13/02/13

Butet Manurung Penggagas Sekolah Rimba.

Penggagas Sekolah Rimba.

Butet Manurung yang bernama asli Saur Marlina Manurung ini mulai santer dibicarakan. Apalagi ketika Oktober kemudian majalah TIME Asia menobatkannya sebagai salah satu “TIME Asia’s Heroes”, mata Indonesia pun terbuka. Butet lantas dipuji, disanjung dan ada pula yang mengklaim, Butet adalah Kartini jaman sekarang.

butet1211Ya, Butet adalah sosok yang inspiratif dengan apa yang telah ia lakukan. Bahkan, seorang Presiden Susilo Bambang Yudoyono pun tak begitu saja menutup mata pada spirit kepahlawan Butet, perempuan kelahiran Jakarta, 12 Februari 1976 itu.

Dalam artikelnya, "The Making of a Hero," yang diterbitkan di majalah TIME Asia, edisi 3 Oktober 2005, Presiden SBY mengawali tulisannya dengan kalimat: “Every society needs heroes. And every society has them. The reason we don’t often see them is because we don’t bother to look.” Setiap masyarakat membutuhkan figur pahlawan. Dan setiap komunitas sebenarnya memilikinya. Hanya saja kita sering mengabaikannya, itu karena kita sering menutup mata padanya.

Apa yang dilakukan Butet setidaknya juga telah menginspirasinya kembali untuk melahirkan “SOKOLA RIMBA”, buku “diary” yang ditulis Butet berdasarkan pengalamannya selama mengabdi di bagi komunitas Orang Rimba di pedalaman Bukit Dua Belas Jambi.

Buku setebal 250 halaman yang ia rangkum selama rentang waktu enam tahun ini, selain banyak bercerita dari sudut pandang Butet sebagai pendidik dengan berbagai tantangan yang dihadapinya, juga menceritakan kultur Orang Rimba yang kerap dianggap bodoh, miskin, primitif dan stereotip negatif lainnya.

“Padahal, mereka sebenarnya memiliki kehidupan sendiri yang sama sekali jauh dari stereotip itu,” kata Butet. “Orang sering menyebut mereka (Orang Rimba) Kubu, padahal arti Kubu sebenarnya memiliki kesan merendahkan,” jelas Butet lagi.

Di kalangan penduduk Jambi sendiri, kata “Kubu” selalu distereotipkan kepada komunitas yang dianggap terpinggirkan, bodoh, bau, primitif, (tidak modern). Karena “kebodohan” itu, komunitas Orang Rimba seringkali menjadi korban penipuan oleh pendatang-pendatang asing yang menganggap dirinya, pintar, modern, beradab, “manusia yang benar-benar manusia”.

Maka dalam pengabdiannya, Butet sebenarnya bukan hanya mengajari Orang Rimba membaca dan menulis, tapi juga turut membantu memecahkan persoalan yang selama ini sering mereka hadapi. Misalnya, bagaimana agar mereka sadar bahwa hutan yang mereka tempati harus dijaga kelestariannya, bagaimana juga agar mereka tidak kerap tidak berdaya menghadapi orang asing yang ingin menebang hutan mereka, dan persoalan sosial lainnya.

“Untuk menjaga kelestarian hutan, tak cukup hanya menyadarkan mereka bahwa hutan adalah tempat tinggal mereka, tapi juga perlu dibekali pengetahuan hukum agar mereka tidak mudah diperdaya pendatang asing yang ingin menebang hutan mereka,” kata Butet yang memiliki dua gelar sarjana, Sastra Indonesia dan Antropologi Unpad Bandung itu.


RWM.BOONG BETHONY

ENTREPRENEUR.

Rob Colection
MENDALAMI ARTI ENTREPRENEUR


Secara sederhana, entrepreneur didefinisikan sebagai orang yang menciptakan pekerjaan yang 
berguna bagi diri sendiri. Entrepreneur berasal dari kata entrependere (bahasa Perancis) yang 
artinya sebuah usaha yang berani dan penuh resiko atau sulit.
Entrepreneur diartikan pula sebagai orang yang mampu mengolah sumber daya yang ada menjadi 
suatu produk yang mempunyai nilai atau mencari keuntungan dari peluang yang belum digarap 
orang lain. Tokoh entrepreneur Indonesia Dr. Ir. Ciputra mendefinisikan seorang entrepreneur
 adalah seseorang dengan kecakapan mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas. 
Menurut beliau orang dengan kecakapan mengubah kotoran dan rongsokan jadi emas tidak harus 
berada di dunia bisnis saja.
Ciputra mengatakan, seseorang yang memiliki jiwa dan kecakapan entrepreneurship dapat
berada di pemerintah, dunia akademik, atau dalam pelayanan sosial. Beliau menambahkan
entrepreneur memiliki pola pikir (mindset), jiwa (spirit), dan kecakapan yang sama yaitu 
mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas, namun yang membedakan adalah tujuan 
yang ingin dicapai.
Entrepreneur di pemerintahan menurut beliau adalah mantan Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, 
yang telah mendukung Ciputra mengembangkan Ancol, dan Lee Kuan Yew yang mengembangkan 
Singapura. Entrepreneur di pelayanan sosial seperti Muhammad Yunus peraih Nobel dari Bangladesh.
Definisi mengubah kotoran dan rongsokan menjadi emas menurut Ciputra terdapat tiga makna utama :
 
Pertama adalah terjadinya sebuah perubahan kreatif yang berarti dari kotoran dan rongsokan 
yang tidak berharga dan dibuang orang menjadi sesuatu yang memiliki nilai yang lebih besar.
Kedua hasil akhir dari perubahan memiliki nilai komersial, bukan hanya dianggap sebagai karya yang 
hebat namun juga memiliki nilai pasar yang tinggi.
Ketiga untuk mendapatkan emas seorang entrepreneur bisa memulainya dari kotoran dan rongsokan 
yang tidak bernilai, dengan kata lain dengan modal nol.
Sementara itu, menurut Peggy & Charles (1999), entrepreneur harus memiliki empat unsur pokok :
1. Kemampuan (IQ & Skill)
* membaca peluang;
* berinovasi;
* mengelola;
* menjual.
2. Keberanian (EQ & Mental)
* mengatasi ketakutan;
* mengendalikan resiko;
* keluar dari zona kenyamanan.
3. Keteguhan Hati (Motivasi Diri)
persistence (ulet), pantang menyerah;
* determinasi (teguh dalam keyakinannya);
* Kekuatan akan pikiran (power of mind) bahwa Anda juga bisa.
4. Kreativitas
* mencari peluang.
Sedangkan menurut Edison, entrepreneur mempunyai tiga pokok utama yang harus dimiliki yakni; 
kenal diri, percaya diri, serta mampu menjual diri. 
Menurutnya, entrepreneur adalah suatu kemampuan untuk mengelola sesuatu yang ada pada diri
kita untuk dimanfaatkan dan ditingkatkan agar lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup kita. 
Dari berbagai sumber.
RWM.BOONG BETHONY