg memang jempolan 
Terimakasiiihhh saya selalu di ajak untuk belajar segalanya.., saya menyimak yaa Romo-quuuhh..
Salam dan doa , Rahayu Romoooo..
Meinita Damping Segala sst bs tjd bila manusia tdk lg mengindahkan titahNYA...thanks
Ro Wl Ma Mas Kudawaningpati IX....terimakasih dan gambar itu indah sekali...apakah gambar ini di Bandung atau Magelang?
Kudawaningpati IX ...aku, dilingkungan sekitar
Ro Wl Ma Sebentar...aku sedang memutar 'roh empirisku' sepertinya gambar di atas ini pernah saya tempati bercengkrama beberapa belas tahun lalu....saya akan putar memori itu mas Kudawaningpati IX...
Kudawaningpati IX ...aku tunggu 'ingatan emosi' Romo tentang 'saat-saat itu' ...
Ro Wl Ma Menerawangggg
SukaBalas118 April pukul 15:25 
Ro Wl Ma Mbak Nina Hendrayana....bukan kah semua adalah pelajaran? Selamat siang salam dan doa rahayu.
Nina Hendrayana Selamat siang juga Romooo , mohon maaf signalnya agak wara-wiri ini, saya sdng dlm prjalanan...
Rahayu Romooo..
Ro Wl Ma Rahayu..rahyau.
Ro Wl Ma Sista Meinita Damping....begitulah sobatku...manusia selalu alpa dan berjerih merasa selalu benar...salam dan doa rahayu.
Ro Wl Ma Kang Ramdan...katakan kengeriaan itu dengan sajak....
Kang Ramdan TOKEK

hening malam...Lihat Selengkapnya
Ro Wl Ma Sungguh mengiris hati dan menusuk jiwa....
Kang Ramdan Suwun, Romo... ðŸ˜‡
Ro Wl Ma Sobatku Barth Padatu...mereka yang sanggup mengucapkan WOW lebih dari WOW itu sendiri...
Ro Wl Ma Mas Iwan Soekri...pasti lebih hebat yang memberi pujian, sebab ia tahu apa di balik itu..salam dan doa rahayu.
Irma Hutabarat Karma ..
Salam cinta putih Romoku ..
Ro Wl Ma Rahayu..rahayu..rahayu mima Irma Hutabarat...miss you.
Irma Hutabarat Rahayu romoku ..
Kangen baca karya Romo pun..
Saciput
Kudawaningpati IX ...untuk Romo Ro Wi Ma lagi,

(aku tulis puisi ini
karena aku juga bagian dari alam
yang perlu dilestarikan)

ujud ini pernah luka
luka gelap merajut dan menikmat
dosa sendiri.
lalu pecah berkeping
yang setiap kepingnya melukai lagi.
aku lelaki tebing curam
menancapkan belati di dada sendiri
coba menyimak legam nasib
menafsir harapan hingga khatam.

(...ha ha hay, puisi amburadul, Romo.)
Ro Wl Ma Mima Irma Hutabarat....acaranya sebulan sekali ya? Kok aku nunggu-nunggu tiap minggu nggak nongol Mimaaaaaa...
Irma Hutabarat Iya hahaha..
Nanti dikabari nggih Romo.
Belum weekly soalnya
Ro Wl Ma Akan menunggu Mima....i love you.
Ro Wl Ma Mas Kudawaningpati IX...ke-amburadulan- itu mempertontonkan jiwa yang gelisah atas ruang di mana ia hadir....justru otentik mas...
Poltak Situmorang Romo, apakah mereka sejenis?
Ro Wl Ma Lae Poltak Situmorang...qkqkqkqkqkqkqkkqqkqk...serupa meski tak sewajah qkqkqkqkqkkqkqkq
SukaBalas118 April pukul 15:37 
Poltak Situmorang Lidahnya bercabang pulak..
Ro Wl Ma Lae Poltak Situmorang..lidah bercabang di satu sisi merupakan kekayaan rasa tetapi pada sisi lainnya...symbolisasi atas keculasan.....
Poltak Situmorang Ada juga yang memakai gaya "Kodok" dengan menginjak kebawah, sikat kanan kiri, lalu jilat ke atas supaya memperoleh mahkota "Kodok"
Ro Wl Ma Gambar 'kodok bermahkota ini, dapat saya kategorikan sebagai bentuk lain dari nilai 'Antropologi Seni'. sebagai penggambaran atas situasi di mana si penggagas ide menemukan nilai itu.
Paulus Suryanto Selamat sore sobatku Poltak Situmorang ~ Horaas
Poltak Situmorang Selamat Sore Sobatku PakDe Paulus Suryanto, Rahayu..Rahayu..Rahayu..!
SukaBalas118 April pukul 16:59 
Ro Wl Ma Kang Paulus Suryanto...untuk masa kini....rasanya Sabda-sabda Tuhan 'mulai' di rasionalkan oleh para penyembahNYA.
Jadi jangan heran jika Tuhan mulai tak BERWIBAWA di mata mereka.
Paulus Suryanto Betul sekali sedih rasanya
Tapi harus tetap bersyukur
Berkah dalem ~ rahayu rahayu rahayu
Ro Wl Ma Rahayu..rahayu..rahayu kangmas Paulus Suryanto
Mryana Veta Sekarang manusia jadi perusak alam. Tapi ingat nanti, alam yang akan menghancurleburkan manusia.
Dicky Baratawiria Jika keseimbangan sudah terusik, maka kedamaian dan keheningan akan berubah menjadi riuhnya bencana......
Mumpuni Sayekti Selanjutnya . . . . ?????
Ro Wl Ma Selamat siang kangmas Mryana Veta...begitulah jadinya..dimana manusia kelak menjadi buruan atas keinginannya sendiri...makasih sudha mampir.
Ro Wl Ma Mas Dicky Baratawiria...manusia selalu menganggap diri lebih utama dari alam..padahal alam tidak pernah butuh Manusia. Bagi alam manusia itu hanya parasit belaka....
Mryana Veta Dalam kepercayaan yg saya anut, ada tiga credo yang tak bisa ditinggalkan.
Pertama hubungan vertikal manusia dengan Sang Pencipta.
Kedua, hubungan horisontal antara manusia.
Dan yang ketiga, dalam posisi sama yaitu hubungan manusia dengan a l a m.
Ace Suhaedi Madsupi Rahmatan lil 'alamin. Dan bukan saja rahmatan lil muslimin. Jadi, hrs menjadi rahmat bagi alam semesta dan bukan hanya rahmat bagi ksum muslim. Begitu Kang Mryana Veta. Punten, nimbrung
Ro Wl Ma Senang membaca tulisan kangmas Mryana Veta dan Kang Ace Suhaedi Madsupi soal Tripartit hubungan Manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama dan manusia dengan alam.
Baik Islam dan Kristen juga mengenal tiga Chredo ini...bahkan dalam konteks agama lokal, seperti kejawen, Sunda Wiwitan, Agama tradisionil Batak, Agama Tradisionil Toraja...tiga chredo ini pun sangat di akrapi.
Demikian juga pada Agama Hindu dan Budha.
Jadi pada Hakekatnya, tiga chredo ini pun sangat akrab di budaya Indonesia...
Yang jadi soal kemudian bahwa, Alam itu kadang di lihat hanya sebagai pemenuhun keinginan manusia saja.
Bahkan Tuhan Yang maha Esa pun di lihat dalam kebutuhan seperti itu.
Ro Wl Ma Selanjutanya..... ya..penderitaan Nyai Mumpuni Sayekti...
SukaBalas119 April pukul 12:05 
Ro Wl Ma La..coba Lae Poltak Situmorang pikir....apa manusia itu bukan parasitnya alam? qkqkqkqkqkqkqk
Poltak Situmorang Romo Ro WI Ma, memang menjadi parasit kalau tidak mau menjalankannya perintah "Kuasai dan rawatlah" he.he.he
Poltak Situmorang Sebelum agama Kristen masuk ke Tanah Batak, para leluhur menyebut Alam itu dengan sebutan "Si Boru Deak Parujar" yang menggambarkan seorang Ibu yang selalu setia menyusui dan memberi makan anak-anaknya. Tetapi, anaknya itu selalu durhaka dengan mencabuti rambut ibunya sehingga punggung ibunya retak di panggang matahari. Dan anak-anaknya itu durhaka dan tidak pernah bersyukur kepada ibunya.
Ro Wl Ma Wah itu legenda menarik sekali Lae Poltak Situmorang....kok saya jadi penfin baca bukunya...apa ada Lae?
Poltak Situmorang Bahasa Batak Romo he.he.he
Pakdhe Tegoeh Rahayu Romo Wl Ma
Poltak Situmorang Tonggonya (Doanya) begini:
Ale Dainang (Oh Ibu) Si Boru Deak Parujar, Partatarus Sibonduton (Menyusui yang dapat ditelan), parmeme na utusan (pemberi makan yang tiada taranya), angka butbut jambulanmi (rambutmu pada rontok) dipaullus-ullus alogo (ditiupkan oleh angin), angka silbak tanggurungmu (punggungku retak) dipadadang-dadang ari (terbakar oleh sinar mentari), alai (tetapi) ndang adong jolma i (tidak ada manusia itu) mandok mauliate tu ho (mengucapkan syukur kepadamu).....
Ro Wl Ma Rahayu..rahayu Pakdhe Tegoeh Boediono.
Ro Wl Ma Jangan kuatir saya punya kamus Bahasa Batak....
Mryana Veta Sastra kita sudah lama kehilangan esei2 yang bagus. Dulu, ketika majalah " Horison " dan secara priodik, TIM mengadakan banyak panel dan diskusi kebudayaan, ada kemajuan berpikir. Sekarang Romo kita rindu esei2 budaya yang bermutu. Saya percaya Romo bisa mengisi kekosongan itu
Rahayu rahayu Romo. Salam.
Riu Riu Terimakasih Ro Wl Ma... Sepertinya sekarang pun alam sudah 'memakan' manusia. Manusianya saja yang tidak menyadarinya... Kebakaran hutan dianggap enteng. Nanti kalau ada bencana, yang disalahkan Tuhan...
Ro Wl Ma Selamat kangmas Mryana Veta...terimakasih sudah mengingatkan...kita coba saja sesuai dengan perkembangan jaman kangmas. Salam dan doa rahayu.
Ro Wl Ma Sobatku Riu Riu...yah saat sekarang ini sedang terjadi 'pergulatan' antara manusia dan alam. Sepertinya alam masih sangat ramah terhadap manusia.
Riu Riu Semoga manusia tamak cepat sadar... Salam rahayu, Ro Wl Ma
Ro Wl Ma Rahayu..rahayu..rahayu duhai kekasihku Riu Riu.
Resa Pundarika lalu.....
ketika ku ingin menulis puisi
pena dan kertaspun telah menjadi pemangsa
Ro Wl Ma Sobatku Resa Pundarika....begitulah sobatku. Manusia yang mengingkari alam, adalah mereka yang tak lagi mengenal Tuhannya.
Mryana Veta Yang saya khawatirkan Romo, bangsa ini kehilangan semangatnya. Ambruk moralitasnya. Serba masabodo.
Mandeg hasrat dan hidup tanpa cita2 maksimal.
Budiyono Jayus Alipawiro Ceritane negri Buto yow kang hahahha

RWM.BOONG BETHONY