01/04/09

MANFAAT BUAH-BUAHAN

BUAH DAN MANFAAT BAGI MANUSIA

APEL — Jus apel dan bayam (atau dapat dimakan terpisah) merupakan kombinasi unik. Kombinasi kandungan garam mineral dan pektin dalam apel, serta kandungan asam oksalik pada bayam membentuk substansi unik yang memenuhi dinding-dinding usus dan melalui gerakan kimia yang kuat tapi aman “melepaskan” kotoran yang ada di usus besar yang telah mengendap berhari-hari, berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Kandungan zat pektin dalam apel juga mampu menurunkan kadar kolesterol dan triglycerides yang mengganggu fungsi jantung.

ALPUKAT — Kandungan kalori, lemak dan minyak yang tinggi di dalamnya tidak sajamenjadi sumber enerji yang melimpah yang dibutuhkan pada saat puasa, tetapi juga mengurangi kadar kolesterol dan menjaga kelenturan otot-otot sendi.

PISANG – Daging buah pisang yang lembut melapisi dinding-dinding lambung dan usus sehingga dapat menjadi lapisan anti radang. Pisang sangat membantu bagi mereka yan mengalami masalah peradangan lambung atau usus. Karena daging buah pisang sangat lembut, dianjurkan untuk tidak dijadikan jus.

BELEWAH – Kandungan beta-carotene, pro-vitamin A, magnesium, mangan, seng dan krom pada belewah dapat mengurangi peradangan dan memulihkan luka peradangan jaringan usus. Gula alami dan enzim yang dikandung belewah mempunyai fungsi absorpsi atau penyerapan pada usus sehingga sangat membantu gangguan usus akibat makan tergesa-gesa sehingga makanan tak terkunyah dengan baik, terlalu banyak makan makanan yang berbumbu, endapan obat-obatan, atau rasa mual karena rasa kuatir yang berlebihan.

JERUK — Sari buah jeruk yang banyak mengandung vitamin C sangat baik karena selain menstimulasi sistem kekebalan tubuh, juga menghilangkan sumbatan lendir di tenggorokan, rongga hidung, paru-paru dan perut. Berguna pula untuk membersihkan liver dan menghilangkan rasa sakit di tubuh akibat influenza. Campuran sari jeruk nipis dan madu sangat berkhasiat menyembuhkan radang tenggorokan dan amandel. Bagi mereka yang memiliki gangguan lambung, tentu pilih buah jeruk yang tidak terlalu asam.

KURMA — Kandungan gula kurma yang tinggi membuat kurma menjadi buah yang menghasilkan enerji tinggi. Bahkan ada legenda bahwa Nabi Muhammad SAW berbuka puasa hanya dengan 3 butir buah kurma, tentunya yang berkualitas tinggi. Kandungan gula kurma sangat membantu menyembuhkan luka. Hati-hati bagi mereka yang memiliki penyakit diabetes, jangan terlalu banyak mengkonsumsi buah ini.

PEPAYA dan MANGGA — Jus campuran pepaya dan mangga memiliki kandungan karbohidrat dan enzim yang tinggi. Jus segar ini bermanfaat dalam menanggulangi pembengkakan da peradangan, gangguan pencernaan dan demam. Jus mangga sendiri dapat mengurangi dehidrasi dan memperlancar sirkulasi darah. Sedangkan pepaya melancarkan buang air besar dan mengatasi sembelit.

PEAR – Mengkonsumsi buah pear membantu mengatasi rasa tidak enak di perut akibat kadar asam yang berlebihan yang berasal dari makanan berkalori tinggi, berminyak, dan pedas. Jus pear juga dapat dicampur dengan apel dan sedikit jeruk nipis.

NANAS — Enzim bromealin dalam nanas melarutkan lendir yang sangat kental dalam sistem pencernaan sehingga juga menghancurkan bisul bila ada. Masakan yang dibuat dengan 250 gr Nanas yang diiris-iris, 60 gr cincangan daging ayam dan lada secukupnya yang kemudian digoreng dapat mengatasi penyakit darah rendah dengan gejala lemasnya kaki dan tangan.

DELIMA — Di Irak dan Iran, jus delima yang dibuat kumur terlebih dahulu sebelum diminum membantu membersihkan mulut dan gigi, serta mencegah infeksi sehingga membantu menghilangkan bau mulut yang tidak sedap. Memakan dengan perlahan-lahan buah delima dan mengeluarkan bijinya dapat menjernihkan suara yang serak dan menghindari kekeringan tenggorokan. Manfaat lainnya, kandungan zat tannin dalam buah delima dapat membius cacing gelang, cacing kremi dan cacing pita dalam usus sehingga mereka dapat dikeluarkan melalui air besar. Cara ini sudah biasa digunakan oleh penduduk Mesir dan Vietnam.

TOMAT — Jus tomat segar sangat membantu pembentukan glycogen dalam liver. Menurut penelitian ditemukan bahwa jus tomat menyeimbangkan fungsi liver dengan cepat dan dengan demikian berarti menjaga stamina tubuh dan menyehatkan badan. Garam mineral yang kaya dalam tomat meningkatkan nafsu makan dan merangsang aliran air liur sehingga memungkinkan makanan dicerna dengan baik. Konsumsi tomat yang teratur membantu mengobati penyakit anoreksia (kehilangan nafsu makan).

SEMANGKA — Terlalu banyak mengkonsumsi daging-dagingan, manis-manisan, goreng-gorengan, kopi dan minuman ringan sering membuat darah terlalu banyak kandungan asamnya dan mengakibatkan bintik-bintik merah di kulit. Jus semangka akan merontokkan asam tersebut dan memperbaiki kandungan darah. Bagi penderita diabetes, mengkonsumsi secara teratur jus semangka dapat menjaga meningkatnya gula darah. Kelebihan kandungan asam urik dalam tubuh yang menyebabkan penyakit arthritis, encok dan keracunan urea dapat dihilangkan dengan meminum jus semangka secara teratur dua kali sehari.

KELENGKENG/LENGKENG — Buah ini banyak mengadung sukrosa, glukosa, protein, lemak, asam tartaric, vitamin A dan B. Sebagai salah satu sumber enerji yang besar serta mengembalikan kelancaran aliran enerji, buah yang sangat manis ini berguna untuk meningkatkan stamina sehabis sakit. Kelengkeng sangat baik untuk memenuhi kebutuhan enerji bagi wanita hamil yang lemah atau setelah melahirkan. Memakan buah ini secukupnya secara teratur dapat menambah nafsu makan, mencegah anemia dan pemutihan rambut dini. Selain itu akan mempercepat kesembuhan luka luar. Awas, konsumsi secukupnya saja, kalau kelebihan akan membuat tubuh jadi panas akibat kelebihan energi.

BELIMBING — Meminum atau memakan buah belimbing dan menelannya secara perlahan dapat mencegah dan mengatasi infeksi mulut dan tenggorokan. Campuran belimbing dan madu juga dapat membantu mencegah dan mengatasi kencing batu.

LECI — Selain kandungan protein, lemak, vitamin C, fosfor, dan zat besi, buah leci mengandung sukrosa dan glukosa yang melimpah. Mengkonsumsi buah Leci pada malam hari dapat menambah cadangan energi untuk keesokan harinya.

KELAPA – Air kelapa mengandung sukrosa, fruktosa dan glukosa, sedangkan dagingnya selain tiga hal di atas juga mengandung protein, lemak, vitamin dan tentunya minyak kelapa. Meminum air kelapa muda dan memakan dagingnya dapat mengurangi kegerahan, mulut kering, demam dengan kehausan serta diabetes. Selain itu minum air kelapa muda dipercaya membuang racun dalam darah. Perhatian, terlalu banyak minum air kelapa muda menyebabkan sedikit rasa lemas sementara. Bagi yang memiliki gangguan pada tulang jangan mengkonsumsi banyak air kelapa.

Dari berbagai sumber.

ANOTHER HUMAN BEING LIKE YOU.
RWM.BOONG BETHONY

09/02/09

KORUPSI Sub BUDAYA???

Sub CULTURE OF CORRUPTION?

STOP CORRUPTION, AN contemplation
Romo Ro Wi Ma.

CORRUPTION. A word to the usual, often we have heard, read and seen, even being very familiar about the word because of frequent reviews, reported by the media both print any audio Visual. With the different ways and actions that people often discuss corruption. The intellectual, cultural, religious leaders / religious leaders, educators / teachers, merchants, farmers, fishermen, legislative, judicial, executive, pickpockets, thieves, murderers, the demonstrators and the last is the Commission. By a loud already, screaming already, the law already, laws have been demonstrations already. Corruption road continues, the more often stirred corruption more sophisticated, and soaring in the clouds, not overtaken, unattainable. I worry that corruption is a new ideology in community life (sorry!), In fact many people say corruption is entrenched! A culture ?? Was it done mindfully? By people who are virtuous? Or because it is done for generations? From generation to generation? From Order to order? (Orla, Orba, Orfor-order reforms) probably because like that then our country was ranked fifth as a corrupt country.

Corruption is a close friend of Collusion and Nepotism. The three friends then called corruption. In the past, the term corruption is used by colleges as a candidate formulation intellectual in society, perhaps because of that, many colleges do not use the term, that is different. In order not considered adherents of corruption. A study conducted by colleagues from Indonesia Risen gives the fact that corruption has undermined all aspects of national life, either apocryphal or overtly. Corruption has been carried out in various forms, money, position, time. As a result of dishonesty, indiscipline, lies happens everywhere either by the bureaucratic apparatus of government, parliament, and the private business sector and even NGOs. If the days of Orla and ORBA corruption is centralized (power center), now even more evenly across the country. Now, a growing number of parties vying for corruption (maybe because the race is the corruption in various international events our country has always baggy in sports). Especially after the introduction of regional autonomy, corruption grows increasingly fertile. Looks like Autonomy is a fertilizer and fertilize rain for themselves. Therefore do not be surprised if the term 'harness' also chimed popular. While there is still time, still so officials, still trusted people, and others. Citing term often used famous Dai Aa Gym that "Money Politics and corruption lately done in the form of corruption in congregation, has not it?". That corruption in Indonesia is done collectively even involve institutions, including religious institutions should be the moral bulwark against corruption.
Through this article I look at some of the causes of corruption in one nation, may "Daily Padang by express" can load.

First, MORALITY! There are three things that are always in demand in the world, namely wealth, honor and power. These three things are interrelated. Because rich people can have power, because the power of people is respected, because powerful and respected people can be rich. Thirdly it is believed will ensure and be a source of happiness. Therefore, all three have tremendous allure. Then the chase, searching, that can be achieved. Pursuit of the search pattern and also a variety of ways. One popular and easy way is corruption. That's why the three things above, power became the main target. Because, with power, can do anything to fulfill the wishes. In addition to wealth, power also applies to cronies and family. Then people are willing to sacrifice even though mortgaged his soul, the cost to achieve and maintain power. Power was intoxicating. Hence the term post power syndrome due to loss of power tends to corrupt. Both terms are actually equally a mental illness. That pain and pain due to loss of power for the ruling. A humanist Madura, Zawawi Imron in the sense of frustration seeing morality and especially the rulers entangled in corruption culture, protested through books Rallies To GOD. For Zawawi Imron, the main issue is on Moral. Moral authority. There is a variety of power in this country, ranging from power for government officials, officials of the Armed Forces, National Police officials, local officials, representatives of the People's officials, officials in the state and private. Morality was directly related to the heart and soul. Crochet hooks with eternal, immortal or tresendent-imanent. Correlated directly to the Almighty. Therefore, many shy away from the consequences of moral face to face with God. Easier and easier to put on the mind and the intellect alone. The heart and soul were always rebelled to reject a moral act is always closed and removed. So if from nature already dirty so dirty continue. Because it is often not just waiting for a chance for corruption, even a chance that made-up, created and sought after. Corruption emerged from dual things: intention and chance (RCTI messages in public). Opportunity is always open, especially in the shutter of power. Here the importance of heart and soul. If the opportunity exists, always think that nobody knows! That families in need! Comrades too! Others do dishes I did not !? There is always a reason to kill the heart and soul whisper. When a human being enslaved by wealth and honor, in fact he had insulted God. Because wealth and honor has become god. When wealth and honor is everything, then human life is only driven by the desire to accumulate wealth by any means. Here man up at the lowest point of status and dignity, because he has become a slave to passion! Slaves of Sin. There is also the god. I agree to Sawawi Imron, who rallied to GOD, why God was silent in such a way trivialized by creation.

Secondly, religious orientation. There are hundreds of times, if not to say a thousand times of religious institutions in this country to talk, discuss critically theologies, while condemning that corruption is a demonic very miserable people. Sermons from the pulpit religious, in the mosque, church, temple, also through mass media print and audio-visual invite people to fight corruption and are not involved in it. Plenty of books to review the corruption from the standpoint of religion is printed and published thick. Educators in schools and colleges loudly reject corruption. Demonstration held hundreds of times calls for anti-corruption and asked the authorities the authority to arrest criminals. After all, the corruption goes on. What happened?? What's with Indonesia ?? Since time immemorial Indonesia known as the Religious community! And put the values ​​of religion as a central life. Because it often appears the religious questions among Indonesian society. Such as: Where is GOD fair? Why GOD silent? Why GOD does not punish those who openly oppressing others and eager to enrich themselves on the suffering of the weak? Or questions like this, O GOD, why honest people just getting poorer? Why do the righteous suffer even more? Or like this, Lord, why people who commit crimes increasingly prosperous while the faithful Thee increasingly suffer ?? What happened? Are people being sick? He answered emphatically, YES !. Is not it in our lives today, the values ​​were already perverted? Noble values ​​such as truth, honesty, sincerity, put cooperativeness / togetherness, increasingly thin even replaced by the values ​​of materialism and individualism, including collective thuggery. People do not hesitate to get rid of or kill another in order obtain wealth, position and even honor. Corruption and his cronies increasingly considered normal. Various misuse of position and the position which is another form of corruption is no stranger, even more is considered strange if the people in power / shake not take the opportunity to enrich themselves. They will be called a fool!

A famous philosopher, Immanuel Kant said: "If justice is lost, then there is no use people live longer in the world" Ironically, the institution of the Court is expected to uphold the truth was not devoid of bribery that also is another appearance of corruption. Clear pattern of life marked corruption, the justice has been ignored, sooner or later lead to the destruction of life. Unfortunately this life belongs to all people, and criminals are always destroy and ruin people's lives. The mindset of criminals extremely insulting religious teachings. They always found, because God is loving, just and all-forgiving, so if we do corrupt surely be forgiven. Thoughts like that are corrupt minds of religious teachings, God's forgiveness manipulated for the benefit of themselves. So do not be surprised if a lot of criminals who later became merciful and generous. Even the largest contributor in the construction of houses of worship and religious activities. In like manner that harasses corrupt religion.
Remembered what the famous preacher Aa Gym that corruption in Indonesia is already congregation. Because it is done collectively and involve religious institutions that should be a moral bulwark against corruption. But many religious officials and religious organizations are deliberately asking for donations to officials whose wealth was obtained through illicit means. Or, to logging companies that are clearly destructive and denude forests and customary rights of the people.
Religiosity nation Indonesia has been known since time immemorial, and it was very encouraging. Until now Indonesia is still very religious nation! Even look more lively. The place and the room is always full of worship attended by the people. Religious holiday celebrated with splendor, greeting-greeting religious nuance to any fashion label given religion (church clothes, Muslim clothes, clothes for prayer, etc.). But strange, that amid the rise of the religious, moral society is evident that the slump. This is an indication that religious life does not affect the pattern of everyday life. Looks like worship and way of daily living separately and do not have a relationship. Lest religious life to bloom only superficial. Because of religious life can be manipulated. Maybe our hearts is very porous, it is damaged. Already blunt.


A Chinese proverb says "The fish is rotting from the head". That is, a corrupt leader would give birth to a corrupt society; director, office chief, section chief, district, regents, governors, ministers, vice president, president, or a boss who will give birth to corrupt corrupt subordinates. It could also, corrupt religious leaders, will give birth to a people corrupt. Perhaps this is why Indonesia occupied the 5th most corrupt country in the world. A degree is actually very embarrassing considering that Indonesian society claims to be a religious nation / the most religious. Therefore, there must be nothing wrong in us understand the religion and the religious. We think together. Or otherwise! 

We Ask the Tukul the laptop was only asking questions only.

Indonesian Verzion

STOP KORUPSI, SUATU PERMENUNGAN
Rob Colection




KORUPSI. Sebuah kata biasa, kerap kita dengar, baca dan saksikan, bahkan menjadi sangat akrab terhadap kata itu karena seringnya diulas, diberitakan di media massa baik cetak pun audio Visual. Dengan cara dan aksi yang beda orang sering membahas Korupsi. Para intelek, budayawan, tokoh agama/pemuka agama, pendidik/dosen, saudagar, petani, nelayan, legislative, yudikatif, eksekutif, copet, pencuri, pembunuh, para demonstran dan yang terakhir adalah KPK. Ngomong lantang sudah, teriak-teriak sudah, hukumnya sudah, undang-undangnya sudah demonstrasi sudah. Korupsi jalan terus, semakin sering diaduk-aduk korupsi makin canggih, dan membumbung diawan-awan, tidak terkejar, tak terjangkau. Saya kuatir bahwa korupsi merupakan idiologi baru dalam kehidupan masyarkat (mohon maaf!), Nyatanya banyak orang bilang korupsi sudah membudaya! Menjadi budaya?? Apakah karena dilakukan penuh kesadaran? Oleh orang-orang yang berbudi? Atau karena dilakukan secara turun temurun? Dari generasi ke generasi? Dari Orde ke orde?(Orla, Orba, Orfor-orde reformasi) mungkin karena seperti itu maka Negara kita menduduki peringkat ke-5 sebagai Negara Korup.
Sahabat karib Korupsi adalah Kolusi dan Nepotisme. Ketiga sahabat ini kemudian dijuluki KKN. Dulu, istilah KKN dipakai oleh Perguruan tinggi sebagai penggodokan calon intelektualnya ketengah masyarakat, mungkin karena itu, banyak perguruan tinggi tidak memakai istilah ini, supaya beda. Supaya tidak dianggap para penganut KKN. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh rekan-rekan dari Indonesia Bangkit memberikan kenyataan bahwa KKN telah menggerogoti seluruh aspek kehidupan berbangsa, baik secara apokrif maupun terang-terangan. Korupsi telah dilakukan dalam berbagai bentuk, uang, jabataan, waktu. Akibatnya ketidakjujuran, ketidakdisiplinan, kebohongan terjadi dimana-mana baik oleh aparat birokrasi pemerintahan, dewan perwakilan rakyat, dan sector usaha swasta bahkan Lsm-lsm. Kalau zaman ORLA dan ORBA korupsi terjadi sentralistik (pusat kekuasaan), sekarang malah semakin merata diseluruh pelosok tanah air. Kini, semakin banyak pihak berlomba untuk korupsi (mungkin karena perlombaan korupsi ini maka dalam berbagai ajang internasional Negara kita selalu kedodoran dalam olah raga). Terlebih sesudah berlakunya Otonomi Daerah, korupsi tumbuh kian subur. Sepertinya Otonomi Daerah adalah pupuk dan hujan yang menyuburkan baginya. Karena itu jangan heran kalau istilah mumpung juga ikut-ikutan popular. Mumpung ada waktu, mumpung masih jadi pejabat, mumpung masih dipercaya rakyat, dan mumpung lainnya. Mengutip istilah yang sering dipakai Dai kondang Aa Gym bahwa “Money Politic dan korupsi akhir-akhir ini dilakukan dalam bentuk korupsi berjamaah, betul tidak?”. Bahwa Korupsi di Indonesia dilakukan secara kolektif bahkan melibatkan lembaga-lembaga termasuk lembaga keagamaan yang harusnya menjadi benteng moral melawan korupsi.
Melalui tulisan ini saya melihat beberapa hal penyebab terjadinya korupsi ditengah bangsa ini, semoga “Harian Padang Ekpres” dapat memuatnya.
Pertama, MORALITAS! Ada tiga hal yang selalu dicari orang di dunia ini, yaitu kekayaan, kehormatan dan kekuasaan. Ketiga hal tersebut saling terkait. Karena kaya orang bisa memiliki kekuasaan, karena berkuasa orang dihormati, karena dihormati orang bisa berkuasa dan sekaligus kaya. Ketiga hal ini diyakini akan menjamin dan menjadi sumber kebahagian. Karena itu, ketiganya mempunyai daya pikat yang luar biasa. Lalu orang mengejar-ngejar, mencari-cari, supaya dapat diraih. Pola pencarian dan Pengejaran juga dengan berbagai cara. Salah satu cara yang popular dan gampang adalah korupsi. Itu sebabnya dari ketiga hal diatas, kekuasaan menjadi target utama. Sebab, dengan kekuasaan, bisa berbuat apa saja untuk memenuhi keinginan. Disamping untuk kekayaan, kekuasaan juga berlaku untuk kroni-kroni dan keluarganya. Maka orang rela berkorban meskipun menggadaikan jiwanya, mengeluarkan biaya untuk meraih dan mempertahankan kekuasaan. Kekuasaan itu memabokkan. Makanya ada istilah post power syndrome karena kehilangan power tends to corrupt. Kedua istilah ini sebenarnya sama-sama penyakit kejiwaan. Yaitu sakit akibat kehilangan kekuasaan dan sakit karena berkuasa. Seorang budayawan Madura, D. Zawawi Imron dalam rasa prustasi melihat moralitas bangsa dan terutama para penguasa yang terjerat dalam budaya korupsi, memprotes lewat buku Unjuk Rasa Kepada ALLAH. Bagi Zawawi Imron, pokok persoalan utama ada pada Moral. Moral penguasa. Ada ragam kekuasaan di Negeri ini, mulai dari kekuasaan karena pejabat pemerintah, pejabat ABRI, pejabat POLRI, pejabat Daerah, pejabat wakil Rakyat, pejabat di BUMN dan Swasta. Moralitas itu berhubungan langsung dengan hati dan jiwa. Kait mengait dengan yang kekal, abadi atau tresendent-imanent. Berkorelasi langsung pada Yang Maha Kuasa. Karena itu, banyak yang menghindar dari konsekwensi moral yang berhadap-hadapan langsung dengan Tuhan. Lebih mudah dan gampang memakai pikiran dan akal saja. Hati dan jiwa yang selalu berontak untuk menolak perbuatan a moral selalu ditutup dan disingkirkan. Jadi kalau dari sononya sudah kotor ya kotor terus. Karena itu kerap tidak hanya menunggu kesempatan untuk korupsi, malahan kesempatan itu dibuat-buat, diciptakan dan dicari-cari. Korupsi muncul dari dual hal: niat dan kesempatan (pesan RCTI kepublic). Kesempatan selalu terbuka, terutama diranah kekuasaan. Disini pentingnya peranan Hati dan jiwa. Kalau kesempatan ada, selalu terpikir bahwa tidak ada yang tahu! Bahwa keluarga membutuhkan! Kawan-kawan juga! Orang lain melakukan masakan saya tidak!? Selalu ada alasan untuk membunuh bisikan Hati dan jiwa. Ketika manusia diperbudak oleh harta dan kehormatan, sebenarnya ia telah menghina Tuhan. Sebab harta dan kehormatan telah menjadi tuhannya. Ketika harta dan kehormatan adalah segala-galanya, hidup manusia lalu hanya dimotori oleh keinginan untuk mengumpulkan harta dengan menghalalkan segala cara. Disini manusia sampai pada titik terendah dari harkat dan martabatnya, karena ia sudah menjadi budak nafsu! Budak Dosa. Disitu juga tuhannya. Saya setuju kepada Sawawi Imron yang berunjuk rasa kepada ALLAH, mengapa Tuhan diam saja disepelekan sedemikian rupa oleh ciptaanNya.
Ke-dua, Orientasi keagamaan. Ada ratusan kali, kalau tidak mau dikatakan ribuan kali lembaga-lembaga keagamaan ditanah air berbicara, membahas secara kritis theologies, sekaligus mengutuk bahwa korupsi adalah perbuatan iblis yang sangat menyengsarakan orang banyak. Khotbah-khotbah dari mimbar keagamaan, di Masjid, Gereja, Pura, juga lewat Media massa cetak dan audio visual mengajak umat untuk melawan korupsi dan tidak terlibat didalamnya. Banyak buku-buku yang mengulas korupsi dari sudut pandang Agama dicetak dan terbit tebal-tebal. Para pendidik disekolah dan perguruan tinggi lantang menolak korupsi. Demonstrasi digelar ratusan kali menyerukan anti KKN dan meminta penguasa berwewenang untuk menangkapi koruptor. Toh, korupsi jalan terus. Apa yang terjadi?? Ada apa denganmu Indonesia?? Sejak dahulu kala Indonesia dikenal sebagai masyarakat Religius! Dan menempatkan nilai-nilai agama sebagai central kehidupannya. Karena itu sering muncul pertanyaan-pertanyaan religius ditengah masyarakat Indonesia. Seperti : Dimanakah ALLAH yang adil? Mengapa ALLAH berdiam diri? Mengapa ALLAH tidak menghukum orang yang terang-terangan menindas sesama serta asyik memperkaya diri diatas penderitaan yang lemah? Atau pertanyaan seperti ini, Ya ALLAH, mengapa orang jujur makin miskin saja? Mengapa orang saleh makin menderita? Atau seperti ini, TUHAN, mengapa orang yang melakukan kejahatan makin makmur sementara orang yang setia padaMu semakin menderita?? Apa yang terjadi? Sakitkah masyarakat kita? Jawabnya tegas, YA!. Bukankah dalam kehidupan kita dewasa ini, nilai-nilai pun sudah diputar balikkan? Nilai-nilai yang luhur seperti, kebenaran, kejujuran, ketulusan, mengutamakan kegotong-royongan/kebersamaan, makin lama makin tipis bahkan diganti oleh nilai-nilai materialisme dan individualisme, termasuk premanisme kolektif. Orang tidak segan menyingkirkan atau membunuh sesama demi memperolah harta, jabatan bahkan kehormatan. Korupsi beserta kroninya makin lama makin dianggap biasa. Berbagai penyalagunaan jabatan dan kedudukan yang merupakan bentuk lain dari korupsi sudah tidak asing lagi, justru makin dianggap aneh jika orang yang berkuasa/berjabatan tidak memanfaatkan kesempatan untuk memperkaya diri. Mereka akan digelari orang bodoh!
Seorang Filsuf kenamaan, Imanuel Kant mengatakan :“Jika keadilan sudah hilang, maka percumalah manusia hidup lebih lama di dunia” Ironinya, lembaga Pengadilan yang diharapkan dapat menegakkan kebenaran ternyata tidak sepi dari praktek suap yang juga adalah penampakkan lain dari korupsi. Jelas pola hidup yang ditandai korupsi dimana keadilan sudah tidak dipedulikan, cepat atau lambat membawa kehancuran hidup. Celakanya hidup ini milik semua orang, dan koruptor selalu menghancurkan dan merusak hidup orang banyak. Pola pikir koruptor sangat melecehkan ajaran agama. Mereka selalu berpendapat bahwa, karena Tuhan itu maha kasih, maha adil dan maha mengampuni, maka kalau kita berbuat korup pasti akan diampuni. Pikiran seperti itu adalah pikiran korup terhadap ajaran agama, pengampunan Tuhan saja dimanipulasi untuk kepentingan diri. Jadi jangan heran bila banyak koruptor yang kemudian menjadi pemurah dan dermawan. Bahkan menjadi penyumbang terbesar dalam pembangunan rumah-rumah ibadah dan berbagai kegiatan keagamaan. Dengan cara seperti itulah koruptor melecehkan agama.
Teringat ucapan dai kondang, Aa Gym bahwa korupsi di Indonesia sudah berjamaah. Karena ia dilakukan secara kolektif dan melibatkan lembaga keagamaan yang semestinya menjadi benteng moral melawan korupsi. Tetapi banyak pengurus keagamaan dan ormas keagamaan yang dengan sengaja meminta sumbangan kepada para pejabat yang kekayaannya diperoleh melalui cara yang tidak halal. Atau, kepada para pengusaha HPH yang jelas-jelas merusak dan menggunduli hutan rakyat dan hak ulayat.
Religiositas bangsa Indonesia sudah terkenal sejak dahulu kala, dan itu sangat membanggakan. Sampai sekarang bangsa Indonesia masih sangat religius! Bahkan terlihat semakin semarak. Tempat-tempat ibadah selalu penuh dihadiri oleh umat. Hari raya keagamaan dirayakan dengan semarak, sapaan-sapaan bernuansa religius sampai pakaianpun diberi lebel agama (baju gereja, busana muslim, baju sembahyang, dst). Tetapi aneh, bahwa ditengah maraknya kehidupan beragama, nyata bahwa moral masyarakat semakin merosot. Ini sebuah indikasi bahwa kehidupan keagamaan tidak mempengaruhi pola hidup sehari-hari. Sepertinya ibadah dan cara hidup sehari-hari terpisah dan tidak mempunyai hubungan. Jangan-jangan kehidupan keagamaan hanya marak lahiriah saja. Sebab hidup beragama pun dapat dimanipulasi. Mungkin hati kita sangat keropos, sudah rusak. Sudah tumpul.
Sebuah pepatah cina mengatakan “Ikan itu membusuk mulai dari kepalanya”. Artinya, pemimpin yang korup akan melahirkan masyarakat yang korup; direktur, kepala kantor, kepala bagian, camat, bupati, gubernur, mentri, wakil presiden, presiden, atau atasan yang korup akan melahirkan bawahan yang korup. Bisa juga, pemuka agama yang korup, akan melahirkan umat yang korup. Barangkali inilah sebabnya, mengapa Indonesia menduduki Negara terkorup ke-5 di dunia. Sebuah gelar yang sesungguhnya sangat memalukan mengingat bahwa masyarakat Indonesia mengklaim sebagai bangsa yang religius/paling beragama. Karena itu, pastilah ada yang salah dalam kita memahami Agama dan beragama. Kita renungkan bersama. Atau kalau tidak! Kita Tanya saja pada Tukul yang Laptop-nya hanya mengajukan pertanyaan saja.

Rob Colection

RWM.BOONG BETHONY

05/02/09

KRISIS

-->
Krisis kali ini mengglobal! Artinya, mendunia, terjadi dimana-mana, tidak ada satu daerah/wilayah di belahan bumi yang terhindar, semua terdampak. Respons yang diberikan bermacam-macam orang. Mulai dari Kepala Pemerintahan, Kepala Daerah, Direktur Bank, Direktur Perusahaan, Koruptor, Kiyai, TukanG Saldo/Sais, Pedagang, Sipir, Iburumah tangga, Pelajar-Mahasiswa, Pengangguran, Buruhkasar, copet, sampai masyarakat desa. Pendapat pun beraneka ragam, sesuai pengetahuan, pengalaman dan kepentingan terhadap situasi tersebut. Ada yang ‘menggampangkan’, ada yang menganggap hal biasa/temporal sampai beranggapan bahwa seolah kiamat sudah di depan mata.
Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam prespektif optimistis mengatakan, tidak ada yang perlu dikuatirkan karena fundamental ekonomi nasional kuat. Sebab, menurut dia, berbeda dengan krisis ekonomi pada 1997, ‘tempat kejadian perkara’ (TKP) atau locus delicti-nya bukan di Indonesia tapi di Amerika Serikat. Simpelnya, krisis ini di sana, bukan di sini, di Indonesia. Atau secara psikologis, krisis itu jauh dari Indonesia……dan Pernyataan JK itu benar. Tapi JK lupa bahwa krisis semacam ini selalu linier dalam bentuk benang merah yang secara makro berpengaruh langsung pada tiap penghuni Rumah Besar Dunia yang di saat bersamaan juga sedang dalam domain krisis, setidak-tidaknya pada tahap Crisis download.
Dan Pernyataan JK yang notabene “the Second President of Indonesia” itu, mengingkari realitas Rakyat Indonesia yang mengalami langsung dampak linier krisis global ini. Pada awal tahun 2009, dicatat bahwa akibat Krisis Global ada 1070 Industri skala kecil, 892 industri skala menengah, 278 industri skala besar harus merumahkan/mem-PHK karyawan, dan belum terhitung Home Industri/House Produck yang gulung tikar dan jumlahnya diperkirakan sekitar 6000-an. Krisis yang terjadi di Amerika (menurut bahasa JK) justru menyumbang sekitar 4.000.000 pengangguran baru. Bahwa Pernyataan JK November 2008 ini membuktikan bahwa Para Pemimpin Bangsa ini sedang dalam masaalah besar, yaitu krisis sosial atau Krisis Kepekaan pada rakyat. Satu yang di lupa JK bahwa seburuk-buruknya dampak ‘batuk’ ekonomi bagi rakyat Amerika Serikat, mereka akan tetap lebih kuat di banding Indonesia.
Sebaliknya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan sesuatu yang bertentangan pernyataan JK. Menurut SBY, krisis ini akan berlangsung, atau berdampak hingga dua tahun mendatang. SBY mengakui bahwa Indonesia tidak akan terbebas dari krisis ini. Dia menyebut krisis ini sebagai tsunami ekonomi namun lokasinya di Amerika Serikat. Indonesia pasti terkena namun tidak berada pada pusat episentrum. Pernyataan SBY lebih realistis sekaligus membangun pemikiran bahwa beberapa waktu kedepan rakyat mesti siap menghadapi Global krisis ini. Tapi bukan rakyat saja, terutama Pemerintah harus lebih siap dalam menangani krisis ini.
Tapi saya kok Pesimis ya? Lha wong nangani “krisis Lumpur Lapindo” yang amat jelas membuat Rakyat Porong Sidoardjo tenggelam dalam lumpur derita, Pemerintah nggak siap, bahkan cenderung lepas tangan! Lebih parah lagi, Sang “MAESTRO” pemilik usaha dan modal PT. LAPINDO ongkang-ongkang kaki sambil menari-nari dalam berbagai ragam penampakan. Bussyet Daah.
Para pengamat dan pelaku ekonomi sepakat bahwa krisis saat ini baru tahap inkubasi. Artinya, dampak sebenarnya belum terasa sekarang! Tapi pada pertengahan 2009. Pada saat itulah sebenarnya ketakutan itu berada dan harusnya sedapat mungkin diminimalisir mulai saat ini. Tapi, sayang bahwa Pemerintah saat ini sedang dalam tahap melupakan Rakyat dengan membangun CITRA demi memenangi PEMILU. Seolah-olah tidak ada krisis. Semua pemikiran, tenaga dan perhatian bahkan DANA Trilliunan diarahkan pada Persoalan Pemilu. Tokoh-tokoh Politik, Pemerintah, Legislatif, Rohaniawan dan Artis bermain dalam satu panggung dan memaksa rakyat untuk menonton, terlibat bahkan bergabung diatas panggung raksasa ini.
Belum lagi belanja iklan politik para politikus yang jika di beber ke publik akan membuat mata rakyat terbelalak. Angka 2,4 trilliun rupiah di perkirakan akan mencapai level 5 trilliun pada PEMILU PRESIDEN pertengahan tahun ini. Padahal, menurut pengamat dan pelaku ekonomi puncak krisis Global yang diawali bulan Oktober/September 2008 lalu justru akan memuncak anehnya bukan di Amerika sana tapi di ASIA dan AFRIKA. Mungkin Pemerintah kita Lupa, Amerika saat ini adalah Pusat Mobilitas Keungan Dunia. Dan ketika pusat sedang bergoyang, maka goyangang kecil itu semakin jauh makin keras. Persis seperti Stunami tahun 2004 kemaren. Amerika Serikat krisis tidak bisa dibandingkan dengan Indonesia krisis. Indonesia bukan Amerika Serikat atau sebaliknya.
Jadi, bagaimana sebenarnya kehidupan mendatang, setidaknya tahun 2009, semua sudah begitu jelas di depan mata. Bukan hanya bisa diprediksi. Indonesia tidak bisa merasa percaya diri dengan bersikap seolah-olah tidak sedang dalam krisis. Indonesia belum sepenuhnya keluar dari krisis yang lahir pada 1997, namun kini harus menggandakannya dengan dampak krisis 2008. Bahkan, tidak tertutup kemungkinan, walau Indonesia hanya terkena ‘demam’ dampaknya, bila tidak arif, akibatnya bisa ‘mematikan’.
Sekali lagi, Indonesia belum sepenuhnya pulih dari krisis dan sekarang harus menghadapi ‘dampak’ krisis baru. Sedihnya, selain harus menghadapi krisis ekonomi babak ke-2 ini, Indonesia masih berhutang banyak dalam mengatasi krisis domestik yang potensial menggerogoti kekuatan untuk keluar dengan gemilang melewati krisis ini. Korupsi dan mentalitas koruptif dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) hanyalah segelintir contoh krusial yang berpotensi mengancam keutuhan negara ini.
Pengharapan..................BERSAMBUNG

RWM.BOONG BETHONY

17/01/09

Foto-foto di SEKO PADANG, Eno.


Slide diatas adalah acara syukuran yang diselenggarakan di ENO - Seko, Kecamatan Seko, Kabupaten Luwu Utara - Sulawesi Selatan.
RWM.BOONG BETHONY

01/01/09

Tajuk UU Anti Porno Grafi

Sekitar UU Antipornografi.
Sebuah Tajuk

Awalnya banyak ahli dan pengamat (pekerja seni, agamawan/rohaniawan, budayawan) menolak UU antipornografi, ketika undang-undang ini masih menjadi sebuah RUU. Dengan argumen-argumen yang cukup kuat disertai data dan pandangan yang sangat argumentatif. Akan tetapi kepentingan POLITIK dan keinginan 'Golongan Tertentu' untuk menjadikan RUU itu menjadi UU jauh lebih kuat dari pada suara-suara penolakan yang muncul hampir dari seluruh wilayah Indonesia, bahkan ada yang mengancam akan keluar dari NKRI bila RUU ini menjadi UU.
Sebaliknya 'Penghuni Gudung Senayan Peninggalan ORDE LAMA' menganggap bahwa dalam masyarakat seperti Indonesia UU Anti Porno Grafi tersebut sangat diperlukan.
Mungkin dalam beberapa kasus UU ini memang di perlukan tapi itu sangat konteks dan tidak bisa menjadi 'Generalisasi' dalam wilyah masyarakat Indonesia yang mata mejemuk ini.
Tulisan ini saya buat sebagai refleksi akhir tahun menyikapi pengesahan UU Porno Grafi, disertai beberapa catatan yang saya anggap penting seperti dihalaman berikut.
UU Porno Grafi yang sekarang, menurut saya tidak memenuhi syarat minimum kompetensi yang harus dituntut.
Pertama, UU ini tidak membedakan antara porno dan indecent (tak sopan) dan bahkan mencampur aduk dua-duanya dengan erotis. Porno adalah segala apa yangmerendahkan manusia menjadi objek nafsu seksual saja. Tetapi dalam sebuah UU pengertian filosofis ini harus diterjemahkan ke dalam definisi yang operasional yang dapat dipertanggung jawabkan. Paham indecent malah tidak muncul di UU ini.
Istilah yang dipa-kai, "bagian tubuh tertentu yang sensual", menunjukkan inkompetensi para konseptor UU ini.
Yang dimaksud (penjelasan pasal4) adalah "antara lain alat kelamin, paha, pinggul, pantat, pusar, dan payudara perempuan, baik terlihat sebagian maupun seluruhnya."Dan itu semuanya porno? Astaga!
Bedanya porno dan indecent adalah bahwa porno di mana pun tidak diperbolehkan, sedangkan indecent tergantung situasi.
Alat-alat kelamin primer memang di masyarakat mana pun ditutup.
Tetapi bagian tengah tubuh perempuan di India misalnya tidak ditutup, tak ada pornonya sedikit pun (dan perut bagian tengah terbuka pada anak perempuan sekarang barangkali tak sopan tetapi jelas bukan porno).
Lalu, "bagian payudara perempuan" mulai di mana? Paha di kolam renang tidak jadi masalah, tetapi orang dengan pakaian renang masuk di jalan biasa bahkan didenda di St Tropez.
Yang harus dilarang adalah yang porno, sedangkan tentang indecency tak perlu ada undang-undang, tetapi tentu boleh ada peraturan-peraturan(misalnya di sekolah, dan bisa berbeda di Kuta dan di Padang).
Sedangkan "erotis" bukan porno sama sekali. Erotis itu istilah bahasa kesadaran. Apakah sesuatu itu erotis lies in the eyes of thebeholder (tergantung yang memandang)! Bagi orang yang sudah biasa, perempuan dalam pakaian renang di sekitar kolam renang tidak erotis dan tidak lebih merangsang daripada perempuan berpakaian penuh dilain tempat. Tetapi perempuan elegan, berpakaian gaun panjang, kalau naik tangga lalu mengangkat rok sehingga 10 cm terbawah betisnya jadi kelihatan, bisa amat erotis. Tarian erotis mau dilarang? Tetapi apakah ada tarian yang tidak erotis? Seni tari justru salah satu cara (hampir) semua budaya didunia mengangkat kenyataan bahwa manusia adalah seksual secara erotis dan sekaligus sopan. Jadi erotis juga tidak berarti tak sopan.
Hal erotis seharusnya sama sekali tidak menjadi objek sebuah undang-undang. UU ini seharusnya tidak bicara tentang "gerakerotis", "goyang erotis". Yang harus dilarang adalah tarian porno. Karena itu porno harus didefinisikan secara jelas, tidak dengan mengacu pada "sensual"atau "merangsang" atau "mengeksploitasi" .
Menurut paham saya definisi porno menyangkut (1) alat kelamin, payudara perempuan (itu pun ada kekecualian, jadi tidak mutlak; apalagi tak perlu embel-embel "bagian"), dan, kalau mau, pantat;
dan(2) melakukan hubungan seks untuk ditonton orang lain.
Kedua, dan itu serius: Moralitas pribadi bukan urusan negara. Menurut agama saya memang semua pencarian nikmat seksual di luar perkawinan sah adalah dosa. Jadi kalau saya sendirian melihat-lihat gambar porno, itu dosa. Tetapi apakah negara berhak melarangnya? Bidang negara adalah apa yang terjadi di depan umum. Kalau orang dewasa mau berdosa di kamar sendiri, itu bukan urusan negara. Begitu pula, apabila saya beli barang porno untuk saya sendiri, itu tanda buruk bagi moralitas saya, tetapi bukan urusan negara (tetapi tawaran barang porno tentu boleh dilarang).
Yang perlu dikriminalkan adalah segala urusan seksual dengan orang di bawah umur. Menjual, memiliki, men-download gambar, apalagi terlibat dalam aktivitas, yang menyangkut ketelanjangan, atau hubungan seks, dengan anak harus dilarang dan dihukum keras.
Semoga catatan sederhana ini membantu untuk lebih kritis menyikapi undang-undang pornografi yang sudah menjadi bagian dari perundang-undangan negara kita.

Another Human Being Like You.
RWM.BOONG BETHONY