27/03/12

Catatan kecil dalam puisi.

Fatamorgana 1.

Tiap kali menatap hijau tubuhmu
Teringat aku pada biru senyum langit
Memesona
Menggetar

Tiap kali memandang hijau wajahmu
Teringat aku pada biru seringai laut
Menenggelam
Mengguncang

Kalau boleh
Serunai ini
Juga hijau
dan
Biru.

Kau tahu
Kehijauan di ufuk sana, Engkau.
Kau mengerti
Kebiruan di ujung itu, Engkau.

Nyata semua hanya mimpi
Pengharapan diujung sia-sia.

(sekilas senyummu menebar membuyarkan mimpi. Menjadi sia-sia yang sia-sia)

Jogyakarta, 10 Maret di ujung malam.




SERENADE

Melodi bambu mengurai nada dalam bayu
Menyapa Ilalang
Rerumputan 
Menari-nari
Engkau menyeruak disana.
Ya.
Cinta yang tak pernah lekang
Engkau itu.

(Jogyakarta, 10 Maret malam menguat pagi)



Suatu Kali.

Masih ingat bang?
Bisikmu.
Kualih tatap pada ujung jemari
Kumainkan angin.
Kuputar jadi putingbeliung

Bang masih ingat?
lirih engkau
Kubuang pandangan pada jemari
Ku gambar semua engkau
Kumainkan hingga engkau ada dimana-mana.

masih juga bertanya?

(Jogyakarta, 10 maret ngungun pagi mencairkan embun jadi air)



Kembara bersama Petrus dan Thomas. 

Terik berkaca di danau galilea
Ketika engkau bertutur tentang cermin
Saat itu, aku, petrus dan tomas
Saling menatap
Kilau riak danau galilea menerpa wajah kami
Lalu diam-diam banyak orang berlari kecil
sembunyi mengusap-usap wajah
mengulas-ulas raut
lalu menutup rupa masing-masing.

Cermin yang kau cerita
Hidup kami.
kaca yang kau tutur
cermin kami.

Saat itu.
Yang ada hanya sesal.

(Jogya, Medio Maret duapuluhduabelas. pkl.20.37)



fatamorgana 2

Di balik jendela
persegi 
bola mata menari menyusuri pigora tubuhmu
disana lambaian jemari kecil menari tertiup angin lalu
kakimu jenjang seksi
sedikit manis
luruh

Di balik jendela
persegi
bola mataku liar menyusuri tubuh elokmu
disitu jentik bulumata mengerlip kerling, memesona
jenjang leher seksi
memburam tatap
mumbuih

lalu kusadar
nyata bahwa tubuhmu hanya
cuman
sesaat

(Indragiri, medio maret 2012)



Kau bui.

Menarilah, pintamu
Hm.
Bernyanyilah, pintamu
nnnng
Katakan sesuatu bang.
ku menatap
(bagiamana aku kan menari? bagaimana kukan bernyanyi? jika mulut dan tubuhku kau genggam. Seolah aku ini milikmu)

(Indragiri, medio Maret 2012)



RWM.BOONG BETHONY