10/03/17

Sajak segala

Sajak tentang leluhur.

Sejuta Ilalang menusuk nusuk di antara sepoi angin
Menggelikan, teriakmu
Padahal, itu mengasyikan, menghanyutkan.
Di bawah sana, pada akar ilalang mungkin saja terkubur leluhur yang merabuk ilalang mengasikkan dan menghanyutkan itu
Tak mungkin, protesmu, leluhurku ada di pulau seberang.
Mungkin saja di sana atau malah ada disni, sebab leluhur ialah tanah.
Dan tanah ada dimana saja.
Karena itu berhati hatilah memperlakukan tanah, karena bisa saja dia adalah nenek moyangmu.
Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un
Yang berasal dari tanah kembali ke tanah dan yang berasal dari Allah Kembali ke Allah.
(Romo Ro Wl Ma - Tepian mahakam. awal Agustus 2016)
-----------------------------------------------------------------------
Puisi Cinta.
Romo Ro Wl Ma.

Bulan penuh di teras ketika hening jadi bening, Wajah bulatmu semburat di dedauan, menggemerisik bisik masuki jiwa lena
Jauh disana, entah, asmara membara di bilik dian seperti kisi lelampu warna warni mengutak atik rasa menyatu dalam tetes keringat. Seperti Pontius Pilatus basahi diri sambil bertanya, siapa apa Tuan. Dari mana kemana Tuan. Bathin bathil tak paham dimana kemana arah.
Candra purna di halaman saat bening jadi hening, rupa ovalmu terpancar luruh daun menggerayang rayang khayal rasuki rona hati
Berlangkah langkah, mungkin, cinta menyala perih di ruang lentera redup bri halusinasi antara surgawi neraka, nafas terengah mengetuk ketuk dada. Bagai dada ranum pencintaMu turun naik bermain main sahih tentang hakiki hakikat. Jiwa berjiwa tak tahu apa siapa mengapa kemana.
Dan bulan membias perih jatuh di halaman belakang, muka pucat pasi memeras raga menghentak hentak hari kemaren tegar tegur gagah perkasa bak Ken Arok merasa titisan dan Ia tersungguk sungguk sungkur pagi berkokok. Bulan berair dalam jam duka sesal, dahan patah meringkuk tanpa nyawa.
Lalu candra mencandai jaman, ode, epik, legen, roman, novel, cerpen ialah puisi.
Ialah Tuhan.
------------------------------------------------
aku, Dia dan kata
Romo Ro Wl Ma.
Bermula dari kata
Lalu kisah
Kemudian Cerita
Aku, kau, rerumput, pepohon, air, udara
Berakhir pada kata
Lalu kisah
Kemudian Cerita
Selain itu
Dia.
-----------------------------------
Haiku.
Periang hidup
Mekar setiap musim
Hatinya muda
--------------------------------
Sajak Samarinda.
Romo Ro Wi Ma

Debu cerita khas
Meski geliat mesin hilir mudik
Berputar bak gasing
Nadi, nadimu deras berurai mahakam
Anak negeri dan sauh berlomba menggapai tepian
Engkau dingin menatap
Tak perduli
Seperti Rahwana menelan sspa saja
Lihat roda raksasa menggilas dusun
Merebahkan kehijauan
Pundi apapun kau makan
Samarinda mari duduk menyeruput kopi atau menenggak beer
Lupakan lubang menganga
Atau jeritan fauna, teriak flora
Ini pembangunan bung!




RWM.BOONG BETHONY

Tidak ada komentar: